Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tersebutlah Henry Wijayanto yang berkantor di sepanjang jalan Indonesia. Sebagai seorang staf pemasaran perusahaan besar di Jakarta, ia banyak bekerja di daerah. Suatu kali, perusahaannya menggelar road show ke sejumlah kota di Jawa dan Sumatera. Sudah pasti Henry harus terus berkomunikasi dengan kantor pusatnya di Jakarta. Ini berarti tagihan telepon membengkak.
Untunglah, perusahaannya telah memasang sebuah varian baru teknologi telekomunikasi berbasis GSM bersama GSM-PABX Integration. Ini artinya bagi Henry disediakan sebuah ”kantor tanpa tembok”. Fitur khusus untuk perusahaan yang disediakan PT Excelcomindo Pratama Tbk. ini membuat telepon selulernya menjadi nomor ekstensi kantor. Ketika melakukan panggilan ke kantor di Jakarta ia masih harus mengeluarkan ongkos, tapi jauh lebih murah dari tarif sambungan langsung jarak jauh.
Bahkan, menurut Joedi Wisoeda, General Manager Pemasaran dan Produk Solusi Bisnis Excelcom, bila perusahaan Henry memanfaatkan Office Zone, solusi bisnis Excelcom yang lainnya, panggilan dari kantor ke ponsel karyawan yang berada di mana pun gratis.
Kini simaklah solusi GSM lainnya yang dibesut Telkomsel, Manajemen Distribusi. Fitur ini membuat karyawan perusahaan distribusi dapat melakukan transaksi dan memperbarui data penjualan langsung dari luar kantor. Jika perusahaan meminta, menurut Wakil Presiden Corporate Account Management Telkomsel Ivon Ho, ”Kami dapat memodifikasi layanan sesuai dengan kebutuhan.” Misalnya, menggabungkan teknologi GSM dengan penentu lokasi geografis sehingga perusahaan distribusi dapat memantau perjalanan barangnya.
Kendati model telekomunikasi berbasis teknologi seluler GSM (Global System for Mobile Communication) masih asing di telinga, sejatinya varian ini sudah tersedia sejak awal 2000. Excelcom, misalnya, merintis layanan ini pada 2002. Mulanya hanya untuk memanfaatkan kapasitas jaringan yang berlebih, belakangan layanan ini menjadi bisnis yang serius dengan pelanggan lebih dari 3.000 perusahaan.
Sebagian besar perusahaan masih memanfaatkan varian GSM ini demi menghemat biaya telepon. Ongkos percakapan telepon yang lebih irit
memang menjadi keunggulan layanan ini. Kualitas suaranya pun memuaskan. Namun, untuk menangani lalu lintas data, bersiaplah untuk kecewa. Kecepatan data tidak stabil, tergantung jumlah pemakai jaringan pada saat itu dan bandwith yang tersedia.
Toh, 30 persen dari pengguna layanan ini telah memakainya untuk mempercepat dan bahkan otomatisasi proses bisnis. Sebuah perusahaan minyak di Kalimantan, misalnya, memasang alat kontrol tekanan pipa minyak yang datanya secara berkala dikirim ke kantor lewat jalur GSM. Satu perusahaan tambang di Nusa Tenggara Timur memasang alat kontrol kecepatan dan sisa bahan bakar pada armada angkutannya yang datanya dikirim secara otomatis lewat GSM. Bahkan ada mesin uang tunai dan mesin pembayaran berbasis jaringan seluler GSM.
Henry mengaku senang tak kepalang dengan fitur PABX dari GSM-nya. ”Semua orang menjadi lebih gampang dihubungi, karena ekstensinya berupa ponsel yang selalu ditenteng,” ujarnya. Pemakai Office Zone dari Excelcom kini punya kebiasaan baru, ”Sering menelepon untuk kemudian minta ditelepon balik,” kata Joedi.
Pemakai lainnya menyambut karena kantor kini dapat dihubungi dari mana pun dan kapan pun berkat solusi semacam Corporate GPRS. Ini adalah fitur yang memungkinkan karyawan mengakses surat elektronik dan intranet perusahaan dari luar kantor melalui ponsel atau laptop. Maka, bayangkanlah ujung dari semua varian telekomunikasi berbasis GSM ini: meja-meja kerja virtual di taman kota, kafe, atau dapur rumah sekalipun, karena tembok kantor telah dirobohkan.
Sapto pradityo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo