Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Dunia Berlomba Kembangkan App Virus Corona

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Dunia Berlomba Kembangkan App Virus Corona
Iklan

Pengembangan "tracking app" untuk smartphone terutama bertujuan memantau pergerakan personal di saat pandemi virus corona melanda. Dengan begitu, jika seseorang yang diketahui positif terinfeksi Covid-19 melakukan kontak dengan orang lain, yang bersangkutan langsung bisa diberi informasi.

Informasinya diberikan lewat app secara anonim, tanpa menyebutkan nama orang yang positif terinfeksi virus corona maupun kapan dan di mana lokasi kontak. Dengan begitu, orang-orang yang melakukan kontak langsung bisa memutuskan, apakah meminta untuk segera dites atau melakukan karantina sukarela.

Baca Juga:

Dengan cara itu, diharapkan laju penularan virus corona bisa diperlambat. Juga "hot spot" Covid-19 bisa dilacak.

Memilih sistem paling handal

Sejumlah negara terutama di kawasan Asia saat ini sudah merilis app smartphone yang bisa diunduh secara sukarela maupun wajib. Singapura misalnya meluncurkan "TraceTogether", app yang bekerja via bluetooth merekam data pergerakan dan kontak pemiliknya pada perangkat smartphone. App ini wajib diunduh dan pemilik melaporkan nomor telefonnya.

Jika pemilik dites positif Covid-19 atau mengalami penyakit saluran pernafasan, yang bisa saja dipicu virus corona, datanya bisa diunduh. Tim "contact-tracing" dengan cepat bisa menghubungi orang yang kontak dengan pemilik smartphone, untuk memperingatkan risiko.

Baca Juga:

Sementara Austria pekan lalu juga meluncurkankan app "Stopp Corona" yang langsung diunduh oleh sedikitnya 130.000 warga di negara dengan populasi 8,8 juta itu. Palang Merah Austria melaporkan, app membantu melacak kontak antar pengguna, untuk memerangi penyebaran SARS-CoV-2 di Austria.

Disebutkan lebih lanjut, app akan memberikan informasi kepada pengguna, jika salah satu kontak mereka positif terinfeksi virus corona. Palang Merah Austria melaporkan, akan terus memperluas fitur app, misalnya dengan pengecekan gejala apakah cocok dengan simtom infeksi virus corona.

Eropa masih bergulat dengan regulasi

Sementara sejumlah negara sudah merilis app pelacak pergerakan, Uni Eropa masih bergulat dan terbentur regulasi ketat perlindungan data. Sejumlah perusahaan Jerman misalnya sudah mulai mengembangkan app semacam itu, tapi masih menunggu lampu hijau dari politik untuk penerapannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Eropa juga menggarap proyek bersama app virus corona yang berbasis teknik bluetooth seperti di Singapura, walau penerapannya masih terhadang regulasi. Sekitar 130 ilmuwan saat ini terlibat dalam proyek bernama "Pan European Privacy-Protecting Proximity Tracing" (PEPP-PT).

Untuk Jerman, Fraunhofer Heinrich-Hertz-Institut für Nachrichtentechnik (HHI) menjadi pimpinan tim. "Eropa harus punya jawaban sendiri untuk solusi krisis ini", kata pimpinan HHI Thomas Wiegand.

Eropa terapkan sistem pengunduhan secara sukarela dan berbeda dengan di Singapura, sistem bisa berfungsi melintasi batasan negara.

"App sudah bisa dirilis di Jerman setelah liburan Paskah. Itupun jika politik menghendakinya", ujar Thomas Wiegand berhati-hati.

Para pakar pengembang app juga mengingatkan, satu negara hanya perlu satu app yang sama untuk seluruh warga men-"tracking" virus corona. Karena app yang berbeda-beda dengan tujuan yang sama, hanya akan membingungkan dan tidak efektif.

as/na (AFP, Reuters)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada