Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
cekfakta

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Masker dari Tisu Basah Efektif Tangkal Penularan Virus Corona?

4 Maret 2020 | 15.36 WIB

cek-fakta
Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Video yang memperlihatkan cara membuat masker dari tisu basah beredar di media sosial. Menurut narasi yang menyertainya, masker dari tisu basah tersebut bisa menggantikan masker biasa yang kini harganya meroket setelah dua WNI di Indonesia dinyatakan positif terinfeksi virus Corona Covid-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu akun yang menyebarkan video itu adalah akun Twitter @edimaha233, yakni pada Senin, 2 Maret 2020. Akun ini menulis, "Ide bagus ini, Daripada beli masker dari orang sakit jiwa seharga 7x lipat dari harga normal."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun video yang diunggah akun tersebut memperlihatkan seorang wanita paruh baya yang memperagakan cara membuat masker dari tisu basah. "Ini tisu basah, dilipat. Sudah itu, ujungnya digunting biar ada lobang, biar bisa kita cantol di telinga. Langsung pasang ke hidung. Tertutup rapat. Kalo sangsi, dua lapis. Kalau seandainya tidak ada masker, pakai ini aja. Enggak usah sangsi."

Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah ditonton lebih dari 18.700 kali, di-retweet lebih dari 250 kali, dan disukai lebih dari 500 kali.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Twitter @edimaha233 yang memuat video cara pembuatan masker dari tisu basah.

Apa benar masker dari tisu basah efektif untuk menggantikan masker biasa dalam menangkal penularan virus Corona Covid-19?

PEMERIKSAAN FAKTA

Dikutip dari Okezone.com, ahli penyakit tropik dan infeksi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, Erni Juwita, menyatakan bahwa menggunakan masker dari tisu basah merupakan cara yang tidak tepat untuk dilakukan dalam menangkal penularan virus Corona Covid-19.

"Tisu basah? Kotor dong. Logikanya ya, konteksnya kan itu basah, maka akan mudah menyerap apapun, termasuk debu dan kotoran. Enggak benar itu," kata dokter spesialis penyakit dalam tersebut saat dihubungi Okezone.com lewat telepon pada Senin, 2 Maret 2020.

Apalagi, jika tisu basah ditambahkan dengan hand sanitizer. Menurut dia, hal tersebut malah meningkatkan risiko iritasi karena hand sanitizer mengandung alkohol. "Lebih basah ya lebih nempel. Alkohol itu menguap. Kalau digunakan tidak tepat, bikin kuman nempel. Menghirup alkohol juga berbahaya, bisa iritasi di hidung," tuturnya.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, juga menyatakan hal serupa. Menurut dia, menggunakan tisu basah sebagai pengganti masker tidak efektif untuk menangkal penularan virus Corona Covid-19. Pasalnya, bahan tisu tersebut basah sehingga debu akan menempel.

"Tisu basah jadi masker, kena debu, nempel semua. Kan itu basah luar-dalam. Kalau dibilang bisa, ya bisa. (Tapi) kita tidak terpaku dengan itu (masker)," kata Yuri di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, pada Selasa, 3 Maret 2020, seperti dilansir dari Detik.com.

Hingga kini, menurut Yuri, cara mencegah penularan virus Corona adalah dengan mencuci tangan. Meskipun disarankan menggunakan masker, saran tersebut lebih ditujukan bagi mereka yang sakit. "Jangan terpaku pada prinsip itu, kemudian tisu basah dipakai masker. Kalau kamu punya masker, ya pakai masker," katanya.

Adapun Charles Gerba, profesor mikrobiologi dan imunologi dari Universitas Arizona, mengatakan bahwa tisu basah memang ampuh untuk mematikan bakteri. Bahkan, ada sebuah klaim bahwa tisu basah mampu membunuh virus hingga 99,9 persen.

"Namun, ini hanya membersihkan di permukaan saja. Bakteri juga bisa saja menempel di tisu dan jika digunakan lagi, dijadikan masker, bakterinya akan pindah lagi ke lokasi baru dan justru akan mengganggu pernapasan," kata Gerba seperti dikutip dari Liputan6.com.

Untuk mencegah tertular virus Corona Covid-19, hal yang bisa dilakukan adalah mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun. "Karena tangan adalah pelaku utama pengirim bakteri dan virus ke tempat lain. Kita menyentuh wajah sampai 23 kali per jam. Maka, mencuci tangan merupakan langkah paling utama untuk menangkal penyebaran virus," katanya.

Menurut Eli Perencevich, profesor kedokteran dan epidemiologi dari Universitas Iowa, orang yang sehat tidak perlu memakai masker. "Sekalipun ada kasus, Anda tidak perlu memakai masker bedah, N95, masker respirator, atau apa pun untuk melindungi Anda dari virus Corona," tuturnya.

Perencevich mengatakan tidak ada bukti bahwa orang sehat yang memakai masker bisa terlindungi. "Mereka memakainya saja salah. Justru mereka dapat meningkatkan risiko infeksi karena lebih sering menyentuh wajah," ujar dokter spesialis pencegahan infeksi tersebut.

Dia pun menambahkan, "Virus corona ditularkan melalui tetesan, bukan udara. Itu berarti Anda tidak dapat menghirupnya secara bebas. Ini juga berarti masker tidak akan membantu. Sebab, masker, katakanlah masker bedah, dirancang untuk menjaga agar tetesan tidak dkeluar. Jadi, masker dimaksudkan agar pemakainya tidak membuat orang lain sakit."

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, masker dari tisu basah tidak efektif dalam menangkal penularan virus Corona Covid-19. Bahan tisu yang basah membuat debu dan kotoran lebih mudah menempel. Bakteri pun bisa saja menempel di tisu basah tersebut dan berpindah ke lokasi baru, salah satunya saluran pernapasan.

ZAINAL ISHAQ

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke [email protected]

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus