Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Alasan Bank Dunia Turunkan Peringkat Indeks Performa Logistik RI yang Bikin Luhut Geram

Bank Dunia menurunkan peringkat Indeks Kinerja Logistik RI dari posisi ke-46 ke urutan ke-63

20 Juli 2023 | 17.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Dunia merilis data Indeks Kinerja Logistik atau Logistics Performance Index (LPI) internasional secara berkala (real time) melalui laman resminya. Diketahui, peringkat Indeks Performa Logistik Indonesia 2023 berada di urutan ke-63 atau turun 17 posisi dari rangking ke-46 pada 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penurunan rating ini membuat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan geram. Bahkan, ia berencana mengundang Bank Dunia untuk menjelaskan letak kelemahan sektor logistik Republik Indonesia (RI). 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Jangan bilang saja tiba-tiba turun 17 peringkat. Tell me, kita harus transparan semua, we have done this, this, this, kau cari di mana?” ujar Luhut di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, pada Selasa, 18 Juli 2023.

Alasan Bank Dunia Turunkan Peringkat Indeks Performa Logistik RI

Dikutip dari lpi.worldbank.org, pengukuran LPI di 139 negara didasarkan oleh enam dimensi. Singapura berada di posisi puncak dengan skor 4,3. Kemudian disusul Finlandia (4,2) serta Denmark dan Jerman yang memiliki skor sama, yaitu 4,1. Pada 2018, Jerman berada di peringkat pertama dengan nilai 4,2, sedangkan Singapura hanya masuk 10 besar, tepatnya rangking ke-7 dengan skor 4. 

Dengan demikian, di antara negara anggota ASEAN, Singapura ada di urutan tertinggi. Selanjutnya, Malaysia peringkat 31, Thailand ke-37, Filipina ke-47, Vietnam ke-50, Indonesia ke-63, Laos ke-82, dan Kamboja ke-116. 

Adapun enam dimensi penilaian LPI 2023 yang ditetapkan Bank Dunia, meliputi Infrastruktur, Kepabeanan (Customs), Pengiriman Internasional (International Shipments), Kompetensi dan Kualitas Logistik (Competence and Quality), Lini masa (Timeliness), serta Pelacakan dan Penelusuran (Tracking and Tracing). 

Indonesia mempertahankan skor untuk dimensi Infrastruktur

Jika diamati, Indonesia mampu mempertahankan skor untuk dimensi Infrastruktur, yaitu 2,9 sejak 20218. Sementara itu, skor dari sisi Kepabeanan meningkat sekitar 0,13 yaitu 2,8 (2023), dari sebelumnya 2,67 (2018). Namun, skor Pengiriman Internasional dan Kualitas Logistik merosot, masing-masing 3,23 (2018) menjadi 3 (2023) serta 3,1 (2018) menjadi 2,9 (2023). 

Begitu pula dengan skor Lini masa yang turun di angka 3,3 (2023) dari 3,67 (2018). Untuk skor Pelacakan dan Penelusuran rantai pasokan juga lebih kecil, yaitu 3 (2023) daripada 3,3 (2018). 

Lebih lanjut, LPI 2023 dibuat untuk membantu negara-negara mengidentifikasi tantangan dan peluang logistik perdagangan. Bank Dunia menggunakan metodologi penelitian dengan menyurvei operator jasa pengiriman, memberi umpan balik (feedback) tentang pelayanan mereka terhadap konsumen, informasi pelayaran laut, pelacakan peti kemas, serta pengiriman pos (paket) dan kargo udara. 

"Between 2018 and 2023, a secondary, smaller peak emerged around a score of 3.5, meaning
that more countries have relatively strong performance. In addition, the lowest scores have tended to increase, particularly in the 2023 LPI, but this is due partly to a sample of 139 countries compared with 160 in 2018. The 2018 sample included 20 countries with a score of 2.6 or below (and an average score of 2.4) that were not included in the 2023 sample. This makes comparing," tulis Bank Dunia dalam laporannya.

Kata Luhut soal Penurunan Peringkat LPI RI 2023


Mengetahui rendahnya posisi indeks logistik Indonesia pada 2023, Luhut menilai jika LPI diukur dengan melihat jumlah pelabuhan tidak adil karena RI memiliki ribuan pelabuhan dan termasuk dalam 20 besar terbaik. 

“Nanti kami periksa, kami juga tidak menutup diri terhadap kritik. Yang jelas, saat ini cost logistic di Indonesia sudah ada penghematan, karena dilakukan digitalisasi." ujar Luhut.

Lebih jauh, Luhut menganggap ada paradoks antara LPI Bank Dunia dengan kondisi di mana pelabuhan di Indonesia termasuk dalam 20 besar terbaik. Namun, LPI itu tetap diterima dan Luhut menegaskan bahwa pemerintah akan mengundang Bank Dunia mendiskusikan lebih jauh soal perbaikan yang akan dilakukan.

“Saya mau tanya satu-satu, apa salah kami? Terus kami perbaiki. Ya, kami tidak menutup diri, harus ada perbaikan. Jadi kami juga tidak perlu berkecil hati mengenai itu,” ujar Luhut.

Di sisi lain, CEO Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menyatakan bahwa hasil LPI 2023 harus disikapi dengan bijaksana sebagai masukan untuk perbaikan industri logistik. “Walaupun berdasarkan persepsi pelaku logistik, LPI disusun dengan metodologi jelas dan transparan,” katanya dalam keterangan tertulis pada Rabu, 19 Juli 2023. 

Meski tidak menggambarkan kinerja sektor logistik secara keseluruhan, menurut Setijadi, laporan LPI Indonesia 2023 bisa berubah menjadi fenomena gunung es yang menunjukkan berbagai polemik. “Peningkatan atau penurunan LPI harus diterima secara terbuka. Jangan hanya menerima ketika peringkat naik, tapi menolak ketika turun,” tuturnya. 

 

NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA | MOH KHORY ALFARIZI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus