Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Negara Arab dan Muslim Rangkul Cina Upayakan Gencatan Senjata di Jalur Gaza

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Negara Arab dan Muslim Rangkul Cina Upayakan Gencatan Senjata di Jalur Gaza
Iklan

Menteri luar negeri dari lima negara Arab dan muslim, yakni Arab Saudi, Palestina, Yordania, Mesir dan Indonesia, tiba di Beijing, Cina, Senin (20/11), bersama perwakilan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Indonesia diwakili langsung oleh menteri luar negeri Retno Marsudi. Mereka dijadwalkan bertemu Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi, dalam "misi kemanusiaan" untuk mengupayakan gencatan senjata permanen di Jalur Gaza dan masuknya bahan bantuan untuk penduduk sipil.

"Kami di sini untuk mengirimkan sinyal yang jelas, bahwa semua pihak harus segera menghentikan pertempuran dan pertumpahan darah, dan kita harus segera mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza,” kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud.

Baca juga:

Israel bersikeras hanya akan menyepakati damai jika Hamas membebaskan 240 sandera yang masih ditahan sejak serangan teror tanggal 7 Oktober silam. Respons Israel sejauh ini telah menewaskan 13.000 warga Palestina, kata kementerian kesehatan di Jalur Gaza, termasuk di antaranya 5.500 anak-anak.

Duta Besar Israel di Beijing, Irit Ben-Abba, mengatakan hari Senin bahwa dirinya berharap kunjungan negara-negara Arab dan muslim ke Cina tidak akan membuahkan "semua bentuk pernyataan tentang gencatan senjata. Sekarang bukan saatnya," kata dia seperti dikutip Reuters.

Dia sebaliknya mengajak negara-negara tersebut mengupayakan negosiasi pembebasan sandera dengan Hamas, dan "mendesakkan pembebasan tanpa syarat." Dia juga mengimbau pertemuan di Beijing ikut membahas peran "Mesir dalam memfasilitasi bantuan kemanusiaan."

Misi diplomasi Arab-Islam

Baca juga:

Ketika menyambut delegasi, Menlu Cina Wang Yi mengatakan betapa Beijing adalah "teman baik dan saudara" bagi negara-negara Arab dan muslim,” kata dia. "Kami selalu tegas mendukung perjuangan adil rakyat Palestina untuk memulihkan hak dan kepentingan nasional mereka yang sah.”

Sejak meletusnya konflik di Timur Tengah, Cina cenderung menahan diri dan hanya mengimbau de-eskalasi, serta dimulainya negosiasi bagi Solusi Dua Negara untuk kemerdekaan Palestina.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sikap tersebut disambut negara-negara Arab dan muslim yang pada pertemuan puncak di Riyadh, pekan lalu, mendesak Mahkamah Kriminal Internasional untuk menyelidiki "kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan Israel," di wilayah Palestina, Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Arab Saudi giat melancarkan inisiatif diplomasi untuk mendesakkan gencatan senjata di Gaza, dengan antara lain melobi Amerika Serikat. Konferensi Tingkat-tinggi Arab-Islam di Riyadh digelar oleh putera mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, antara lain bertujuan untuk memperkuat tekanan politik.

Kini, Saudi melirik Cina sebagai adidaya dunia. "Sayangnya, ada negara-negara besar yang melindungi serangan-serangan Israel di Jalur Gaza," kata Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry, kepada Wang Yi. "Kami menantikan peran yang lebih besar oleh negara-negara adidaya dunia seperti Cina untuk menghentikan serangan terhadap warga Palestina."

Wang Yi membalas, bahwa Cina kini akan bekerja keras "merelai pertempuran di Gaza sesegera mungkin, membantu mengatasi krisis kemanusiaan dan mempromosikan kompensasi yang adil, komperhensif dan berkelanjutan dalam isu Palestina sejak dini."

rzn/hp (rtr,ap)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada