Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut saat ini perdagangan ASEAN lebih besar ke wilayah Amerika Serikat (AS) dibanding ke Cina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Negara Cina dan AS sekarang shifting perdagangan. Jadi di kuartal ini, perdagangan ASEAN lebih tinggi ke Amerika daripada ke Cina. Ini untuk pertama kalinya dalam sejarah. Artinya, pergeseran supply chain memang terjadi," katanya dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2024 di Istana Negara, Jakarta Pusat pada Jumat, 14 Juni 2024 yang diikuti melalui siaran langsung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Namun, kata Airlangga Indonesia belum memiliki perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA). Oleh sebab itu, negara-negara tetangga yang telah memiliki FTA menjadi negara yang beruntung dalam kondisi saat ini.
"Hanya, memang kita karena belum punya FTA. Jadi, yang diuntungkan masih Vietnam, Thailand dan beberapa negara lain di ASEAN. Kita sedang mempersiapkan perdagangan dengan Amerika," tuturnya.
Sebelumnya, Airlangga telah membahas percepatan penyelesaian perundingan FTA antara Indonesia dengan Eurasian Economic Union (EAEU). Dia membahas percepatan ini bersama mantan Presiden dan Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev, Wakil Perdana Menteri Rusia Denis Manturov, serta Menteri Pembangunan Ekonomi Federasi Rusia Maxim Reshetnikov dalam kunjungan kerja di Moskow, Rusia.
"Indonesia juga meminta Rusia untuk mendukung penyelesaian perundingan Indonesia-EAEU FTA yang ditargetkan akan rampung pada Juli 2024,” katanya dalam keterangan resmi pada Rabu, 12 Juni 2024.
Menurut Airlangga, percepatan penyelesaian perundingan FTA Indonesia-EAEU sangat diperlukan. “Kami meyakini, perjanjian tersebut akan mampu meningkatkan ekspor dan menjadi pendorong yang kuat bagi pelaku usaha untuk meningkatkan kegiatan bisnis di kedua negara," ucap Airlangga kepada Maxim Reshetnikov.
Pilihan Editor: FNKSDA Minta Nahdliyin Tidak Ikut PBNU Terima Izin Tambang