Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Putin: Menyingkirkan Minyak Rusia sama dengan Bunuh Diri Ekonomi

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Putin: Menyingkirkan Minyak Rusia sama dengan Bunuh Diri Ekonomi
Iklan

Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Selasa (17/05) mengatakan, negara-negara Eropa tidak akan dapat memberlakukan larangan impor minyak Rusia.

Pernyataan itu muncul ketika Uni Eropa pada pekan ini gagal untuk menegosiasikan usulan embargo terhadap minyak Rusia setelah sekelompok kecil negara anggota terus menentang rencana tersebut. Embargo yang diusulkan merupakan bagian dari tindakan yang lebih luas oleh Barat terhadap Moskow atas invasinya ke Kyiv.

Baca Juga:

"Jelas, beberapa negara Uni Eropa, yang keseimbangan energinya berbagi peranan yang cukup tinggi dengan hidrokarbon Rusia, tidak akan dapat melakukan ini untuk waktu yang lama, untuk menyingkirkan minyak kita," kata Putin dalam pidatonya yang disiarkan televisi.

Putin mengatakan, Eropa akan melihat harga energi dan inflasi yang lebih tinggi sebagai akibat dari usulan embargo minyak Rusia.

"Tentu saja, bunuh diri ekonomi seperti itu adalah urusan domestik negara-negara Eropa," katanya.

Baca Juga:

Amerika Serikat dan Inggris telah memberlakukan embargo minyak, meski diketahui kedua negara tersebut adalah pengekspor minyak bersih, sehingga langkah ini lebih mudah diambil.

Putin mengakui bahwa pasar minyak Rusia telah dilanda "perubahan tektonik" di tengah sanksi akibat invasi ke Ukraina, dia menambahkan bahwa Moskow akan membantu produsen minyak dalam negeri, termasuk memfasilitasi akses ke pinjaman dan asuransi.

Mengapa Uni Eropa tidak memberlakukan embargo minyak?

Pada hari Senin (16/05), menteri luar negeri dari 27 anggota serikat berkumpul untuk membahas larangan impor minyak Rusia untuk dimasukkan sebagai bagian dari sanksi keenam terhadap Moskow.

Anggota UE harus mencapai konsensus untuk menerapkan sanksi, tetapi sekelompok negara – yang dipimpin oleh Hungaria – menentang tindakan tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Uni Eropa telah menawarkan Hungaria, Republik Ceko, dan Slovakia lebih banyak waktu untuk perlahan lepas dari ketergantungan mereka pada minyak Rusia. Namun, Budapest belum setuju, dengan pemerintahnya mengatakan €800 juta (Rp12,17 triliun) dana Uni Eropa diperlukan untuk melengkapi kembali fasilitas kilang dan meningkatkan kapasitas pipa ke Kroasia.

Hungaria juga berusaha agar tidak disertakan dari embargo yang diusulkan, setidaknya selama empat tahun.

Di mana posisi Jerman?

Berlin awalnya menentang embargo minyak dengan alasan ketergantungannya yang besar pada energi Rusia. Namun, belum lama ini Jerman mengubah pendiriannya, dengan mengatakan akan setuju jika sekutu Barat melakukannya dan mencoba membantu untuk mengaktifkannya.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, Selasa (17/05), memperingatkan terkait perpecahan di antara negara-negara Uni Eropa.

"Kesatuan kami sebagai UE telah menjadi kekuatan kami sejauh ini," katanya, dengan banyak pengamat terkejut dengan kemudahan yang diberikan oleh 27 anggota UE untuk mendukung beberapa sanksi ekonomi paling keras yang pernah diberikan dalam ekonomi modern.

Namun, Baerbock juga menyatakan pemahamannya untuk beberapa negara anggota UE yang memiliki masalah dalam melepaskan diri dari ketergantungan terhadap energi Rusia, dengan mengatakan bahwa semua sudut pandang yang berbeda harus direkonsiliasi.

"Tidak ada jalan keluar di mana 'satu solusi cocok untuk semua'," katanya.

yas/ha (AFP, Reuters)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada