Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Manuel Flores berjalan di area kering yang menunjukkan penurunan permukaan Danau Titicaca, cekungan air tawar terbesar di Amerika Latin, mendekati rekor tingkat terendah, di Pulau Cojata, Bolivia 26 Oktober 2023. Cuaca ekstrem sering menjadi berita utama pada tahun 2023 dari kekeringan hingga badai mematikan menyapu bersih seluruh kota. REUTERS/Claudia Morales
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat membuka pertemuan tingkat tinggi World Water Forum ke-10 di Nusa Dua, Bali, Senin 20 Mei 2024, Presiden Joko Widodo mengingatkan potensi kelangkaan air yang dapat memicu perang dan bencana alam. Jokowi juga mengutip perkiraan Bank Dunia bahwa kekurangan air dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi sampai 6 persen hingga tahun 2050.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketersediaan air menjadi salah satu isu yang dihadapi dunia dan levelnya berpotensi semakin parah mempertimbangkan kondisi perubahan iklim global. Riset World Resources Institute (WRI) mencatat ada 45 negara, termasuk Indonesia, yang saat ini memiliki tingkat kekeringan sedang tinggi hingga tinggi. Indonesia bahkan masuk dalam 10 negara dengan keparahan kekeringan tertinggi di dunia.
Seperti terlihat pada peta interaktif di atas, skor potensi kekeringan tertinggi dapat ditemukan pada negara-negara dengan warna jingga hingga merah pada wilayahnya. Tidak hanya negara-negara berkembang, negara-negara yang tergolong berpendapatan tinggi di wilayah Eropa juga memiliki risiko yang cukup tinggi terhadap kekeringan.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dalam situs UN Stats menyebut bahwa efisiensi penggunaan air telah meningkat sebesar 9 persen, namun kekurangan air dan kelangkaan air masih menjadi kekhawatiran di banyak belahan dunia. Pada 2020, terdapat 2,4 miliar orang tinggal di sejumlah negara yang kekurangan air. Tantangan-tantangan ini diperburuk oleh konflik dan perubahan iklim.