Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Data

Riwayat Kejatuhan Terbesar Saham Perusahaan Teknologi AS

Kemunculan DeepSeek-R1 merontokkan kapitalisasi pasar berbagai saham perusahaan teknologi AS, terutama produsen cip Nvidia.

3 Februari 2025 | 19.02 WIB

Riwayat Kejatuhan Terbesar Saham Perusahaan Teknologi AS
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kehadiran model bahasa besar (LLM) R1 yang dirilis perusahaan rintisan kecerdasan buatan (AI) Cina, DeepSeek, membuat saham berbagai perusahaan teknologi yang terdaftar di indeks Nasdaq Composite berguguran pada Senin, 27 Januari 2025. Kejatuhan nilai saham serentak itu disebabkan pemberitaan bahwa DeepSeek hanya membutuhkan modal US$ 5,6 juta untuk melatih R1, namun performanya mampu bersaing dengan model GPT-4 buatan OpenAI yang membutuhkan biaya pelatihan lebih dari US$ 100 juta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Chatbot DeepSeek juga menjadi peranti yang paling banyak diunduh di Apple App Store di Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penurunan nilai saham paling parah dialami oleh berbagai perusahaan semikonduktor, terutama Nvidia.  Nvidia merupakan perusahaan semikonduktor terbesar di dunia berkat lonjakan permintaan cip canggihnya dalam melatih model AI.

Menurut laporan Yahoo Finance, kapitalisasi pasar (market cap) perusahaan milik Jensen Huang tersebut amblas 17 persen atau hingga hampir US$ 600 miliar. Nilai pasar total Nvidia sebelumnya sempat rontok US$ 228 miliar pada 7 Januari 2025. Namun kejatuhan kapitalisasi pasar Nvidia pada 27 Januari 2025 merupakan yang terbesar dalam sejarah.

Selain Nvidia, nilai pasar produsen cip lain Broadcom juga rontok hingga US$ 200 miliar pada hari yang sama. Rontoknya nilai saham produsen cip tidak terlepas dari kekhawatiran bahwa model AI mungkin mulai membutuhkan lebih sedikit cip dan energi daripada rumus umum yang digunakan saat ini. 

Para pengembang AI di AS umumnya menghabiskan miliaran dolar Amerika Serikat untuk membeli ratusan ribu cip dan melatih model mereka agar hasil lebih efektif. Namun, performa mengejutkan DeepSeek-R1 di tengah keterbatasan cip di Cina akibat pembatasan ekspor oleh AS menunjukkan rumus tersebut mungkin tidak relevan.

Peneliti Rand Corporation Lennart Heim meragukan klaim bahwa kualitas DeepSeek mampu bersaing meski mengalami keterbatasan pasokan cip. Heim menyebut bahwa pembatasan ekspor sesungguhnya baru berlangsung sejak aturan tersebut direvisi Oktober 2023. Menurutnya, cip Nvidia H20 yang saat ini bisa diakses pasar Cina memiliki performa yang lebih rendah. Selain itu, dampak sesungguhnya kebijakan tersebut baru akan terasa jika pengembangan model selanjutnya membutuhkan ratusan ribu cip.



Faisal Javier

Faisal Javier

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus