Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - BUMN di bidang konstruksi, PT Amarta Karya (Persero) alias AMKA, akan terlibat dalam pembangunan Bukit Algoritma di Sukabumi, Jawa Barat. Bukit Algoritma merupakan pusat industri, riset, dan teknologi yang dimimpikan menyerupai Lembah Silikon atau Silicon Valley di San Fransisco.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko berujar, konsolidasi PT Kiniku Bintang Raya dan PT Bintang Raya Loka Lestari telah menggandeng AMKA sebagai kontraktor utama Bukit Algoritma. “Kami telah menandatangani kontrak pekerjaan pengembangan rencana kawasan ekonomi khusus dengan AMKA,” tutur Budiman saat ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis, 15 April 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berikut ini sejumlah fakta tentang AMKA di megaproyek senilai Rp 18 triliun tersebut.
1. Alasan pemilihan AMKA
Budiman menceritakan alasan Kiniku Bintang Raya KSO menggandeng AMKA sebagai kontraktor utama Bukit Algoritma. Menurut Budiman, Kiniku Bintang Raya sejatinya telah menjajaki berbagai BUMN dan perusahaan swasta yang bergerak bidang konstruksi.
Namun dalam prosesnya, AMKA merupakan perusahaan yang paling cepat memberikan respons. “Akhirnya kami pilih yang paling sehat, paling cepat, dan responsif,” ujar Budiman. Budiman mengatakan KSO ingin bergerak cepat. Bila tak ada aral melintang, perusahaan akan melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan Bukit Algoritma seluas 888 hektare pada Mei mendatang.
2. Tugas AMKA
Sebagai kontraktor utama, AMKA akan membangun infrastruktur, termasuk akses jalan raya, fasilitas air bersih, pembangkit listrik, gedung konvensi, dan fasilitas lainnya. AMKA juga akan menentukan desain pembangunan Bukit Algoritma sesuai dengan konsep yang diajukan KSO.
“Yang mengerjakan fisiknya AMKA. Kami minta bangunkan itu. Konspenya dari kami,” ujar Budiman. Budiman mengatakan AMKA memiliki hak untuk menggandeng perusahaan-perusahaan subkontraktor untuk merampungkan target pembangunannya.
3. Anggaran pembangunan
Budiman mengklaim pembangunan Bukit Algoritma tak menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN. Pembangunan juga dipastikan tak bakal menggunakan dana penyertaan modal negara (PMN) melalui AMKA.
Budiman mengatakan proyek itu akan dibiayai oleh investor swasta. Saat ini, ia menyebut sudah ada satu investor dari Amerika Utara yang menyatakan komitmennya. “Jadi AMKA mereka main contractor yang kami bayar,” ujar Budiman.
4. Tanggapan staf khusus Erick Thohir
Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara, Arya Sinulingga, membenarkan bahwa AMKA akan menjadi kontraktor dalam pengembangan Bukit Algoritma. Ia memastikan posisi AMKA bukan sebagai penanam modal.
"Menurut informasi dari Amarta Karya mereka hanya jadi kontraktor bukan investor," ujar Arya.
Arya enggan menyebut lebih detail soal keterlibatan AMKA. “Yang pasti Amarta Karya diminta hanya jadi kontraktor. Saya hanya bicara Amarta Karya, jadi saya tidak tahu yang lain,” ujarnya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | CAESAR AKBAR