Empat maskapai penerbangan asal Indonesia di bawah Lion Air Group, yakni Lion Air; Super Air Jet; Wings Air; dan Batik Air tercatat dalam 10 maskapai yang paling sering membatalkan penerbangan pada 2024. Laporan itu merupakan hasil analisis lembaga penerbangan berpusat di Inggris, Cirium.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lion Air tercatat membatalkan sekitar 16,7 persen penerbangan dari total 125.550 penerbangan sepenjang periode Januari-Desember 2024. Jumlah penerbangan Lion Air yang batal pada 2024 memang lebih rendah dari maskapai-maskapai Cina seperti China Eastern Airlines, China Southern Airlines, dan Air China. Namun, jumlah penerbangan Lion Air yang lebih sedikit dari tiga maskapai tersebut membuat persentase pembatalan maskapai berlambang kepala singa itu lebih besar. Dengan statistik itu, Lion Air menjadi maskapai yang paling sering membatalkan perjalanan di kawasan Asia Pasifik pada 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Performa Lion Air tersebut diikuti oleh saudaranya, Wings Air. Wings membatalkan sekitar 10 ribu dari 62 ribu penerbangan sepanjang 2024. Persentase pembatalan perjalanan yang dicatat Wings hanya 0,4 persen lebih sedikit dari Lion Air.
Dikutip dari Visual Capitalist, para maskapai di bawah Lion Air Group sering mengalami pembatalan lantaran faktor geografis Indonesia, yakni cuaca ekstrem dan erupsi gunung berapi. Riset yang dilakukan Bounce pada 2023 menempatkan Lion Air dan Wings Air sebagai dua maskapai terburuk pada tahun tersebut. Dua maskapai milik pengusaha Rusdi Kirana tersebut mencatatkan skor rendah pada aspek katering, layanan staf, hingga ketepatan waktu.
Rekor maskapai yang paling sering membatalkan penerbangan sepanjang 2024 adalah Dana Air, maskapai asal Nigeria. Maskapai tersebut membatalkan 813 dari total 2.396 penerbangan pada tahun lalu. Dengan kata lain, lebih dari sepertiga jadwal penerbangan maskapai tersebut pada 2024 mengalami pembatalan.
Mengutip CH-Aviation, otoritas penerbangan sipil Nigeria membekukan izin terbang maskapai tersebut pada April 2024. Visual Capitalist menyebut bahwa izin terbang maskapai tersebut masih dibekukan pada Januari 2025 menyusul proses audit keselamatan dan kondisi finansial perusahaan.

Faisal Javier