Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Aktivis Lingkungan Tanggapi Pidato Pertama Prabowo soal Penghiliran Komoditas: Sebatas Mengakomodir Pemilik Modal

Pendiri Ruang Setara (Rasera) Project, Aulia Hakim, menanggapi pidato pertama Presiden Prabowo Subianto ihwal hilirisasi atau penghilirian komoditas.

21 Oktober 2024 | 08.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Ruang Setara (Rasera) Project, Aulia Hakim, menanggapi pidato Presiden Prabowo Subianto ihwal hilirisasi atau penghilirian komoditas. Dalam pidato pertama usai dilantik kemarin, Prabowo menyebut penghiliran harus dilakukan untuk mencapai kemakmuran.

Aulia menilai pernyataan Prabowo hanya sebatas mengakomodir hasrat para pemilik modal. “Tidak ada semangat untuk mendorong nasionalisasi aset, seperti sumber daya alam berbasi nikel yang ada di Sulawesi Tengah yang saat ini massif beroperasi, sehingga betul-betul bisa mensejahterakan rakyat sesuai amanat konstitusi,” ujar Aulia.

Aktivis lingkungan Sulawesi Tengah itu mengatakan, Prabowo seharusnya tidak hanya sekadar melanjutkan penghilirian yang dimulai Presiden ke-7 Jokowi sebelumnya. Namun, sudah menyiapkan strategi pengelolaan sumber daya alam, seperti nikel, berbasis rakyat.

“Kalau dorongannya partisipatif rakyat, saya kira hilirisasi yang dicita-citakan bisa tercapai,” kata Aulia. Selain itu, pengelolaan dampak lingkungan bisa lebih terkontrol. “Penangannnya akan jauh lebih efisien karena partisipatif,” tuturnya.

Dalam konteks penghilirian nikel, Aulia mengingatkan ihwal persoalan-persoalan yang ditimbulkan. Terlebih, persoalan nikel diamini Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia ketika menyampaikan hasil disertasinya di Universitas Indonesia pada Rabu, 16 Oktober 2024. Saat itu, Bahlil menyebut penghiliran nikel belum menguntungkan warga lokal, tetapi investor dan pemerintah pusat. Industri penghiliran nikel juga masih banyak menggunakan tenaga kerja asing.

Adapun dalam pidato pertamanya usai dilantik menjadi presiden ke-8 pada Minggu, 20 Oktober 2024, Prabowo mengatakan melalui penghiliran komoditas, Indonesia akan memperoleh nilai tambah. juga mengatakan semua komoditas harus bisa dinikmati seluruh rakyat.

“Nilai tambah dari semua komoditas itu harus menambah kekuatan ekonomi kita, sehingga rakyat kira bisa mencapai tingkat hidup yang sejahtera,” katanya.

Rizki Yusrial berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Pilihan Editor: Ada Rekonstruksi Jalan di Ruas Tol Jakarta-Cikampek Mulai Senin Pagi, Jasamarga Imbau Masyarakat Antisipasi Perjalanan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus