Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Heboh Threads, 5 Hal Ancaman Hukum Twitter kepada Meta

Twitter sebagai pemain lama dalam perpesanan mengancam akan menuntut Meta, terkait perilisan aplikasi Threads.

9 Juli 2023 | 17.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Meta Platforms resmi meluncurkan Threads, media sosial saingan Twitter, pada Rabu malam, 5 Juli 2023. Dalam waktu kurang dari 24 jam sejak peluncuran, media sosial baru itu telah mengumpulkan lebih dari 30 juta pengguna terdaftar dan menghasilkan total 95 juta utas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Threads dikembangkan Instagram dengan konsep sebagai wadah bagi komunitas untuk berinteraksi dan membahas berbagai topik, baik yang sedang populer saat ini maupun tren di masa depan. Threads platform media sosial yang menawarkan layanan percakapan berbasis teks mirip dengan Twitter.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, menurut surat yang diterima oleh media Semafor, Twitter sebagai pemain lama dalam perpesanan mengancam akan menuntut Meta. Hal tersebut dipicu karena kekhawatiran tentang aplikasi Threads yang dianggap meniru Twitter.

Ancaman Hukum Twitter kepada Meta

1. Meta dituduh gunakan rahasia dagang Twitter 

Menurut surat yang ditujukan kepada CEO Meta Mark Zuckerberg tersebut, pengacara Twitter Alex Spiro berpendapat bahwa Meta menggunakan rahasia dagang dan kekayaan intelektual Twitter untuk membangun Thread. 

“Twitter bermaksud untuk secara ketat menegakkan hak kekayaan intelektualnya, dan menuntut agar Meta mengambil langkah segera untuk berhenti menggunakan rahasia dagang Twitter atau informasi yang sangat rahasia lainnya,” tulis Spiro dalam surat yang diperoleh secara eksklusif oleh Semafor. 

2. Meta dianggap mempekerjakan mantan karyawan Twitter 

Selain itu, Twitter mengancam tindakan hukum terhadap Meta atas platform  berbasis teks barunya, menuduh raksasa media sosial itu memburu mantan karyawan untuk membuat aplikasi peniru.

“Meta mempekerjakan "lusinan" mantan karyawan Twitter untuk mengembangkan Threads,” tulis Spiro pada surat tersebut.

Seperti yang telah lama diketahui, tak lama setelah Musk menguasai Twitter, ia memang memecat banyak karyawan. Menurut Twitter, banyak dari mantan pekerja ini masih memiliki akses ke rahasia dagang Twitter dan informasi rahasia lainnya. 

Oleh sebab itu, Twitter menuduh bahwa Meta memanfaatkan situasi ini dan menugaskan karyawan yang dipecat oleh Twitter untuk mengembangkan aplikasi peniru yang melanggar hukum negara bagian dan federal.

3. Jalur hukum yang akan ditempuh Twitter

Dengan beberapa hal yang dianggap melanggar tersebut, Twitter mengancam akan mengambil tindakan hukum dalam bentuk baik perdata maupun ganti rugi. “Twitter memiliki semua hak, termasuk, namun tidak terbatas pada, hak untuk mencari solusi perdata dan ganti rugi tanpa pemberitahuan lebih lanjut untuk mencegah retensi, pengungkapan, atau penggunaan kekayaan intelektualnya lebih lanjut oleh Meta.”

Selain itu, Twitter menuntut agar Meta mengambil langkah segera untuk berhenti menggunakan rahasia dagang Twitter atau informasi yang sangat rahasia lainnya. “Meta juga tidak diizinkan untuk merayapi atau mengikis data Twitter,” demikian tuduhan yang diajukan.

4. Fitur utas di Threads jadi ancaman serius bagi Twitter

Surat Twitter yang ditujukan kepada Meta menjadi tanda awal bahwa Threads merupakan saingan paling serius bagi platform milik Elon Musk tersebut.

Fitur utas mungkin menjadi ancaman paling serius bagi Twitter. Utas di  Threads memungkinkan pengguna segera menemukan dan mem-porting pengikut Instagram mereka alih-alih membangun kembali jaringan mereka dari awal. 

Karena, seperti yang diketahui Meta memiliki pengalaman cukup panjang membuat saingan kewalahan dengan peniruannya yang sukses. Misalnya, fitur Instagram Stories yang menghentikan pertumbuhan Snapchat, dan fitur Reels yang berusaha keras sebagai saingan TikTok.

5. Reaksi Meta atas tudingan mempekerjakan mantan karyawan Twitter

Meta menanggapi surat Twitter dalam sebuah unggahan di Threads. Lewat pernyataan direktur komunikasi Andy Stone disebutkan tuduhan tersebut tidaklah benar. "Tidak seorang pun di tim teknik Threads adalah mantan karyawan Twitter." Meta tampaknya tidak terlalu khawatir tentang hal ini. 

Untuk diketahui, pada Mei, Twitter menuduh Microsoft menyalahgunakan API perusahaan melalui integrasi dengan beberapa produknya. Namun, Mastodon, BlueSky, Post dan lainnya, tidak pernah memicu ancaman tindakan hukum meskipun menggunakan antarmuka microblogging yang sama.

“Kalau mau bersaing, silakan. Kalau curang atau menyontek, tidak,” kata Elon Musk dalam balasan unggahan tentang surat itu di Twitter. Cuitan Musk (terkait Threads) tertanggal 7 Juli 2023 itu disukai 233 ribu orang dan telah dilihat oleh 11 juta netizen

SEMAFOR | TIM TEMPO.
Pilihan editor : Beberapa Hal yang Perlu Diketahui dari Threads, Platform Saingan Twitter Milik Meta

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus