Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Kroasia Resmi Gabung Schengen, Bulgaria dan Rumania Ditolak

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Kroasia Resmi Gabung Schengen, Bulgaria dan Rumania Ditolak
Iklan

Kroasia resmi bergabung dengan wilayah Schengen, awal tahun 2023 mendatang. Uni Eropa (UE) telah mengonfirmasi keanggotan Kroasia pada hari Kamis (08/12), dilanjutkan dengan pemungutan suara mengenai apakah UE akan menerima lebih banyak negara lainnya.

"Wilayah Schengen berkembang untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade," cuit Republik Ceko, pemegang kepresidenan bergilir Uni Eropa, di Twitter. "Para menteri menyetujui keanggotaan Kroasia per 1 Januari 2023!"

Baca Juga:

Para menteri dari 27 negara anggota UE telah melakukan pemungutan suara untuk memperluas zona bebas visa Schengen, dengan tiga calon anggota yang diusulkan: Bulgaria, Rumania, dan Kroasia.

Anggota parlemen Kroasia Valter Flego menyambut baik pemungutan suara tersebut dalam sebuah unggahan di akun Twitter-nya.

Austria Tolak Rumania dan Bulgaria

Namun, peluang bagi Rumania dan Bulgaria untuk bergabung menjadi anggota zona Schengen, yang mencakup sebagian besar negara Uni Eropa serta Swiss, Liechtenstein, Norwegia, dan Islandia, justru pupus setelah mendapat tentangan dari Austria.

Baca Juga:

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock sangat ingin Rumania dan Bulgaria bergabung dengan wilayah Schengen, tapi sayangnya Austria masih keberatan.

"Tidak hanya Kroasia, tetapi terutama Rumania dan juga Bulgaria telah melakukan banyak hal sehingga mereka layak bergabung dengan zona Schengen," kata Baerbock. "Komisi Uni Eropa juga telah menegaskan hal itu beberapa minggu yang lalu."

"Terutama di masa-masa ini, penting bagi Eropa untuk bergerak lebih dekat bersama. Saya menghimbau khususnya kepada Austria untuk mempertimbangkan kembali suara 'keberatan'-nya untuk Rumania dan Bulgaria."

Tetapi seruan itu tampaknya belum diterima oleh Wina. "Saya akan memberikan suara hari ini untuk menentang perluasan Schengen ke Rumania dan Bulgaria," kata Menteri Dalam Negeri Austria Gerhard Karner pada hari Kamis (08/12) menjelang pemungutan suara berlangsung. "Saya pikir, tindakan itu salah jika sistem yang tidak berfungsi di banyak tempat justru harus diperbesar."

Keputusan tentang perluasan Wilayah Schengen itu harus membutuhkan persetujuan setiap negara anggota dengan suara bulat.

"Ketika membahas akses Rumania dan Bulgaria, kami tidak memiliki suara bulat dan itu membuat kami sangat lemah dan saya juga merasa kecewa," kata Komisaris Dalam Negeri Ylva Johansson kepada wartawan setelah keputusan untuk menolak keanggotaan dari Bulgaria dan Rumania diumumkan.

"Kalian layak menjadi anggota Schengen, kalian layak memiliki akses bebas bergerak di wilayah Schengen," kata Johansson. Ia juga menambahkan bahwa kedua negara tersebut mendapat dukungan penuh dari hampir semua menteri yang hadir.

"Kepada warga Bulgaria dan Rumania: Kalian layak menjadi bagian dari wilayah Schengen," cuit Johansson dalam unggahan di akun resmi Twitter-nya. "Saya akan mendukung langkah apa pun untuk mencapainya, itu adalah mandat saya."

Rumania panggil duta besar Austria

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kementerian Luar Negeri Rumania mengatakan pada Kamis (08/12) malam bahwa pihaknya telah memanggil duta besar Austria atas "sikap Wina yang tidak dapat dibenarkan dan tidak bersahabat.”

"Kementerian luar negeri menganggap bahwa hasil ini sama sekali tidak adil dan tanpa motivasi obyektif apa pun," kata Kemenlu Rumania dalam sebuah pernyataan.

Kemenlu Rumania juga menambahkan bahwa pihaknya menyesalkan dampak "suara negatif Austria hari ini terhadap persatuan dan ikatan Eropa. Terutama dalam konteks geo-strategis yang cukup rumit saat ini, serta upaya terus-menerus Rusia dalam memecah-belah persatuan Eropa."

Eropa terpecah-belah di perbatasan

Rumania dan Bulgaria bergabung dengan blok Uni Eropa pada tahun 2007 dan telah mencoba memasuki keanggotaan wilayah Schengen selama bertahun-tahun.

Kekhawatiran atas kejahatan terorganisir, migrasi ilegal, dan ancaman keamanan, menjadi faktor penghambat keikutsertaan kedua negara tersebut. Bulan lalu, Komisi Eropa memutuskan bahwa ketiga kandidat Schengen saat ini memenuhi kriteria yang diperlukan untuk bergabung, di mana Parlemen Eropa juga turut memberikan suara dukungannya.

"Kami lebih kuat, bukan lebih lemah, dengan adanya perluasan wilayah Schengen ini," kata Wakil Presiden Komisi Margaritis Schinas pada hari Kamis (08/12). "Memperluas wilayah Schengen berarti kendali yang lebih banyak dan lebih baik, bukan lebih sedikit."

Mengapa beberapa anggota UE menentang perluasan Schengen?

Ancaman migrasi ilegal menjadi titik poin utama bagi Austria yang sebelumnya telah melaporkan adanya jumlah kedatangan lebih dari 100.000 migran ilegal tahun ini.

Austria tidak percaya pada sistem pemeriksaan di perbatasan Rumania dan Bulgaria dan berpendapat bahwa menghapus pemeriksaan pada orang-orang yang datang dari negara-negara itu akan membuka lebih banyak imigrasi ilegal dari kedua negara tersebut.

Perdana Menteri Rumania Nicolae Ciuca mengatakan pada hari Rabu (07/12) bahwa dia telah mengadakan pertemuan tingkat tinggi dengan para pemimpin Austria untuk mencoba meredakan kekhawatiran mereka.

"Migrasi ilegal secara politis sangat sensitif di banyak negara anggota, tetapi menentang masuknya Rumania ke Schengen tidak akan membawa jawaban yang diinginkan Austria," kata Ciuca.

Belanda, Hungaria dan Swedia juga telah mengisyaratkan bahwa mereka ingin menunda masuknya satu atau lebih dari negara kandidat yang ingin bergabung ke wilayah Schengen.

kp/hp (AP, AFP)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada