Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Data

Indikator Pelemahan Perekonomian Indonesia

Penghentian sementara perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dianggap menjadi salah satu tanda ekonomi Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Beberapa indikator lain mengkonfirmasi kondisi tersebut.

20 Maret 2025 | 19.00 WIB

Indikator Pelemahan Perekonomian Indonesia
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan perdagangan sementara (trading halt) selama 30 menit pada perdagangan sesi I, Selasa, 18 Maret 2025. Penghentian dilakukan karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok sebesar lebih dari 5 persen. Sebelum ini, trading halt juga pernah dilakukan di masa awal pandemi Covid-19. Direktur Utama BEI Iman Rachman menyebut ambruknya IHSG diakibatkan sentimen dan persepsi investor terhadap situasi ini bukan hal yang wajar. “Ada beberapa faktor global yang berkontribusi, termasuk ketidakpastian ekonomi global. Saat ini banyak investor masih bersikap wait and see.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Meski demikian, kinerja IHSG yang loyo ini justru terjadi di saat indeks saham di bursa efek lain di negara-negara Asia menunjukkan kinerja positif. Hal ini menunjukkan bahwa perdagangan saham di luar Indonesia tak terlalu terpengaruh oleh kondisi eksternal seperti yang dinyatakan Iman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tidak hanya IHSG, berbagai indikator ekonomi lainnya turut menunjukkan kinerja ekonomi Indonesia yang melemah, salah satunya adalah nilai tukar rupiah. Pada penutupan hari perdagangan 19 Maret 2025, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah 0,15 persen ke level Rp 16.420. Sehari sebelumnya, rupiah juga melemah 0,31 persen.

Selain indikator pasar keuangan seperti indeks saham dan mata uang, alarm bahaya perekonomian Indonesia juga tampak pada indikator daya beli seperti deflasi dan indeks keyakinan konsumen. Data inflasi yang dirilis Badan Pusat Statistik pada awal Maret menunjukkan Indonesia kembali mengalami deflasi bulanan sebesar 0,48 persen pada Februari 2025. Pada bulan sebelumnya, tingkat deflasi mencapai 0,76 persen. Hal ini merupakan anomali karena biasanya menjelang Ramadan, justru terjadi inflasi.

Indeks keyakinan konsumen juga menunjukkan penurunan, dari 127,2 di awal 2025 ke 126,4 poin pada Februari. Ini menjadi penurunan indeks secara berturut-turut, setidaknya sejak Desember 2024. Indeks ini mengukur harapan konsumen tentang pendapatan saat ini dan ketersediaan pekerjaan dibandingkan dengan enam bulan yang lalu, waktu yang tepat untuk membeli barang tahan lama, serta kondisi ekonomi umum dan harapan ketersediaan pekerjaan dalam enam bulan mendatang.

Sementara itu, dari sektor ketenagakerjaan, jumlah pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) juga menunjukkan goncangan pada perekonomian Indonesia. Pada Januari, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat ada 3.325 orang yang harus kehilangan pekerjaan. Adapun, secara total sepanjang 2024, setidaknya ada ada 77.965 pekerja yang terkena PHK.

Faisal Javier

Faisal Javier

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus