Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Akui Yerusalem Barat, Australia Panen Kritik, Termasuk dari Israel

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Akui Yerusalem Barat, Australia Panen Kritik, Termasuk dari Israel
Iklan

Ketika bekas Perdana Menteri Kevin Rudd lewat akun Twitternya mengecam kebijakan PM Scott Morrison digerakkan oleh keinginan untuk "menghibur pemerintahan kanan jauh Israel pimpinan Netanyahu," Canberra justru mendulang kritik dari pihak yang ingin didukung.

Tzachi Hanegbi, Menteri Kerjasama Regional Israel, menilai keputusan Australia memisahkan Yerusalem ke dalam dua wilayah merupakan "sebuah kesalahan." Seperti dilansir The Guardian, Hanegbi menilai kota suci tiga agama itu merupakan "satu entitas tak terpisah," yang berada di bawah "kendali abadi" Israel dan sebab itu tidak bisa diakui secara parsial.

Baca juga: Australia Akui Yerusalem Barat Sebagai Ibukota Israel

Baca Juga:

Hal serupa ditulis harian moderat konservatif Israel, Jerusalem Post, yang menilai langkah Australia sebagai "setengah pengakuan" terhadap "entitas tak dikenal yang disebut sebagai Yerusalem Barat." Harian itu pun menyebut pengakuan setengah hati Canberra sebagai sesuatu yang "absurd."

PM Morrison diyakini sedang bertaruh lewat isu Yerusalem demi memenangkan Pemilihan Umum Federal pada 2019 mendatang. Dengan langkah ini Koalisi Liberal/Nasional berharap bisa mengamankan dukungan kelompok konservatif Kristen dan Yahudi.

Harian Western Magazine melaporkan perdana menteri ingin menjadikan isu pengakuan ibukota Israel sebagai agenda pemilu, jika Partai Buruh tidak mendukung langkah tersebut.

Baca Juga:

Morrison mengatakan pemimpin oposisi, Bill Shorten, harus memberikan dalih tandingan jika ingin mencabut pengakuan terhadap Yerusalem sebelum pemilu. "Dia harus menjelaskan kepada warga Australia kenapa kita ingin mundur dari sikap yang sudah selayaknya ditunjukkan oleh Australia, yakni dukungan penuh terhadap Israel," ujarnya kepada wartawan seperti dikutip Western Magazine.

Sejumlah analis sejak awal mengkhawatirkan isu Timur Tengah akan lebih banyak digerakkan oleh kepentingan politik dalam negeri, serupa ketika Presiden AS Donald Trump memindahkan kedutaan besar di Israel ke Yerusalem sebagai bentuk pengakuan resmi. Hal serupa bisa diamati pada reaksi sejumlah negara lain terhadap keputusan Canberra.

Baca juga:Kenapa Australia Pertaruhkan Indonesia demi Yerusalem?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerintah Joko Widodo di Indonesia yang bakal menghadapi pemilu April 2019 mendatang bersikap hati-hati dan meminta Australia sebagai imbasnya mengakui pula negara Palestina dan "bersikap kooperatif dalam upaya menuju perdamaian berkesinambungan dalam kerangka solusi dua negara."

Kini media-media Australia mengkhawatirkan pemerintah Indonesia akan terpaksa membatalkan penandatanganan perjanjian dagang antara kedua negara demi pemilu kepresidenan.

"Perdana Menteri hanya menyisakan dua opsi buat Jokowi," tulis Australian Financial Review dalam editorialnya, "Menerima sikap Australia dan mengalienasi fraksi konservatif Islam di dalam negeri, termasuk calon wakil presiden Ma'ruf Amin. Atau mengambil sikap keras terhadap Australia, termasuk menunda perjanjian perdagangan bebas."

Namun tidak semua pihak mengritisi sikap Australia terkait Yerusalem Barat. Meski turut melayangkan kecaman, Bahrain yang berkiblat kepada Arab Saudi dalam kebijakan luar negeri menilai langkah Canberra tidak berpengaruh dalam perjuangan kemerdekaan Palestina, tulis Menteri Luar Negeri Khalid bin Ahmed al-Khalifa lewat akun Twitternya.

"Sikap Australia tidak berdampak terhadap legitimitas tuntutan Palestina, yang terutama adalah Yerusalem Timur sebagai ibukota Palestina, dan tidak bertentangan dengan Inisiatif Perdamaian Arab."

rzn/hp (rtr, ap, aljazeera, jpost, haartez, afr, sbs, the australian)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada