Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Startup Teknologi Indonesia (Atsindo) Handito Joewono menilai jumlah platform dompet digital di Indonesia terlalu banyak sehingga menyebabkan perang promo. Idealnya, jumlah pemain dompet digital di Tanah Air cukup tiga perusahaan saja.
Handito mengatakan kompetisi dompet digital merupakan kompetisi padat modal. Selain teknologi yang andal, dibutuhkan dana yang besar untuk mengembangkan platform dompet digital.
Perusahaan dengan modal paling besar berpeluang untuk memenangi persaingan. Dia berpendapat dari belasan platform dompet digital yang terdapat di Indonesia, hanya 1-2 perusahaan saja yang akan menguasai pasar dompet digital.
"Akhirnya yang besar yang menang, itu tidak bisa dihindarkan kalau bicara yang besar maksimum 2 atau justru 1 saja, platform digital lainnya hanya menjadi pengikut,” kata Handito kepada Bisnis.com, Minggu (29/11/2020).
Di samping itu, menurut Handito, idealnya jumlah pemain dompet digital di Tanah Air hanya tiga platform saja yang berasal dari ekosistem BUMN, perbankan, dan non-perbankan.
Handito menyarankan platform digital yang masih kecil, tidak terlalu memaksakan diri untuk tumbuh cepat dengan menebar promo. Pasalnya, lawan yang hadapi sangat besar dan keberlanjutan bisnis perusahaan juga harus diperhatikan.
Handito berpendapat bahwa persaingan dompet digital ke depan akan bertambah ketat. Dia mendapat informasi bahwa Bank BCA akan makin serius dalam mengembangkan platform dompet digital.
Bank BCA, menurut Handito, akan melakukan penetrasi lebih dalam ke layanan dompet digital. Belum diketahui apakah BCA akan menggunakan Sakuku atau mengembangkan platform baru untuk masuk lebih dalam ke pasar dompet digital.
“Kalau menurut saya, idealnya tiga platform dompet digital di Indonesia. Tiga maksimal, karena mewakili unsur BUMN lewat LinkAja, unsur bank besar [yaitu] BCA, dan yang lain pemain komunitas, jangan maksa-maksa jadi pemain nasional,” kata Handito.
BISNIS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini