Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Protein dalam Plasma Darah Perlambat Proses Penuaan?

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Protein dalam Plasma Darah Perlambat Proses Penuaan?
Iklan

Berbagai ide dari Silicon Valley, AS sudah membawa perubahan besar di dunia. Dari kawasan itu sekarang ada ide baru, tepatnya dari peneliti Tony Wyss-Coray yang bekerja pada Universitas Stanford. Ia mulai meneliti proses penuaan, setelah meneliti penyakit Alzheimer.

Proses penuaan adalah faktor utama bagi penyakit Alzheimer, kataTony Wyss-Coray, “dan saya sangat terpukau dengan pertanyaan: mengapa kita semakin tua, apa yang menentukan umur sebuah organisme? Dan bagaimana orang bisa mengerti cara berfungsinya, atau memanipulasinya pada organisme?“

Baca Juga:

Wyss-Coray dan timnya mencari sebuah materi yang bisa menahan proses penuaan atau membalikkannya. Ibaratnya mencari obat awet muda.

Plasma darah jadi tumpuan harapan

Satu hal yang dinilai bisa jadi pembawa harapan untuk awet muda, adalah plasma darah. Pakar terapi neurobiologi Karoly Nikolich menjelaskan, ia dan timnya, meneliti sekitar 2.000 protein dalam plasma darah. “Dan kami melihat, sejalan dengan penuaan, banyak protein berubah.“

Di antara protein yang mereka teliti, banyak yang buruk, yang semakin banyak di usia tua. Juga banyak protein baik, yang jumlahnya dalam tubuh kita semakin berkurang di usia tua.

Baca Juga:

Pada sejumlah tikus mereka meneliti, bagaimana dampak protein plasma darah bagi proses penuaan. Sejumlah tikus yang mereka teliti sudah seperti tikus tua, walaupun baru berusia 10 bulan. Mereka bukan hanya tua dari segi fisik saja, melainkan juga mental. Ingatan mereka sudah menurun.

Ini bisa dilihat, jika tikus harus menemukan lagi lubang di labirin, di mana mereka bisa masuk. Peneliti menguji, bagaimana reaksi tikus tua dan muda. Tikus muda menemukan lubang dalam 20 detik. Sementara tikus tua, perlu hampir empat kali lebih lama!

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemudian peneliti memberikan plasma darah dari tikus muda kepada tikus tua. Hasilnya menakjubkan! Kemampuan mengingat pada tikus-tikus tua semakin baik. Merea bisa menemukan lubang sama cepatnya seperti hewan muda!

Di daam otak tikus-tikus itu, efek pemudaan juga bisa dilihat nyata. Yaitu dalam jumlah sel otak baru yang terbentuk.

Efek signifikan pada pasien Alzheimer

Apakah sesuatu yang bisa mengembalikan kemudaan bagi tikus juga bisa berfungsi bagi manusia? Dalam sebuah tes pilot, 18 pasien berusia lanjut yang menderita Alzheimer stadium awal mendapat plasmadarahdari orang yang masih muda, yaitu sekali sepekan. Setelah itu peneliti menguji, apakah kemampuan ingatan pasien penderita Alzheimer menjadi lebih baik.

Tony Wyss-Coray mengungkap, yang penting bagi pasien adalah aktivitas seperti: bagaimana menutup kancing kemeja, atau menggosok gigi. Dalam bahasa Inggris disebutnya “daily activities of living.” Wyss-Coray menjelaskan, “Kami mengukur itu, dan mencatat adanya efek signifikan. Yaitu pasien yang mendapat plasma darah dari orang muda menunjukkan perbaikan walupun masih sedikit.“

Mereka bisa menunjukkan, perubahan yang terjadi sejalan dengan proses penuaan, bisa dikurangi lewat pemberian plasma darah orang muda. “Jadi benar-benar, seperti membatalkan penuaan sampai tingkat tertentu.“ Demikian disimpulkan Wyss-Coray.

Para peneliti sekarang berharap bisa menunjukkan hal itu dalam studi yang cakupannya lebih luas. Dan mereka sudah menjalankan tes untuk penyakit berikutnya, yaitu Parkinson. (ml/yp)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada