Lembaga statistik Vietnam (GSO) pada Senin, 6 Januari 2025 mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Vietnam pada 2024 mencapai 7,09 persen. Dilansir dari Reuters, produk domestik bruto (PDB) per kapita Vietnam pada kuartal IV tahun lalu bahkan tumbuh hingga 7,55 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sama seperti Indonesia, Vietnam juga tergolong sebagai negara kelompok kelas menengah jika diukur dari PDB per kapita. Pada 2023, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) saat itu Suharso Monoarfa mengatakan bahwa pendapatan per kapita Indonesia hampir disalip oleh Vietnam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Data Bank Dunia pun menunjukkan potensi serupa. Pada 2010, PDB per kapita Indonesia senilai $3.094,44, hampir dua kali lipat dari milik Vietnam sebesar $1.684,01. Kemudian pada 2023, selisih nilainya mengecil menjadi hanya $594.
Pertumbuhan pesat ekonomi Vietnam didorong oleh ekspor yang tumbuh sekitar 14 persen berkat kondisi perekonomian global yang kembali pulih. Selain itu GSO menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi juga didorong oleh nilai investasi asing yang terus tumbuh.
Vietnam saat ini menjadi salah satu surga bagi para investor asing, termasuk raksasa teknologi seperti Nvidia dan Apple. Dilansir dari The Diplomat, pada awal Desember lalu Nvidia mengumumkan kesepakatan investasi dengan pemerintah Vietnam dengan membangun pusat data serta riset dan pengembangan kecerdasan buatan (AI) di negara yang diporakporandakan perang saudara pada periode 1970a-an tersebut. CEO Nvidia Jensen Huang bahkan menyebut ia ingin menjadikan Vietnam sebagai “rumah kedua” perusahaan tersebut.
Sedangkan Apple telah menginvestasikan VND 400 triliun (sekitar Rp 258 triliun) di negara tersebut melalui mitra rantai pasokan lokal dan menghadirkan 200 ribu lapangan pekerjaan. Vietnam pun menjadi salah satu negara dengan pabrik perakitan produk Apple terbesar. Analis memperkirakan bahwa pada tahun 2025, Vietnam akan memproduksi 20 persen dari semua iPad dan Apple Watch, 5 persen MacBook, dan 65 persen AirPods.
Sebenarnya Vietnam masih kalah menarik dibanding Indonesia bagi para investor asing berdasarkan indeks keyakinan investasi asing (FDI Attractiveness Index) khusus negara-negara berkembang yang dirilis lembaga konsultan manajemen Kearney. Indeks tersebut mengukur optimisme para investor asing terhadap negara-negara tujuan investasi.
Namun Vietnam tercatat memiliki indeks kemudahan berbisnis yang lebih baik dibanding Indonesia seperti pada tabel di bawah. Ada beberapa aspek yang menjadikan memulai usaha di Vietnam lebih mudah dibanding Indonesia. Yakni kemudahan mendapat kredit pinjaman, kemudahan izin konstruksi, dan kemudahan mendaftarkan properti.

Faisal Javier