Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Situs Ela Elo (Elaelo.id) dianggap tidak aman dan kini tengah berada dalam pengawasan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Informasi ini didapatkan dari laman keterangan saat membuka website, di bagian bawahnya terlihat tulisan "Dalam Pengawasan Kominfo". Namun, apakah mengakses alamat situs ini tetap berbahaya walaupun tidak memberikan data pribadi?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Kepala Divisi Keamanan Data di Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), Daeng Ipul, mengakses alamat situs tidak berdampak pada keamanan data pribadi pengguna. Untuk saat ini dia juga belum menemukan adanya laporan soal malware yang ditanam ke situs Elaelo, situs aplikasi yang mengklaim menggantikan X, dulu Twitter, di Indonesia itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Namun beda halnya jika pengguna memberikan akses data ke situs tersebut, tindakan ini cukup berisiko," kata Daeng ketika dihubungi, Rabu 19 Juni 2024.
Data termasuk hal yang sangat berharga, terutama data pribadi. Daeng menyebut pihak lain di balik situs Ela Elo bisa saja menggunakan data yang didapat secara sepihak dari penggunanya dan dipakai tanpa diketahui oleh orang yang mengaksesnya. Cara-cara seperti ini cenderung dilakukan oleh situs yang tidak aman dan diberi peringatan oleh Google maupun peramban sejenis.
"Jangankan situs yang tidak aman, untuk aplikasi seperti Threads pun kami sangat berhati-hati karena situs tersebut mengambil banyak sekali data dari penggunanya," ujar Daeng mencontohkan.
Lebih lanjut, Daeng merekomendasikan untuk tidak mudah memberikan data apapun kepada situs atau aplikasi yang tidak bisa dipercaya keamanannya. Dia menilai, penting bagi pengguna untuk mengetahui reputasi situs dan aplikasi yang diaksesnya, ihwal seberapa besar komitmen mereka terhadap keamanan data pengguna.
"Misalnya bila tidak dibutuhkan akses aplikasi ke kontak, tidak usah diberikan akses," katanya. Alasan Daeng, kalau hanya untuk kebutuhan media sosial, untuk apa aplikasi itu mengakses kontak. "Tapi kalau misalnya harus dapat akses ke kontak? ya risikonya ditanggung sendiri oleh pengguna," kata Daeng lagi.
Sebelumnya, Ela Elo membuat geger publik di media sosial. Gara-garanya, kemunculan yang membawa serta logo lambang negara Burung Garuda di dalam aplikasi disertai klaim pengganti media sosial X atau Twitter di Indonesia. Kemunculannya juga tak disertai data-data tentang profil, kebijakan privasi, ataupun FAQ.
Adapun wacana meninggalkan X muncul sejak aplikasi mikroblogging yang kini dikuasai Elon Musk itu menegaskan membuka diri untuk konten-konten dewasa, asalkan akun-akunnya melabeli diri secara jelas.