Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Facebook Manfaatkan AI untuk Petakan Kepadatan Populasi

Berguna membantu organisasi bidang kesehatan dan kemanusiaan.

29 Juni 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Big data adalah istilah untuk menggambarkan volume data besar, baik terstruktur maupun tidak. Adapun kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) adalah kecerdasan yang ditambahkan pada suatu sistem-umumnya komputer-yang bisa diatur dalam konteks ilmiah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dua istilah tersebut muncul ketika sistem digital kian luas digunakan. Facebook-bekerja sama dengan pusat penelitian dan organisasi nirlaba-mencoba memanfaatkan big data dan AI untuk mengatasi permasalahan dan tantangan sosial, kesehatan, serta infrastruktur di Asia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Facebook menerapkan kekuatan pemrosesan komputer, keterampilan olah data, dan keahlian dalam AI untuk menciptakan peta populasi lokal paling detail dan akurat. Supaya data selalu terbaru, Facebook juga menjalin kerja sama dengan Center for International Earth Science Information Network dari Columbia University, Amerika Serikat.

Juru bicara Facebook Indonesia, John Wagner, mengatakan, dengan mengkombinasikan seluruh data yang tersedia di publik dengan kemampuan teknologi AI, Facebook mampu menciptakan peta populasi tiga kali lebih detail dibanding peta lainnya.

Peta kepadatan populasi beresolusi tinggi ini menunjukkan estimasi jumlah penduduk dalam radius 30 meter. Data termasuk jumlah anak-anak di bawah usia 5 tahun, jumlah perempuan usia produktif, dan informasi demografis lainnya.

"Peta kepadatan populasi Facebook dapat meningkatkan kinerja lembaga nirlaba, termasuk kinerja peneliti mereka, dan bagaimana kebijakan dikembangkan," kata John, pekan lalu.

John menjelaskan, membangun produk berupa data dari sumber data non-personal, seperti gambar satelit dan data sensus, memungkinkan Facebook untuk memanfaatkan kemampuan komputasi. "Juga olah datanya untuk seluruh dunia serta menjaga privasi mereka," ujarnya.

Gambar resolusi tinggi satelit sudah biasa digunakan hampir di seluruh dunia. Namun, sebelum proyek pemetaan Facebook dimulai, dibutuhkan waktu cukup lama bagi para relawan menyisir jutaan gambar untuk mengidentifikasi kota atau desa kecil.

Berkat penggunaan AI, masalah itu dapat diatasi. John mencontohkan, untuk Indonesia, sistem pemindaian menguji 725 juta satuan gambar untuk menentukan apakah di dalamnya terdapat gambar gedung. Dengan AI, tim menemukan 28 juta gambar lokasi gedung atau bangunan hanya dalam beberapa hari.

"Sejak saya memulai karier di bidang kemanusiaan di Peace Corps hingga beberapa pekan lalu saya berbicara dengan para ahli di World Health Assembly 2019 di Jenewa, kebutuhan utama saat ini adalah data populasi yang akurat," kata manajer penelitian di Facebook, Alex Pompe.

Menurut Alex, peta ini menunjukkan kolaborasi kuat antara Facebook dan institusi penelitian, seperti Columbia University. "Ini menggabungkan data publik dan machine learning untuk mendukung lebih banyak proyek kemanusiaan berbasis data di seluruh dunia," ujarnya.

Karena itu, menurut Alex, dengan memanfaatkan kemampuan machine learning, Facebook mulai mengembangkan peta kepadatan populasi sebagai alat untuk mendukung konektivitas di seluruh dunia.

"Tak ada data akun Facebook yang digunakan dalam proyek ini. Seluruh data satelit dan sensus yang digunakan tidak mengandung data pribadi yang dapat teridentifikasi," kata dia.

Humanitarian Open Street Map telah memanfaatkan peta kepadatan populasi resolusi tinggi di beberapa negara untuk mendukung proyek Missing Maps. "Peta populasi Facebook sangat mendukung kami dalam memetakan area berisiko tinggi dalam peta," kata Direktur Eksekutif Humanitarian OneStreetMap, Tyler Radford, yang berpartisipasi di proyek Missing Maps.

Menurut Radford, peta buatan Facebook membantunya untuk memfokuskan tenaga dan waktu relawan di tempat-tempat yang membutuhkan. "Juga meningkatkan keberhasilan program kami," katanya.

Disaster Ninja-penyedia perangkat lunak untuk manajemen krisis kontur-juga menggunakan peta kepadatan populasi bikinan Facebook. Peta itu digunakan agar mereka dapat membuat keputusan cepat saat terjadi bencana alam.

"Ketika kami mengerahkan tim tanggap bencana ke lokasi terkena dampak, kami harus menyediakan mereka peta area tersebut, khususnya daerah yang berisiko tinggi," kata Kepala Produk dari Kontur, Darafei Praliaskouski.

Karena itu, timnya telah mengembangkan Disaster Ninja dengan Peta Kepadatan Penduduk Facebook. "Jadi, kami tak perlu menginspeksi area secara manual, tapi berfokus pada peta dengan teknologi AI ini untuk melacak jalan raya dan bangunan secara cepat," ujarnya. AFRILIA SURYANIS

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus