Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Hoaks Kembali Marak Usai Gempa Guncang Palu

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Hoaks Kembali Marak Usai Gempa Guncang Palu
Iklan

Ketika gempa bumi berkekuatan 5,2 skala richter kembali mengguncang Palu, kabar hoaks kembali bermunculan, keluh Jurubicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho.

BNPB mengingatkan saat ini ada banyak video hoaks yang beredar di media-media sosial. Video tersebut menunjukkan kondisi pasca gempa yang mengambil video dan foto gempa di Donggala, Jumat (28/9)

Baca Juga:

"Jadi masyarakat dihimbau tetap tenang. Jika gempanya kecil pasti tidak menimbulkan dampak. Hampir setiap hari terjadi gempa di Indonesia," tulis Sutopo dalam sebuah siaran pers yang diterima DW.

Baca Juga: Balaroa dan Petobo Terancam Jadi Kuburan Massal

Sejak gempa bumi berkekuatan 7,4 skala richter mengguncang Palu dan Donggala, kawasan Sulawesi Tengah digoyang sekitar 20 gempa susulan. Saat ini korban jiwa akibat bencana berganda itu melebihi 2.000 orang. Namun BNPB atau Badan SAR Nasional memperkirakan jenazah yang belum ditemukan mencapai ribuan.

Adapun gempa yang terekam pada Selasa (9/10) pukul 02:15 WITA, berpusat di kedalaman 10 km dan berlokasi 5 km di timur laut kota Palu. "Gempanya terasa kuat selama lima detik," kata Sutopo.

Baca Juga:

"Semua orang masih trauma akibat gempa sebelumnya," kata Taufan, seorang warga Palu, saat mengabarkan aksi penduduk yang berhamburan keluar rumah saat gempa terjadi.

Guncangan terutama terasa kuat di desa Silae, di utara Palu. "Orang-orang panik karena gempanya kuat. Semua berkumpul di jalan," kata Andika Dana, warga Silae. Sementara Mardiana Taha, mengatakan ada banyak kabar burung mengenai gempa susulan yang disebar melalui pesan Whatsapp. "Semua orang ketakutan. Kami tinggal di luar," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat ini pusat perbelanjaan, sekolah dan kantor pemerintah telah kembali dibuka di Palu. BNPB mengklaim jumlah kerugian akibat bencana berganda di Sulawesi Tengah mencapai 10 triliun Rupiah. Sebagian besar dari 1.539 korban meninggal dunia akibat terjangan gelombang Tsunami, tulis BNPB. Sementara 5.000 orang masih dinyatakan hilang dan dikhawatirkan ikut terkubur lumpur akibat fenomena likuifaksi tanah.

Baca Juga: Ahli Geofisika Jerman: "Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia Berfungsi dan Sudah Digunakan"

BNPB berniat menghentikan operasi pencarian hari Kamis (11/10). "Apakah ini akan dilanjutkan atau tidak akan bergantung pada kapabilitas dan kapasitas lokal untuk memerhatikan pengungsi dan korban lainnya," kata Willem Rampangilei, Kepala BNPB.

"Kami akan mengevaluasi dan mendikusikan hal ini dengan pemerintah daerah, karena mereka satu-satunya yang bisa memutuskan apakah upaya pencarian harus dilanjutkan."

Sementara itu Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah, Ridwan Mumu, mengatakan desa-desa yang tertimbun lumpur bisa dijadikan taman peringatan, di mana tugu untuk mengenang para korban bisa didirikan. "Satu hal yang jelas, sudah ada usulan agar tidak dibangun pemukiman di sana," ujarnya.

rzn/hp (dpa, rtr)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada