Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

<font size=1 color=#FFCC33>Industri otomotif</font><br />Terpikat Legitnya Mobil Keluarga

Proton bakal menjajal pasar kendaraan keluarga di Indonesia. Bisa berdarah-darah.

23 Juni 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NAMANYA masih generik: Proton MPV. Bentuknya pun masih menjadi rahasia besar. Para petinggi Proton hanya menguak serba sedikit soal mobil ini: kabinnya bakal muat untuk tujuh penumpang, dan—ini dia—akan dipasarkan di Indonesia.

Rencana Proton menjajal pasar multipurpose vehicle di Tanah Air diungkapkan dua pekan lalu oleh Managing Director Proton Holdings Berhad, Syed Zainal Abidin Syed Mohamed Tahir, di Shah Alam, Selangor. Ini markas besar perusahaan mobil pelat merah Malaysia tersebut. Sebelum itu, Juli nanti, Proton bakal memperkenalkan sedan Persona di Indonesia International Motor Show.

Segala persiapan untuk melepas Proton MPV di Indonesia sudah kelar. Detail marketnya sudah selesai dianalisis, termasuk studi kepada pengguna Avanza dan Xenia di Jakarta. ”Ini untuk mengetahui lebih dalam cita rasa masyarakat Indonesia,” ujar Syed Zai­nal Abidin.

Sayangnya, ia irit bicara soal detail MPV-nya. Beredar kabar, desainnya bakal merupakan gabungan Toyota Wish dan Honda Stream. Tapi tebakan ini bisa meleset. Soalnya, perkiraan itu ditarik dari foto mobil yang dipakai Proton untuk menguji mesin MPV-nya. Padahal uji mesin tahap awal tak perlu dilakukan di atas body orisinal.

Bisa dimaklumi jika Proton terpikat memasarkan kendaraan keluarganya di Indonesia. Jenis mobil ini memang laris manis karena klop dengan karak­teristik masyarakat Indonesia yang guyub. ”Supaya si teteh, kakek, nenek, uwak, semua bisa ikutan,” ujar Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia Freddy A. Sutrisno akhir pekan lalu.

Lihat saja data penjualan mobil di dalam negeri pada 2007. Setengahnya didominasi mobil keluarga. Merek terlaris adalah Toyota Avanza, yang terjual 62.010 unit, disusul Toyota Innova, yang laku 40.169 unit, dan Daihatsu Xenia, 28.914 unit. Hingga Mei 2008, posisi ketiganya belum tergeser oleh merek lain (lihat tabel).

Masalahnya, persaingan pada segmen ini tergolong ketat. Hampir setiap me­rek menjajakan kendaraan jenis ini di Indonesia. Terakhir, Februari lalu, pabrikan otomotif Korea Selatan, Hyundai, memperkenalkan multipurpose vehicle kelas premium bernama H1.

Kebanyakan pemain di segmen ini juga pabrikan besar. Jelas itu membikin Proton mesti susah payah memasuki pasar ini. Tapi, tenang saja, ”Volume pasar kendaraan multiguna di Indonesia sangat besar dan terus tumbuh,” ujar Presiden Direktur Indomobil, yang memproduksi Suzuki APV, Gunadi Sindhuwinata.

Sedikit nasihat disampaikan Kepala Divisi Pemasaran Toyota Astra Motor Widyawati. Agar penetrasi pasar berhasil, pendatang baru mesti menyiapkan senjata yang jitu. ”Bila tidak, ia harus siap berdarah-darah,” ujarnya.

Ada beberapa senjata yang wajib disiapkan oleh Proton: teknologi, desain, dan harga. ”Kalau ternyata harganya dengan Toyota sama atau beda tipis, ya, orang pasti akan memilih Toyota,” kata pengamat industri otomotif dari BNI Sekuritas, Noriko Gaman.

Ia juga menggarisbawahi soal la­yan­an pascajual Proton. ”Jangan sampai terulang kasus mocin (motor Cina) dan mobil Proton Saga di era 1985 yang pela­yanan after sales-nya tidak siap,” katanya mewanti-wanti.

Proton mengaku sudah memiliki senjata hebat untuk memasuki Indonesia. ”Walaupun kompetitornya pemain besar, kalau ada tawaran menarik, konsumen pasti ngiler,” ujar Presiden Direktur Proton Edar Indonesia Djunaedi Hadiwidjaja. Cuma, Djunaedi masih merahasiakan senjatanya.

Retno Sulistyowati

Data Penjualan MPV
Januari-Mei 2008 (Jumlah/Pangsa Pasar)

Toyota Avanza: 29.279/12,4%

Toyota Innova: 23.079/9,8%

Mitsubishi FE: 16.718/7,1%

Daihatsu Xenia: 12.457/5,3%

Nissan Grand Livina: 10.780/4,6%

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus