Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

Elon Musk Inginkan Enkripsi End-to-End di Twitter

Pengambil alihan oleh Elon Musk meresahkan kalangan pengiklan sehingga harus diyakinkan secara khusus oleh Twitter.

29 April 2022 | 12.32 WIB

Elon Musk dan Twitter. REUTERS
Perbesar
Elon Musk dan Twitter. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pemilik baru Twitter, Elon Musk, meminta ditambahkan dukungan untuk enkripsi end-to-end terhadap fitur pesan langsung di plaform mikroblogging itu. "DM Twitter harus memilikinya seperti Signal, jadi tidak ada yang bisa memata-matai atau meretas pesan Anda," kata Musk pada sebuah cuitannya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pernyataannya itu berselang beberapa hari setelah Twitter mengumumkan secara resmi menandatangani perjanjian untuk diakuisisi sepenuhnya oleh Elon Musk. Nilai transaksinya sekitar US$44 miliar atau setara lebih dari Rp 636 triliun. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesepakatan itu, yang diharapkan akan ditutup selama enam bulan ke depan, akan membuat Twitter menjadi perusahaan swasta. Dan Musk telah mengungkap visi dengan pembeliannya itu, yakni tentang kebebasan berpendapat.

"Kebebasan berpendapat adalah landasan dari demokrasi yang sebenarnya, dan Twitter adalah alun-alun kota digital di mana hal-hal penting bagi masa depan umat manusia diperdebatkan," katanya. 

Musk juga menyatakan ingin membuat fitur-fitur baru, membuat algoritme open-source yang disebutnya untuk meningkatkan kepercayaan. Selain juga mengalahkan bot spam dan autentikasi semua manusia.

Kurangnya enkripsi end-to-end yang berkelanjutan untuk pesan di Twitter telah sebelumnya menjadi perhatian Electronic Frontier Foundation (EFF). Karena tidak dienkripsi, EFF menyatakna, Twitter sendiri memiliki akses ke setiappesan pengguna.

"Itu berarti Twitter dapat menyerahkannya sebagai tanggapan atas permintaan penegak hukum, mereka dapat dibocorkan, dan akses internal dapat disalahgunakan oleh peretas jahat dan karyawan Twitter itu sendiri seperti yang terjadi di masa lalu."

Twitter berusaha tenangkan para pengiklan

Dalam perkembangan terpisah pascaakuisisi oleh Elon Musk, Twitter dikabarkan telah menghubungi para pengiklan. Twitter berusaha meyakinkan bahwa kepemilikan baru itu tidak akan menjadikan media sosial berlogo burung biru itu tempat yang tidak ramah bagi merek.

Menurut email yang didistribusikannya, dan dilihat oleh Financial Times, Twitter meredam ketakutan para pengiklan kalau-kalau iklan mereka akan berdampingan dengan konten-konten yang 'menyinggung'. Ini karena visi Musk yang diperkirakan bakal membebaskan ujaran kebencian di platform itu.

Kelompok kampanye seperti Liga Anti-Pencemaran Nama Baik (ADL) dan Asosiasi Nasional untuk Kemajuan Orang Kulit Berwarna (NAACP) telah menyatakan keprihatinan bahwa kepemimpinan Musk akan menjadi keuntungan bagi suara-suara antisemit dan rasis.

Pada 2020, ADL memimpin boikot iklan di Facebook sebagai tanggapan atas kebijakan perusahaan tentang ujaran kebencian. Namun, setahun kemudian, ADL mengatakan kampanye tersebut sebagian besar hanya menyebabkan perubahan 'tambahan', sementara pendapatan iklan Facebook tampaknya tidak terpengaruh.

Karena ukurannya yang relatif kecil, Twitter mungkin lebih rentan terhadap tindakan terkoordinasi oleh pengiklan. Penghasilan iklan di Twitter sebanyak $ 4,5 miliar pada 2021 dibandingkan dengan $ 114 miliar untuk pemilik Facebook Meta.

THE HACKER NEWS, THE VERGE

 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus