Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Makanan olahan (UPF) merupakan jenis makanan atau minuman yang menggunakan bahan kimia, pewarna, hingga pemanis yang menarik secara visual, tekstur, maupun rasa. Mengandung garam, lemak jenuh, dan gula dalam jumlah yang inggi, makanan olahan sering dikaitkan dengan obesitas dan berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, hingga kardiovaskular.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Artikel yang terbit di jurnal Nutrients pada 2021 memuat dampak konsumsi makanan olahan di berbagai negara. Terdapat 99 studi terdahulu yang dianalisis oleh artikel tersebut, dengan jumlah sampel penelitian bervariasi di tiap negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tingkat konsumsi makanan olahan relatif lebih tinggi di negara seperti Amerika Serikat dan Inggris. Konsumsi makanan olahan bisa lebih dari setengah kalori konsumsi harian populasi.
Tidak demikian dengan Italia. Penduduk negara di Eropa bagian selatan itu hanya mengonsumsi 10 persen jumlah kalori makanan olahan. Pola konsumsi itu dikaitkan dengan pola diet Mediterania yang diterapkan di Italia.
Di wilayah Asia, tingkat konsumsi makanan olahan bervariasi di setiap negara. Konsumsi makanan olahan di Jepang mencapai sepertiga dari konsumsi kalori harian. Sementara di Indonesia, konsumsi makanan olahanya sekitar 19,5 persen dari kalori harian yang dibutuhkan.