Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Pasukan Elit Militer Jerman KSK Kembali Disorot Soal "Senjata Menghilang"

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Pasukan Elit Militer Jerman KSK Kembali Disorot Soal
Iklan

Brigadir Jenderal Markus Kreitmayr, komandan KSK, tahun lalu meminta anggota pasukannya mengembalikan senjata dan amunisi yang mereka bawa pulang, dengan opsi pengembalian secara anonim dan tanpa konsekuensi.

Sejak lama diketahui bahwa sejumlah besar senjata menghilang dari gudang senjata. Militer Jerman Bundeswehr awalnya mengatakan, kehilangan itu hanyalah "kesalahan registrasi dan inventarisasi". Namun belakangan terungkap, anggota KSK membawa pulang sejumlah senjata dan amunisi, yang tergolong sebagai tindak pidana.

Baca Juga:

Tawaran Komandan pasukan elit itu ternyata disambut baik. Setidaknya 25.000 butir amunisi dikembalikan secara anonim antara Maret sampai Mei 2020, kata Komisi Pertahanan di parlemen Jerman Bundestag, yang melakukan penyelidikan kasus itu. Di antara barang-barang yang dikembalikan, termasuk amunisi berat dan granat tangan.

Senjata menghilang sejak lama

Kasus menghilangnya senjata dari gudang senjata KSK sebelumnya tidak disebutkan dalam laporan awal yang disampaikan milter oleh Komandan Bundeswehr Jenderal Erberhard Zorn, kepada komisi parlemen dalam rangka reformasi KSK akhir Oktober lalu. Perwira tertinggi militer Jerman itu hanya mengatakan, kasus-kasus itu tersebut hanyalan "kesalahan administrasi" dan "pembukuan yang tidak tepat".

Padahal, Jenderal Eberhard Zorn adalah pemimpin kelompok kerja reformasi KSK, yang dibentuk setelah pasukan elit Jerman itu dilanda skandal kontroversial soal berkembangnya paham ekstrem kanan di antara anggotanya.

Baca Juga:

Kurangnya transparansi dan "opsi amnesti" dalam kasus hilangnya senjata, sekarang menambah deretan skandal KSK dan menimbulkan keraguan, apakah Eberhard Zorn orang yang tepat untuk meluncurkan reformasi militer, jika ia ternyata justru mencoba melindungi anggota pasukan dari konsekuensi hukum karena kegiatan ilegal yang melanggar hukum.

Senjata militer di tangan ekstremis kanan?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Prajurit Bundeswehr hanya dapat menggunakan senjata resmi selama dinas. Mereka tidak diizinkan membawa senjata ketika tidak bertugas, apalagi membawa pulang senjata dan amunisi. Kepemilikan semua jenis senjata militer, termasuk granat tangan, adalah ilegal menurut hukum Jerman.

Belakangan makin marak tuduhan menyebarnya paham ekstrem kanan di kalangan anggota pasukan khusus KSK. Unit Intelijen Militer MAD telah mencatat sekitar 500 kasus di KSK yang terkait ekstrem kanan. Minggu lalu, seorang tentara ditangkap di negara bagian Hessen karena memiliki senjata ilegal dan membuat pernyataan ekstremis di media sosial.

Pasukan elit KSK adalah satuan reaksi cepat militer yang biasanya bertugas menyelamatkan sandera maupun memberantas terorisme di dalam dan luar negeri. Namun sejak beberapa insiden ekstremisme kanan terungkap, KSK berada di bawah pengawasan ketat. Menteri Pertahananan Annegret Kramp-Karrenbauer sudah membubarkan satu unit KSK, yang terlibat kasus itu, yang antara lain memberi hormat gaya NAZI dan menyimpan bahan-bahan pemujaan Hitler.

(hp/as)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada