Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Dua WN Korea Selatan Ditangkap karena Menjadi Mata-mata untuk Korea Utara

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Dua WN Korea Selatan Ditangkap karena Menjadi Mata-mata untuk Korea Utara
Iklan

Korea Utara diketahui mengoperasikan ribuan peretas terlatih yang telah menyerang perusahaan, institusi, dan peneliti di Korea Selatan, serta di tempat lainnya. Polisi dalam sebuah pernyataan mengatakan ini adalah kasus pertama di mana seorang "warga sipil dan kapten militer yang bertugas aktif di Korea Selatan tertangkap berusaha mendapatkan rahasia militer, atas perintah agen Korea Utara."

Seorang dari mereka merupakan kapten tentara berusia 29 tahun yang diduga memberikan informasi login untuk Sistem Komando & Kontrol Gabungan Korea Selatan - jaringan komunikasi internal penting yang dijalankan militer - kepada tersangka mata-mata Pyongyang, kata pihak berwenang Seoul.

Baca Juga:

Seorang lainnya, seorang pengusaha berusia 38 tahun yang menjalankan perusahaan manajemen aset virtual, diduga memberikan kapten tentara tersebut sebuah jam tangan dengan kamera rahasia untuk membantu pengumpulan informasi intelijen. Pengusaha itu juga diduga membeli dan merakit perangkat peretasan seperti USB yang disebut "Poison Tap" untuk mengakses Sistem Komando & Kontrol Gabungan, kata polisi Seoul.

"Kedua pria itu telah ditangkap dengan tuduhan melanggar undang-undang keamanan nasional," kata seorang pejabat di Badan Kepolisian Nasional Korea kepada AFP, Jumat (29/04).

Polisi Seoul mengatakan pengusaha yang ditangkap pertama kali bertemu agen mata-mata Pyongyang di komunitas online tentang cryptocurrency sekitar enam tahun lalu, dan ketiganya hanya berkomunikasi melalui layanan pesan Telegram.

Baca Juga:

Keduanya dibayar dalam cryptocurrency, kata polisi. Kapten tentara menerima sekitar 48 juta won (Rp550,2 juta) dari agen Korea Utara, sementara pengusaha berusia 38 tahun itu mendapat sekitar $600.000 (Rp8,6 miliar).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami akan secara ketat menindak penjahat keamanan sesuai dengan hukum dan prinsip," kata kantor kejaksaan Seoul dalam sebuah pernyataan.

Pencurian mata uang kripto

Selain mengerahkan peretas ke negara dan perusahaan lain, Korea Utara juga dituduh mengeksploitasi kemampuan sibernya untuk keuntungan finansial karena berupaya menopang ekonominya yang terkena sanksi.

Pada awal bulan ini, pihak berwenang Amerika Serikat mengatakan peretas yang terkait dengan Pyongyang bertanggung jawab atas pencurian mata uang kripto senilai $620 juta (Rp8,98 triliun) yang menargetkan pemain game Axie Infinity.

Kenaikan pesat dalam harga rumah dan keuntungan yang lesu di pasar saham lokal telah mendorong banyak orang muda menuju dewasa di Korea Selatan mengincar mata uang kripto untuk keuntungan cepat, seperti dilaporkan oleh media lokal.

yas/ha (AFP)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada