Calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, memenangi pemilihan presiden 2024 setelah meraih 277 suara elektoral. Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia periode 2014 – 2016 Robert Blake dan peneliti Bidang Ekonomi The Indonesian Institute Center for Public Policy Research (TII), Putu Rusta Adijaya mewanti-wanti Indonesia terhadap potensi pergeseran kebijakan Amerika Serikat di bawah Donald Trump.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tak hanya Indonesia, beberapa negara di dunia juga berpotensi dirugikan oleh kebijakan Amerika Serikat di bawah Donald Trump berdasarkan riset yang dilakukan Economist Intelligence Unit (EIU). Penelitian EIU menemukan bahwa beberapa negara bahkan memiliki potensi terdampak lebih parah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ada tiga indikator yang diukur oleh EIU dalam riset ini. Yakni perdagangan, imigrasi, dan keamanan. Dengan moto “America First”, Donald Trump berjanji memberlakukan tarif 10 persen pada semua barang impor yang masuk wilayah AS, kebijakan imigrasi yang lebih ketat, dan memaksa negara-negara sekutu yang menyediakan pangkalan militer bagi AS untuk membayar lebih dalam pembiayaan tentara-tentara AS yang ditempatkan di negara mereka. Selain itu, Trump yang menginginkan dolar yang lebih kuat tentu juga akan berdampak secara moneter bagi negara-negara dengan mata uang yang lebih lemah.
Di kawasan Asia Pasifik, Cina diperkirakan menjadi negara paling berpotensi terdampak oleh kebijakan Donald Trump. EIU memberi skor 50,4 pada Cina, tertinggi dibanding negara-negara Asia Pasifik lainnya. Kemenangan Trump diperkirakan akan berdampak bagi Cina pada sektor perdagangan dan keamanan, mengingat Trump diperkirakan akan memberlakukan tarif impor yang lebih besar bagi barang dari Cina dan lebih agresif terhadap Negeri Panda di kawasan Pasifik.
Di sisi lain, Australia menjadi negara yang diprediksi tidak terlalu terdampak oleh kemenangan Donald Trump. Meski Australia merupakan sekutu utama AS di kawasan Asia Pasifik, namun negara tersebut secara perdagangan lebih bergantung pada negara-negara di kawasan Asia Pasifik dibanding AS. Sehingga pada indikator perdagangan, Australia secara skor potensi dampak memperoleh 0 yang berarti hampir tidak terdampak oleh kebijakan proteksionis Trump.
Sedangkan Indonesia diprediksi paling terdampak oleh kebijakan Donald Trump di bidang keamanan, dengan skor 55,7. Sedangkan di sektor perdagangan, Indonesia memperoleh skor 25,5. Negara-negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand diprediksi lebih berpotensi terdampak secara perdagangan karena memiliki skor yang lebih tinggi.
Amerika Serikat merupakan negara kedua tujuan utama ekspor Indonesia pada 2023. Berdasarkan data UN Comtrade Database, komoditas ekspor unggulan Indonesia ke Amerika meliputi produk-produk seperti mesin dan peralatan listrik, garmen, lemak dan minyak hewan atau nabati, alas kaki, dan produk hewan air.

Faisal Javier