Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Pemilih Pemula di Jerman Cenderung Pilih Partai Hijau atau Liberaldemokrat FDP

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Pemilih Pemula di Jerman Cenderung Pilih Partai Hijau atau Liberaldemokrat FDP
Iklan

Jona, Cornelius dan Thurid adalah tiga anak muda di Jerman yang sudah boleh memilih dalam pemilu 2021 di Jerman. Jona sudah mengirimkan suaranya lewat pos, sementara Thurid dan Cornelius akan memilih secara langsung pada hari Minggu (26/9).

"Saya sangat senang akhirnya bisa memilih," kata Cornelius. "Dan saya relatif optimis bahwa pemilu akan mengubah banyak."

Baca Juga:

Tiga pemilih muda adalah perwakilan khas dari generasi mereka: Mereka berpengetahuan luas, dan semuanya sudah membaca program pemilu dari partai-partai favoritnya. Bagi mereka semua, perlindungan iklim adalah salah satu isu terpenting. Dan selama ini mereka hanya mengenal satu pemimpin Jerman: Angela Merkel.

"Faktanya, sesuatu yang baru akan datang setelah 16 tahun Merkel, jadi ini adalah pemilu yang khusus," kata Cornelius. Ketika Merkel memulai masa jabatan pertamanya tahun 2005, Jona dan Thurid baru berusia 2 tahun, Kornelius berumur empat tahun.

Partai Hijau dan FDP populer di kalangan pemilih muda

Menurut jajak pendapat, lebih 18% pemilih berusia antara 16 sampai 24 tahun ingin memilih Partai Hijau — lebih banyak daripada partai lain mana pun. Di tempat kedua ada dua partai dengan masing-masing 16%, yaitu Sosialdemokrat SPD dan Liberaldemokrat FDP. Di kalangan pemilih di bawah 30 tahun, Partai Hijau dan FDP memang menang jauh dibanding partai-partai lain.

Baca Juga:

"FDP dan Partai Hijau memang menyasar pemilih muda, tidak hanya melalui topik dan fokus kampanye pemilu mereka," kata ilmuwan politik Anne Goldman dari Universitas Duisburg-Essen. Topik terpenting bagi para pemilih muda adalah perlindungan iklim dan digitalisasi.

"Fridays for Future tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir, dan jelas terlihat bahwa Partai Hijau, yang paling dekat dengan gerakan ini, berusaha menjadikan mereka jadi titik berat kampanye," kata Anne Goldmann.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Strategi itu memang berhasil pada. Dia terlibat dengan gerakan Fridays for Future dan akan memilih Partai Hijau pada hari Minggu.

Kaum muda ingin perubahan mendasar

Partai Hijau tampaknya memahami bagaimana mereka dapat menjangkau pemilih potensial di kalangan muda. Mereka mengirim surat pribadi kepada para pemilih pemula, dan Cornelius serta Jona juga menerimanya. Partai-partai lain juga mengatakan melakukan itu, tetapi hanya Partai Hijau yang punya catatan dan data rinci. Mereka mengirim sekitar 2 juta surat pribadi.

Thurid juga sempat berpikir untuk memilih Partai Hijau, tetapi dia sekarang berpikir akan memilih FDP, karena lebih tertarik dengan program ekonomi mereka, terutama janji untuk tidak menaikkan pajak. Thurid mengatakan ingin menggunakan suaranya untuk "menentang tren ekonomi sayap kiri," yang menurut dia cenderung meningkatkan pungutan dan pajak.

Ketiga pemilih muda ini memiliki satu keyakinan yang sama, yaitu harus ada perubahan politik yang mendasar. "Apa yang menyatukan pemilih muda di atas segalanya adalah ketidakpuasan dengan politik saat ini, tetapi dengan cara yang berbeda dengan pemilih yang lebih tua," jelas Jona. Dia percaya, pemilih muda lebih peduli tentang masa depan, dan kampanye pemilu partai-partai yang memerintah, CDU/CSU dan SPD, baginya kurang konret tentang apa yang perlu dilakukan untuk masa depan.

hp/yp

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada