Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Investor handal yang juga masuk dalam daftar orang terkaya di dunia Warren Buffett membeberkan sejumlah tips investasi di tengah ancaman resesi yang disebut-sebut akan terjadi pada tahun 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria yang dikenal sebagai Oracle of Omaha karena kecakapan investasinya tersebut berhasil mengumpulkan kekayaan pribadi lebih dari US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1.560 triliun (asumsi kurs Rp 15.603 per dolar AS).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bahkan, saat kondisi resesi, Warren Buffett tetap memberanikan diri dengan menanamkan modalnya. Bagi Buffett, resesi adalah salah satu waktu terbaik untuk mencari peluang investasi.
“Kabar buruk adalah sahabat bagi investor. Ini memungkinkan Anda untuk membeli sebagian dari masa depan dengan harga yang lebih rendah," kata Buffett, dikutip dari Forbes pada Sabtu, 17 Desember 2022.
Berikut lima tips investasi menjelang resesi 2023 dari Warren Buffett:
1. Investasi dalam jangka panjang
Buffett selalu menyarankan investor untuk berfokus pada investasi jangka panjang. Ia juga menekankan agar investor menghindari berinvestasi dengan biaya tinggi. Para investor yang hanya duduk dengan memantau kumpulan bisnis besar yang telah dibeli, menurut dia, kemungkinan besar akan berhasil.
“Bisnis memang akan mengalami naik turun pendapatan, seperti yang selalu mereka alami. Namun, sebagian besar perusahaan besar akan mencetak rekor laba baru selama 5, 10, dan 20 tahun dari sekarang," kata Buffett.
Ia lalu mencontohkan perjalanan bisnis Coca-Cola. Pada tahun 2007, sebelum terjadi resesi hebat, saham Coca-Cola memuncak ke level US$ 32 per saham. Kemudian pada Maret 2009, harganya turun menjadi $ 19,55 per saham.
Saat itu, sentimen investor langsung berubah. Sejumlah perusahaan kala itu ketar-ketir bahwa orang-orang menjadi takut akan masa depan ekonomi mereka. Walhasil, mereka mengatasi hal tersebut dengan memberi hadiah kepada investor setia yang masih membeli saham mereka.
Jika berkaca pada kondisi saat ini, perusahaan telah bangkit kembali. Saham Coca-Cola pun kini berada di lebih dari $ 63 per saham. Inilah satu dari beberapa contoh kasus yang akan memperkuat keyakinan Anda tentang bagaimana berinvestasi ketika resesi.
2. Optimistis pada hasil yang baik
Usai mempelajari contoh Coca-Cola tersebut, Anda dapat lebih optimistis. Buffett menyarankan agar pola pikir investor sebaiknya tetap di teritori positif. Ia meminta para investor untuk tetap yakin modal yang ditanamkan bakal membuahkan hasil yang baik.
Poin tersebut seiring dengan kunci yang selalu ditanamkan Buffett. Sebab, dia selalu mendorong kepercayaan diri.
Selanjutnya: Bahkan pada masa resesi yang terjadi pada ...
Bahkan pada masa resesi yang terjadi pada tahun 2010 lalu, dia berkata kepada investor bahwa dia optimistis jika keterpurukan di masa itu pasti akan menemukan titik terang. Hal itu pun terlihat saat ini, ketika masa gelap sudah terlewati.
“Kami masih dalam resesi. Kami belum bisa keluar untuk sementara waktu, tetapi kami pasti akan keluar dari situasi ini. Tidak ada yang permanen, jadi meski ekonomi terasa terus menyusut, ingatlah bahwa akan ada cahaya di ujung terowongan," kata Buffett pada tahun 2010.
Buffett juga menyarankan agar investor tidak merasa takut ketika dihadapkan pada kondisi penurunan ekonomi. Resesi adalah kondisi yang dipenuhi dengan ketakutan. Hal ini justru mengartikan bahwa seorang investor harus membangun investasi, menyimpan saham dengan harga murah.
"Takutlah ketika orang lain serakah, dan jadilah serakah ketika orang lain takut," ungkap Oracle of Omaha itu.
3. Memilih index fund
Buffett juga selalu menyarankan agar penanam modal dapat berinvestasi di index fund (reksadana indeks) yang memiliki biayanya rendah. “Menurut pandangan saya, bagi kebanyakan orang, hal terbaik yang harus dilakukan adalah memiliki index fund S&P 500," kata CEO Berkshire Hathaway tersebut.
Ia lantas mencontohkan, bila Anda bertaruh pada Amerika Serikat dan mempertahankan posisi itu selama beberapa dekade. "Anda akan jauh lebih baik daripada membeli sekuritas keuangan," ujar Buffett.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa sejak tahun 1957, S&P 500 memiliki average return atau tingkat pengembalian rata-rata historis tahunan sekitar 11,88 persen.
4. Berinvestasi dalam aset produktif
Buffett juga dikenal dengan tipsnya agar investor berinvestasi dalam berbagai aset produktif. “Aset produktif seperti pertanian, real estat, dan kepemilikan bisnis menghasilkan banyak sekali kekayaan. Sebagian besar pemilik properti seperti itu akan diberi penghargaan, ”kata Buffett dalam surat pemegang saham tahunan pada 2021.
5. Diversifikasikan investasi
Terakhir, Buffett menyebutkan yang juga penting dalam berinvestasi pada aset produktif adalah kesabaran. “Yang diperlukan hanyalah berlalunya waktu, ketenangan batin, diversifikasi yang luas, dan minimalisasi transaksi dan biaya,” kata Warren Buffett dilansir dari Market Watch, dalam surat tahun 2021.
BISNIS
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.