Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Hamas melawan Israel dengan hujan roket, seperti apa sistem persenjataannya?

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Palestinian militants from Hamas's military wing, the Izzedine al-Qassam Brigades, display a Qassam rocket at a parade in Rafah, southern Gaza, on 21 August 2016 Getty Images
Hamas diyakini memiliki sederet rudal yang dapat membalas serangan militer Israel.

Walau kematian, kerusakan dan penderitaan muncul di kedua belah pihak dalam pertikaian Palestina-Israel, konflik ini sangat tidak seimbang.

Israel jelas kubu yang jauh lebih kuat. Dengan kekuatan tempur udara, drone bersenjata, dan sistem pengumpulan intelijen, Israel dapat dengan mudah menyerang target mereka di Gaza.

Baca Juga:

Israel membuat klaim bahwa serangan mereka hanya menyasar tempat-tempat yang digunakan sebagai basis kelompok militer Palestina.

Di sisi lain, kelompok Hamas meladeni kekuatan Israel dengan mengandalkan roket-roketnya.

Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, juga telah mengancam akan meningkatkan serangan, sembari memberi peringatan bahwa "bila Israel ingin meningkatkan [serangan], kami siap untuk itu," seperti yang dikutip AFP.

Baca Juga:

Namun kepadatan penduduk Palestina sangat tinggi. Ada juga fakta bahwa fasilitas Hamas dan Jihad Islam berada dekat dan di antaranya tersembunyi di bawah bangunan warga sipil.

Konsekuensinya, mencegah jatuhnya korban sipil sama sekali tidak mungkin.

Meski berstatus sebagai kubu yang 'lebih lemah', Hamas dan Jihad Islam memiliki persenjataan yang dapat menyerang Israel.

Dua kelompok bersenjata di Palestina ini sudah mencoba berbagai taktik. Baru-baru ini sistem pertahanan Israel menembak jatuh drone, yang mungkin bersenjata, yang melintas ke wilayah Israel dari Gaza.

Seorang juru bicara militer Israel menyebut satu 'tim elit Hamas" berusaha menyusup ke Israel melalui terowongan dari bagian selatan Jalur Gaza.

Militer Israel tampaknya, telah mewaspadai serangan ini. Dan menurut juru bicara tadi, penyusupan itu bisa mendorong mereka meledakkan terowongan tersebut.

Rockets are launched by Palestinian militants in Gaza towards Israel (10 May 2021) Reuters
Israel tuduh militan di Gaza tembakkan lebih dari seribu rudal ke wilayah mereka sejak Senin lalu.

Sejauh ini, persenjataan paling signifikan di gudang senjata Palestina adalah berbagai macam rudal darat-ke-darat mereka.

Beberapa di antaranya diyakini diselundupkan melalui terowongan dari semenanjung Sinai di Mesir.

Terdapat dugaan, persenjataan lain seperti rudal anti-tank buatan Kornet, Rusia, yang digunakan dalam konflik beberapa hari terakhir, juga diselendupkan melalui terowongan itu.

Namun sebagian besar persenjataan Hamas dan Jihad Islam diproduksi di pusat manufaktur yang relatif canggih di Jalur Gaza.

Sejumlah pakar dari Israel maupun negara lain yakin Iran berperan penting dalam membangun industri persenjataan tersebut.

Atas asumsi itu, Israel menjadikan pabrik dan gudang senjata di Gaza sebagai salah satu sasaran utama serangan militer mereka.

A Palestinian man walks past the remains of a tower block in Gaza City that was destroyed in an Israeli air strike (12 May 2021) Reuters
Militer Israel menyerang Gaza dengan pesawat tempur dan kekuatan darat.

Sangat mustahil memperkirakan jumlah rudal yang dimiliki Hamas.

Rudal mereka diyakini memiliki daya jangkau yang beragam. Militer Israel memiliki perkiraan sendiri, tapi enggan membagikannya ke publik.

Para pejabat Israel hanya akan berkata bahwa mereka yakin Hamas dapat terus-menerus menembakkan rudal dalam kurun waktu lama.

Kelompok militan Palestina menggunakan berbagai macam rudal. Sejauh ini tidak terlihat kebaruan dalam desain dasar rudak mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Akan tetapi, daya jangkau dan muatan eksplosif rudal itu diyakini meningkat.

Map showing ranges of Hamas' missiles BBC

Hamas memiliki sejumlah rudal sistem jarak pendek seperti Qassam (daya jangkau 10 kilometer) dan Quds 101 (16 kilometer). Ada juga Grad dan Sejil, keduanya mampu melesat hingga 55 kilometer.

Rudal jarak pendek mungkin adalah inventaris terbesar Hamas. Untuk serangan jarak yang lebih pendek, mereka menggunakan tembakan mortir.

Tapi Hamas juga mengoperasikan berbagai sistem rudal jarak jauh seperti M-75 (hingga 75 kilometer), Subuh (100 kilometer), R-160 (120 kilometer), dan beberapa rudal M-302 (200 kilometer).

Jadi Hamas diyakini memiliki senjata yang dapat mencapai Yerusalem dan Tel Aviv serta seluruh jalur pantai yang merupakan rumah sebagian besar populasi dan lokasi infrastruktur penting Israel.

The Israeli Iron Dome anti-missile defence system in action in Ashkelon, Israel (11 May 2021) EPA
Sistem antirudal Kubah Besi Israel diklaim mampu membendung 90% serangan rudal militan Palestina.

Militer Israel mengeklaim bahwa 200 dari lebih dari seribu roket yang ditembakkan ke Israel selama tiga hari terakhir, jatuh di Jalur Gaza. Ada yang menilai ini menandakan masalah dalam proses pembuatan senjata yang tumbuh di Gaza.

Militer Israel juga menyebut bahwa 90% dari semua rudal yang mencapai Israel dapat dicegat sistem anti-rudal Kubah Besi mereka.

Namun, sistem antirudal yang melindungi kota Ashkelon tampaknya tidak berfungsi akibat kerusakan teknis. Artinya, di balik keberhasilan teknisnya yang luar biasa itu, sistem itu bukan layar antirudal.

Streaks of light are seen as Israel's Iron Dome anti-missile system intercepts rockets launched from the Gaza Strip towards Israel, as seen from Ashkelon, Israel (12 May 2021) Reuters
Kilatan cahaya terlihat saat sistem Kubah Besi Israel berusaha mencegat rudal militan Palestina yang diarahkan ke sekitar kawasan Ashkelon, Rabu (12/05).

Untuk mengantisipasi tembakan rudal, hanya ada pilihan terbatas. Anda dapat menggunakan pertahanan antirudal. Anda bisa juga menyerang persediaan dan fasilitas produksi lawan.

Secara teori Anda juga dapat melakukan operasi darat untuk mendorong peluncur rudal kembali ke luar jangkauan efektif.

Namun semua itu tidak mungkin dilakukan dalam konflik ini. Palestina rentan karena strategi mereka tidak memiliki kedalaman strategis. Mereka juga tidak miliki tempat lain untuk berlindung.

Operasi darat untuk menahan tembakan rudal dimungkinkan. Tetapi seperti yang ditunjukkan dalam serangan besar terakhir Israel ke Gaza pada tahun 2014, korban jiwa yang muncul akan sangat besar.

Selama serangan Israel tahun 2014, 2.251 warga Palestina, termasuk 1.462 warga sipil, tewas, sementara di pihak Israel 67 tentara dan enam warga sipil tewas.

Siklus saling menembakkan roket, respons dan serangan yang terus berulang ini tidak akan meningkat ke tahap selanjutnya.

Paling-paling, masa tenang akan bergulir sebelum konflik berikutnya dimulai kembali.

Banyak pakar menilai ketegangan di Yerusalem adalah pemicu eskalasi saat ini. Sebuah sinyal sekali lagi bahwa perselisihan Israel-Palestina tidak dapat diabaikan.

Israeli security forces inspect a home in the city of Ashkelon that was hit by a rocket fired from the Gaza Strip (11 May 2021) EPA
Seiring serangan Israel ke Gaza, Hamas mengancam akan menghancurkan Ashkelon.

Walau begitu, seiring semakin banyaknya negara Arab yang berdamai dengan Israel,dan saat warga Palestina terpecah secara politik, serta karena masalah ini tidak jadi agenda utama pemimpin Israel, sulit melihat bagaimana upaya menuju perdamaian dapat dibuat.

Butuhkan kemajuan nyata di lapangan, upaya kuat dan berkelanjutan dari pihak luar. Namun faktor-faktor itu sepertinya belum terlihat.

---

Jonathan Marcus adalah pengamat hubungan internasional dan mantan koresponden isu pertahanan-diplomatik untuk BBC News

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada