Tim nasional tanpa negara?
Asosiasi Sepak Bola Palestina didirikan pada tahun 1928. Pada saat itu, asosiasi masih diwakili pesepakbola Yahudi dan Inggris yang bermain di wilayah mandat Inggris setelah Perang Dunia Pertama. Setelah berdirinya Negara Israel pada tahun 1948, asosiasi tersebut digabungkan menjadi Asosiasi Sepak Bola Israel.
Pada tahun 1962, Palestina mendirikan sendiri asosiasinya, PFA, dengan liga di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Asosiasi dunia FIFA dan asosiasi Asia AFC baru mengakui PFA pada tahun 1998, setelah otoritas di Tepi Barat diakui sebagai wakil resmi Palestina.
Meski demikian, tim nasional Palestina awalnya hanya bisa bertandang ke luar negeri karena belum memiliki stadion yang memadai. Baru pada tahun 2008, stadion berstandar FIFA diresmikan di Al-Ram, dekat kota Ramallah di Tepi Barat, dengan rumput sintetis dan kapasitas 6.000 kursi. Namun karena situasi keamanan yang sering mencekam di Tapi Barat, pertandingan kandang juga berulangkali dimainkan di luar negeri.
Apa dampak konflik Gaza bagi timnas Palestina?
Dalam hal ini, Palestina mengalami nasib serupa dengan tim nasional Israel. Kedua tim tidak lagi bisa berlatih dan harus mencari lokasi pengganti yang aman untuk pertandingan internasional. Penyelenggaraan liga juga ditangguhkan di seluruh wilayah Palestina. PFA juga membatalkan keikutsertaan timnas Palestina dalam Turnamen Merdeka di Malaysia.
Pada "Piala Mini Asia" pertengahan Oktober itu, tuan rumah Malaysia tampil bersama tim nasional India dan Tajikistan yang keluar sebagai pemenang. Seyogyanya turnamen ini diniatkan membantu persiapan timnas Palestina untuk meloloskan diri dari babak kualifikasi Asia untuk Piala Dunia 2026. Namun apa daya, Palestina kini harus menjamu Lebanon dan bertandang ke Australia tanpa persiapan memadai.
Saat ini, anggota tim nasional Palestina berlatih di Yordania.
Siapa pemain Palestina?
Sejak 2021, Palestina dilatih oleh Makram Daboub asal Tunisia. Bekas atlet nasional itu menominasikan 26 pemain untuk dua laga melawan Lebanon dan Australia. Sepuluh di antaranya bermain untuk klub di wilayah Palestina dan sepuluh lain di luar negeri, antara lain di Indonesia, Thailand, Chile, Belgia, Swedia dan Swiss. Tiga pemain terikat kontrak dengan klub Israel, tiga pemain saat ini tercatat tanpa klub.
Bagaimana kans timnas Palestina?
Pada peringkat dunia saat ini, Palestina berada di posisi 96 dari 207 tim nasional, tertinggal 25 peringkat di bawah Israel pada posisi ke71. Pencapaian terbesar timnas Palestina dicatat pada tahun 2014, dengan memenangkan Piala AFC Challenge dan lolos ke Piala Asia untuk pertama kalinya.
Pada turnamen 2015 di Australia, Palestina tersingkir di posisi buncit babak klasifikasi grup setelah menelan tiga kekalahan berturut-turut. Pada tahun 2019, tim ini membukukan dua hasil seri melawan Uni Emirat Arab, namun tetap gagal mencapai babak perempat final.
Palestina kembali lolos ke Piala Asia mendatang, yang akan dimainkan di Qatar mulai 12 Januari hingga 10 Februari 2024. Impian terbesar adalah Piala Dunia 2026 di AS, Kanada dan Meksiko, yang menambah kuota Asia dari empat menjadi delapan.
"Berpartisipasi di Piala Dunia adalah sebuah mimpi, setiap pemain ingin mencapainya,” kata penjaga gawang Rami Hamadi yang merupakan salah satu pemain senior di skuad Palestina dengan 40 pertandingan internasional. "Dan kami ingin rakyat Palestina bisa bermimpi."
rzn/hp