Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

<font face=arial size=1 color=#ff9900>Jalur Kereta</font><br />Ada Swasta di Jalur Kereta

Jalur kereta ke Bandar Udara Soekarno-Hatta serta untuk pertambangan di Kalimantan dan Sumatera segera selesai dibangun. Bukan lagi monopoli PT Kereta Api.

30 Januari 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CERITA tentang calon penumpang yang ketinggalan pesawat lantaran terjebak kemacetan lalu lintas mungkin akan sedikit berkurang tahun depan. "Tahun depan pembangunan jalur kereta ke Bandara Soekarno-Hatta sudah akan selesai," kata Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono kepada Tempo di kantornya Kamis pekan lalu. "Jalur Manggarai-Duri-Tangerang sudah ada. Yang benar-benar harus dibangun jalur baru hanya dari Tangerang ke Bandara sekitar lima kilometer."

Bambang cukup optimistis dengan target itu. Proyek ini tak akan banyak terhambat oleh urusan pembebasan lahan, yang biasanya jadi urusan paling rumit dan makan biaya. "Lintasan baru yang harus dibangun banyak yang masuk kawasan Angkasa Pura II."

Total dana yang diperlukan sekitar Rp 1,7 triliun, berasal dari anggaran Kementerian Perhubungan dan PT Kereta Api Indonesia. "Anggaran tersebut belum termasuk dengan pengadaan unit keretanya," Bambang menambahkan.

Adapun penambahan rangkaian kereta diupayakan PT Kereta Api dengan mendatangkan 160 unit kereta listrik tambahan dari Jepang pada Maret mendatang. Sementara itu, gerbong yang sudah tiba pengirimannya pada April tahun lalu jumlahnya 130 buah. "Ini untuk meningkatkan kapasitas angkut penumpang se-Jabodetabek," kata juru bicara PT Kereta Api Daerah Operasional I, Mateta Rijalulhaq.

Bandar udara lain yang sudah dalam tahap pengerjaan berikut jalur keretanya adalah Kuala Namu di Medan. Dua lainnya masih dalam perencanaan, yakni di Kabupaten Karawang dan Majalengka.

Lapangan terbang di Majalengka dibangun untuk menambah kapasitas Bandara Husein Sastranegara, Bandung, yang sudah dipadati 800 ribu-1 juta penumpang per tahun. Jadwal penerbangan makin rapat karena TNI Angkatan Udara dan PT Dirgantara Indonesia harus berbagi landasan udara yang sama. Adapun rencana pembangunan lapangan terbang di Karawang dimaksudkan untuk membagi kepadatan yang sudah tak tertampung di Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Semua rancangan dan proyek yang sudah berjalan itu dilaksanakan seiring dengan pengerjaan jalur ganda untuk rute Jakarta-Surabaya. Jalur ganda yang masih perlu dana Rp 1,8 triliun ini pun dijadwalkan kelar tahun depan.

Selain habis-habisan menggarap Jawa, Kementerian Perhubungan rupanya sedang menunggu realisasi dua jalur kereta lain di Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan-Lampung. Bedanya dengan rute di Jawa, dua jalur baru ini khusus ditujukan sebagai sarana angkutan batu bara dan bahan tambang lainnya. Keduanya juga tak lagi dikelola oleh PT Kereta Api, karena sepenuhnya akan dioperasikan oleh perusahaan tambang dan kebun sawit.

Rute Palembang-Pelabuhan Panjang di Lampung akan digunakan untuk mengangkut batu bara dari tambang PT Bukit Asam dan minyak sawit Grup Rajawali. Rute ini membentang sepanjang 285 kilometer melintasi delapan kabupaten di kedua provinsi, dengan total proyek senilai US$ 1,8 miliar atau setara dengan Rp 16 triliun.

Di Kalimantan, rel baru akan dibangun dari Muara Wahau ke Bengalon di wilayah Kabupaten Kutai Timur, sejauh 130 kilometer. Rel dibangun dan dioperasikan oleh investor dari Uni Emirat Arab, yakni MEC (Minerals, Energy & Commodities), yang menggarap tambang batu bara di lahan 5.000 hektare. "Untuk infrastruktur, termasuk rel dan dermaga, kami merencanakan investasi US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 13,5 triliun," kata Mesra Eza, Wakil Direktur Perencanaan dan Pembangunan MEC. "Saat ini sudah kami keluarkan sekitar Rp 800 miliar untuk pembebasan lahan."

Y. Tomi Aryanto, Ilham, Dina Berina

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus