Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selain sempat mengancam menghentikan bantuan uang dan militer ke Ukraina, Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga sempat memerintahkan penutupan akses informasi intelijen berbasis citra satelit Maxar untuk intelijen Ukraina. Namun seperti dilaporkan ABC News pada Selasa, 11 Maret 2025, Trump menyatakan akan membuka kembali akses itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dalam perang Ukraina-Rusia, Trump memiliki pendekatan yang sangat kontras dibanding pendahulunya Joe Biden yang mendukung penuh Ukraina sejak invasi Rusia yang dimulai pada Februari 2022 . Taipan real estate tersebut menjalin hubungan yang mesra dengan Rusia, dan cenderung menyalahkan Ukraina atas konflik yang terjadi. Puncaknya saat ia terlibat dalam perdebatan sengit dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih pada 28 Februari 2025. Perdebatan itu berujung pada penyetopan sementara bantuan AS untuk Ukraina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berdasarkan data Kiel Institute for The World Economy, di masa pemerintahan Presiden Joe Biden, Amerika Serikat menjanjikan komitmen bantuan ke Ukraina senilai € 119 miliar, atau sekitar Rp 2,18 kuadriliun hingga 31 Desember 2024. Dari jumlah tersebut, sekitar € 114,15 miliar atau 96 persen telah disalurkan. Alokasi bantuan paling banyak dikucurkan pada triwulan akhir 2024—akhir kepemimpinan Biden—dengan nilai sebesar € 26,8 miliar.
Sebagian besar bantuan AS untuk Ukraina berupa bantuan militer dengan nilai komitmen € 65,6 miliar, disusul oleh bantuan keuangan dengan nilai hampir € 50 miliar. Ada tiga tipe bantuan yang tercatat dalam pantauan Kiel Institute for The World Economy: bantuan keuangan, bantuan kemanusiaan, dan bantuan militer.