Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura I (AP I) mengklaim banyak perubahan dan transformasi untuk menanggulangi dampak pandemi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengalami kerugian pada tahun 2020 - 2022, perusahaan meluncurkan program Transformasi AP I yang dimulai pada Januari 2022. AP I saat ini telah meraup keuntungan sebesar Rp 448 miliar. Peningkatan kinerja AP I bahkan melebihi target yang telah ditentukan perusahaan untuk periode 2022-2027.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pandemi COVID-19 berat bagi AP I, karena bisnis kami bergantung pada traffic pesawat dan penumpang. Tapi ini mendorong perusahaan untuk banyak belajar, kami berhasil membangun lebih dari 100 inisiatif dengan hasil peningkatan kinerja yang positif,” ujar Faik Fahmi Direktur Utama di Jakarta, Rabu 30 Agustus 2023.
Pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir tiga tahun menjadi pukulan berat bagi perusahaan, Volatilitas industri maskapai saat itu membuat perusahaan menyusun inisiatif transformasi untuk mendukung pemulihan bisnis seperti cost leadership, revenue enhancement, dan penundaan investasi.
Peningkatan performa AP I tengah tahun ini juga didukung dari sisi organization and culture melalui restrukturisasi organisasi untuk penguatan, optimalisasi, dan efektivitas proses bisnis organisasi. AP I mendapat 18 penghargaan Airport Council International (ACI).
Pencapaian kinerja keuangan AP I didukung kinerja operasional perusahaan yang tumbuh secara signifikan hingga Juli tahun ini. AP I mencatat sebanyak 45,3 juta pergerakan penumpang di 15 bandara pada periode 1 Januari-28 Agustus 2023, tumbuh 78 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022 sebesar 25,4 juta penumpang.
Setelah mengalami penurunan hingga 63 persen pada 2021 dengan kerugian terbesar sebanyak Rp 3,21 triliun, pada periode Januari-Juli 2023, total pendapatan mencapai Rp 5,21 triliun atau meningkat 75 persen dan EBITDA mencapai Rp 2,32 triliun atau naik 224 persen dibandingkan periode yang sama dari tahun lalu. Dengan perolehan tersebut, perusahaan pun berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 448 miliar di periode Januari-Juli 2023.
Dari segi digitalisasi, AP I menyiapkan Cargo Integrated System 2.0 Development
“Kami mengaplikasikan strategi Management Operations berbasis Traffic atau MOT, jadi bandara sudah mempunyai data untuk pada keesokan hari, kami tahu biaya yang akan dikeluarkan besok. Kami melayani sesuai traffic yang akan dilayani, dengan begitu mengeluarkan resource yang sesuai dan dapat melakukan significant saving,” jelas Faik.
Faik menjelaskan bahwa mereka mencari solusi pada masalah yang ada sebelum pandemi, saat, dan setelahnya, contohnya mengenai kapasitas bandara. Hal ini dengan mempertimbangkan demand pengguna angkutan transportasi udara yang semakin tinggi.
Salah satu contoh inisiatif strategis yaitu dengan melakukan perubahan tipe pesawat dari wide body menjadi wide body yang kapasitasnya lebih besar seperti yang telah terealisasi di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali yang telah melayani penerbangan pesawat terbesar di dunia, Airbus A380-800 milik Emirates yang sebelumnya mengoperasikan pesawat tipe Boeing 777-300ER.
Kemudian, dari segi digitalisasi, AP I menjalankan inisiatif Cargo Integrated System 2.0 Development yakni sistem integrator end to end proses bisnis dan cargo & logistics secara real time. Ada juga inisiatif untuk integrasi sistem pelaporan tenant di seluruh bandara AP I.
Pefindo, embaga pemeringkat obligasi nasional, telah menaikkan peringkat kredit AP1 dari idAA+ Outlook Negatif menjadi idAA+ Outlook Stabil. Pada 2023, Fitch Ratings yang merupakan lembaga pemeringkat kredit internasional juga menaikkan peringkat kredit perusahaan dari AA-(idn) Outlook Stabil menjadi AA(idn) Outlook Positif.
Faik menjelaskan bahwa potensi pengembangan rute, yang juga bertujuan untuk membangun sektor pariwisata dan perekonomian di Indonesia. Saat ini Angkasa Pura I berusaha menarik maskapai dan pengunjung internasional, yang masih 20 persen dari total operasi. Perusahaan berusaha mendorong anak usaha yang memiliki konsumer diluar AP I , seperti logistik, hotel, dan kargo untuk mendorong efisiensi operasional bandara, yang akan menaikkan margin.
Sebelumnya, AP I sudah berhasil menyukseskan program pemerintah, seperti MotoGp di Mandalika pada Maret 2022, mendukung kegiatan G20, dan yang kedepan akan mendukung kelancaran KTT 2023. Saat ini AP I dalam proses menyelesaikan bandara Makassar dan setelah teken perjanjian KSO bandara Djoho Kediri, memastikan operasi bandara Kediri dapat beroperasi pada Desember 2023.
LAYLA AISYAH