Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Sri Lanka Berkabung Nasional, Interpol Kirim Tenaga Ahli

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Sri Lanka Berkabung Nasional, Interpol Kirim Tenaga Ahli
Iklan

Pihak berwenang di Sri Lanka beberapa minggu sebelum serangan bom terkoordinasi pada perayaan Paskah telah menerima peringatan bahwa ada kemungkinan serangan teror ke gereja-gereja dan daerah tujuan wisata, kata para pejabat. Kritik makin lantang mengapa peringatan itu tidak ditindaklanjuti atau disampaikan kepada pejabat tinggi.

Sri Lanka hari Selasa (23/4) melangsungkan Hari Berkabung Nasional, memperingati korban serangan bom itu. Pemerintah mengoreksi angka korban tewas menjadi 310 orang, 500 orang lainnya luka-luka dan masih dirawat di rumah sakit.

Baca Juga:

Aparat keamanan diberitakan telah menangkap 40 orang, termasuk pengemudi sebuah van yang diduga digunakan oleh pelaku bom bunuh diri, kata pejabat pemerimtah hari Selasa. Pemilik rumah tempat beberapa tersangka penyerang tinggal, juga sudah ditahan. Polisi juga menahan seorang warga Suriah untuk diinterogasi, kata sumber yang tidak ingin disebutkan namanya kepada kantor berita Reuters.

Enam ledakan yang terjadi secara serentak hari Minggu Paskah (21/4) menargetkan tiga hotel mewah dan satu gereja di ibu kota Kolombo, dan dua gereja lain di dua kota lainnya pada hari Minggu Paskah. Pihak berwenang meyakini kelompok Islam lokal, National Thowfeek Jamaath, berada di balik serangan itu, kemungkinan besar dengan dukungan jaringan teror internasional.

Interpol lakukan investigasi

Hari Selasa, Sri Lanka mengibarkan bendera setengah tiang dan pengheningan cipta selama tiga menit untuk memulai acara hari berkabung nasional bagi para korban.

Baca Juga:

Interpol mengatakan mereka sudah mengirim penyelidik dan spesialis ke Sri Lanka untuk membantu penyelidikan.

Intelijen militer dan polisi Sri Lanka sebelumnya telah memperingatkan ada ancaman serangan teror, tetapi informasi itu tidak pernah sampai kepada pejabat tinggi, kata Menteri Kesehatan Rejitha Seneratne. Pihak kepolisian juga tidak bereaksi meningkatkan pengamanan untuk mengantisipasi ancaman serangan teror.

Peringatan dari luar negeri

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kementerian pertahanan Sri Lanka awal April sudah memperingatkan kepala polisi tentang ancaman serangan teror ke gereja-gereja, hotel dan kawasan wisata. Peringatan tersebut berasal dari sebuah "badan intelijen asing", yang mengatakan bahwa kelompok National Jamaat Thowfeek sedang mempersiapkan pemboman bunuh diri. Namun peringatan itu tidak diteruskan kepada Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe maupun anggota kabinetnya, kata Menteri Pertahanan Seneratne.

Pengamat menduga, kekacauan komunikasi itu terkait konflik politik antara Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe dan Presiden Maithripala Sirisena. November tahun lalu, Presiden Sirisena berusaha memecat PM Wickremesinghe dan membubarkan parlemen. Namun langkah itu dihentikan Mahkamah Agung Sri Lanka. Tetapi PM Sri Lanka itu tetap belum diizinkan menghadiri pertemuan rutin dewan keamanan nasional.

Kardinal Kolombo Malcolm Ranjith mengatakan, serangan itu sebenarnya bisa dihindari. "Kami meletakkan tangan di kepala ketika mengetahui bahwa kematian ini bisa dihindari," katanya. "Kenapa ini tidak dicegah?"

Hari Selasa ini diadakan misa dan pemakaman pertama untuk para korban.

hp/ap (afp, ap, dpa)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada