Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

NASA Temukan Batu Misterius Skull Hill di Mars

NASA menemukan sebuah bongkahan batu misterius di Mars yang diberi nama Skull Hill. Asal usulnya masih misterius.

30 April 2025 | 18.03 WIB

Permukaan Planet Mars yang difoto oleh penjelajah Mars Perseverance NASA. NASA NASA/JPL-Caltech/ASU
Perbesar
Permukaan Planet Mars yang difoto oleh penjelajah Mars Perseverance NASA. NASA NASA/JPL-Caltech/ASU

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - National Aeronautics and Space Administration (NASA) menemukan sebuah bongkahan batu misterius di Mars yang diberi nama Skull Hill. Tim peneliti memotret gambar batu tersebut dengan instrumen Mastcam-Z dalam misi Mars 2020 pada 11 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Batuan tersebut berwarna abu-abu gelap dan memiliki beberapa lubang, kontras dengan lingkungan sekitar yang berwarna krem. Skull Hill ditemukan di tepi kawah Jezero, Mars.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Selain kontak ini, wahana penjelajah itu telah menemukan berbagai batu rapi yang mungkin berasal dari tempat lain dan terbawa ke lokasi saat ini," tulis NASA dalam situs resminya, dikutip pada Rabu, 30 April 2025.

Menurut analisis NASA, lubang-lubang di Skull Hill kemungkinan terbentuk melalui erosi klast dari batu atau pengikisan oleh angin. Beberapa batuan ini juga ditemukan di wilayah Port Anson dan tim masih bekerja untuk memahami asal-muasal batuan tersebut.

NASA menyatakan, warna gelap Skull Hill itu seperti meteorit yang ditemukan di kawah Gale oleh penjelajah Curiosity. Namun warna batuan tersebut lebih gelap dan berbentuk abstrak.

Untuk mengidentifikasi meteorit itu, perlu melihat komposisi bahan kimia. Kawah Gale diketahui mengandung sejumlah besar besi dan nikel. "Namun, analisis terbaru data SuperCam dari batuan serupa di dekatnya menunjukkan komposisi yang tidak konsisten dengan asal meteorit," tulis NASA.

Tim peneliti memperkirakan batu Skull Hill sebagai batuan beku yang terkikis dari singkapan di dekatnya atau terlempar dari kawah tubrukan. Di Bumi dan Mars, besi dan magnesium merupakan beberapa kontributor utama batuan beku, yang terbentuk dari pendinginan magma atau lava.

Pada batuan ini mencakup mineral berwarna gelap seperti olivin, piroksen, amfibol, dan biotit. "Memahami komposisi bongkahan berwarna gelap ini akan membantu tim untuk menafsirkan asal usul batuan unik ini," tulis NASA.

M. Faiz Zaki

Menjadi wartawan di Tempo sejak 2022. Lulus dari Program Studi Antropologi Universitas Airlangga Surabaya. Biasa meliput isu hukum dan kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus