Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Baju baja 'Iron Man', teknologi yang dapat membantu pekerja di masa depan

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Seorang perempuan menggunakan pakaian SuitX SuitX
Eksoskeleton memberi penggunanya tambahan kekuatan dan ketahanan.

Bayangkan bila Anda mengenakan baju baja berteknologi tinggi yang membuat Anda super kuat dan tak kenal lelah.

Teknologi semacam itu, lebih tepatnya disebut eksoskeleton, terdengar seperti sesuatu yang hanya ditemukan dalam serial film superhero Iron Man.

Baca Juga:

Namun peralatan tersebut semakin banyak dipakai dalam kehidupan nyata di seluruh dunia. Dan satu produsen - SuitX California - berharap ia menjadi mainstream.

"Tidak ada keraguan dalam pikiran saya bahwa perangkat ini akhirnya akan dijual di toko peralatan rumah tangga," kata pendiri SuitX, Homayoon Kazerooni. "Setelah harganya turun, Anda akan dapat membelinya di Home Depot."

Dalam bahasa sederhana, eksoskeleton adalah perangkat eksternal yang mendukung, menutupi, dan melindungi penggunanya, serta memberikan tingkat kekuatan dan daya tahan yang lebih tinggi.

Baca Juga:

Kadang-kadang juga disebut sebagai "wearable robots" atau robot yang dikenakan pada tubuh manusia, eksoskeleton dapat ditenagai baterai dan dioperasikan dengan komputer, menggabungkan sistem motor dan hidrolik. Atau bisa juga lebih sederhana, berupa desain pasif yang menggunakan pegas dan peredam.

Seorang pria mengenakan pakaian SuitX SuitX
Eksoskeleton juga dirancang untuk melindungi penggunanya.

"Integrasi manusia dan mesin ke dalam satu sistem membuka peluang baru," kata Adrian Spragg, pakar teknologi di konsultan manajemen Accenture. "Banyak aplikasi awalnya berfokus pada aplikasi di bidang militer dan medis, tetapi dalam beberapa tahun terakhir telah bermunculan banyak penggunaan dalam berbagai kasus."

Ekspansi ini, yang disertai dengan kemajuan pesat dalam teknologinya, telah membuat eksoskeleton semakin banyak digunakan oleh pekerja manufaktur. Versi untuk konsumen juga sekarang sedang dikembangkan untuk membantu banyak orang supaya lebih mudah melakukan berbagai hal mulai dari pekerjaan swakriya (DIY), hingga berjalan, menaiki tangga, dan aktivitas sehari-hari lainnya.

Satu laporan mengatakan penjualan teknologi ini akan meroket sebagai akibatnya. Pendapatan dari eksoskeleton secara global diperkirakan akan meningkat dari $392 juta (Rp5,7 triliun) pada tahun 2020 menjadi $6,8 miliar (Rp99,4 triliun) pada tahun 2030, menurut studi yang dilakukan ABI Research.

"Pakaian" SuitX sekarang sedang diuji oleh produsen mobil General Motors dan Fiat. Prof Kazerooni, yang juga direktur Laboratorium Robotika dan Rekayasa Manusia Universitas California, mengatakan bahwa manfaat utama eksoskeleton buatan perusahaan itu adalah mencegah kelelahan otot.

"Kami telah menunjukkan bahwa aktivitas otot di punggung, bahu, dan lutut turun hingga 50%," katanya. "Jika aktivitas otot turun, itu berarti risiko cedera otot berkurang.

"Ini berarti manajer pabrik mendapatkan lebih banyak produktivitas, biaya asuransinya lebih rendah, dan lebih sedikit hari kerja yang hilang karena cedera. Ada lebih sedikit biaya dan lebih banyak produktivitas."

General Motors juga tertarik pada sarung tangan exoskeleton bertenaga baterai yang dikembangkan oleh perusahaan Swedia, Bioservo.

Sarung tangan ini, yang disebut Iron Hand (Tangan Besi), memiliki sensor dan motor di setiap jari, yang secara otomatis merespons tingkat kekuatan yang diterapkan pemakai ke tangannya saat mengangkat atau menggenggam sesuatu. Sarung tangan itu kemudian menanggung sebagian bebannya.

Seorang pria menggunakan Iroan Hand Bioservo Gunnar Seijbold
Iron Hand buatan Bioservo merespons gerakan tangan penggunanya.

BioServo mengklaim dapat meningkatkan kekuatan tangan pemakainya sebesar 20% untuk waktu yang lama.

Jason Cottrell, kepala eksekutif MyPlanet, perusahaan perangkat lunak Kanada yang telah melakukan survei tentang penggunaan eksoskeleton, mengatakan dunia baru saja mulai memahami potensi teknologi ini.

Aplikasi Iron Hand Bioservo Bioservo
Aplikasi Iron Hand memungkinkan pengguna mengatur seberapa kuat sarung tangan merespons pergerakan tangannya.
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Singkatnya, implikasinya luar biasa," katanya. "Industri padat karya seperti manufaktur dan pertanian selalu bergantung pada tenaga kerja yang harus menanggung tingkat kelelahan fisik dan risiko tertentu.

"Perangkat yang menopang kerangka seseorang saat melakukan pekerjaannya akan secara fundamental mengubah cara industri berjalan."

Sebagai contoh kemungkinan aplikasi lain, Cottrell merujuk ke Delta Airlines, yang tahun lalu mengumumkan bahwa mereka sedang menguji eksoskeleton buatan Sarcos Robotics, yang berbasis di Utah.

Powered suit tersebut, yang sedang diuji coba oleh staf penanganan kargo, pemeliharaan, dan dukungan darat Delta, dapat mengangkat beban hingga 90kg selama delapan jam tanpa berhenti.

Seorang pria menguji coba eksoskeleton buatan Sarcos Robotics. Getty Images
Eksoskeleton yang diuji coba oleh para staf Delta Airlines memungkinkan penggunanya untuk mengangkat beban hingga 90 kg.

"Dan bagaimana dengan pelayan di restoran?" tambah Cottrell. "Bagaimana mereka bisa mendapatkan keuntungan dari perangkat yang membantu menopang lengan yang membawa nampan?"

Eksoskeleton paling canggih menggunakan sistem komputer kecerdasan buatan - perangkat lunak yang dapat belajar dan beradaptasi dengan sendirinya, sampai tingkat tertentu. Prof. Sandra Wachter, mitra peneliti senior kecerdasan buatan di Universitas Oxford, mengatakan body suit seperti itu patut disambut, namun dengan kehati-hatian.

"Secara umum saya memandang perkembangan ini sangat positif bagi kesehatan dan keamanan kerja," ujarnya. "Mesin seharusnya membantu kita dalam pekerjaan yang membosankan, berbahaya, dan kotor.

"Sistem robotika yang melindungi bahu, punggung, dan kepala Anda, misalnya ketika Anda mengangkat atau memindahkan sesuatu, sangatlah penting. Inilah salah satu manfaat yang menarik dari robotika.

"Namun timbul masalah jika robotika juga berfungsi sebagai pengawas di tempat kerja. Apakah pakaian eksoskeleton ini melacak pergerakan Anda, seberapa cepat Anda bergerak, seberapa sering Anda istirahat? Apakah suatu sistem membandingkan data ini dengan data pekerja lain untuk menilainya? Apa yang akan terjadi jika Anda bergerak lebih lambat dari yang lain, atau istirahat lebih sering?"

Bagaimanapun, pada saat ini, adopsi teknologi eksoskeleton yang lebih luas masih terhambat oleh sejumlah faktor, termasuk kapasitas baterai, rentang gerak yang terbatas, dan biaya.

"Harga rata-rata [satu eksoskeleton untuk seluruh tubuh] sekitar $45.000 (Rp657 juta)," kata Spragg dari Accenture. "Namun, dengan produksi massal dan kematangan teknologi, harganya akan turun."

Seorang pria mengenakan penopang lutut SuitX SuitX
SuitX sedang menguji coba penopang lutut untuk membantu pejalan kaki dan pendaki gunung.

Prof. Kazerooni dari SuitX berkata bahwa penurunan harga juga akan membuka kemungkinan untuk menyentuh pasar yang besar - eksoskeleton untuk rekreasi. Perusahaannya saat ini tengah mengerjakan suatu alat yang dapat menopang lutut penggunanya.

"Ini bukan hanya untuk orang-orang yang suka memanjat atau mendaki gunung, atau anak-anak muda yang ingin bertualang, atau orang-orang yang ingin lebih banyak berjalan dan mendaki tanpa melukai lutut mereka," ujarnya. "Semua usia akan dapat menggunakannya. Ia hanya memberi Anda sedikit tambahan tenaga."

Peliputan tambahan oleh Will Smale

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada