Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Anies Baswedan ingin Gorontalo menjadi kota agropolitan. Artinya, Gorontalo akan menjadi kota jasa yang memfasilitasi kebutuhan pertanian dan pengolahan pangan untuk mengembangkan industri pengolahan.
“Kami datang ke sini ingin membangun Gorontalo sebagai salah satu dari kota yang di-upgrade sebagai kota agropolitan,” kata Anies di hadapan ratusan petani Bulotalangi Timur, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada 8 Januari 2024, seperti diberitakan Antara.
Anies menguraikan, di Provinsi Gorontalo, anak muda melihat ada potensi besar di sektor pertanian. Di sisi lain, anak muda juga menyaksikan sektor pertanian masih belum memberikan kesejahteraan yang seimbang. Aspirasi anak muda ini sangat besar untuk memperbaiki tataniaga dan membuat harga jual produk pertanian lebih baik.
Selain itu, ia juga mendorong agar ada pemanfaatan teknologi dalam pertanian. Tidak hanya itu, Gorontalo juga menjadi tempat percontohan pertanian, seperti jagung, kakao, dan jenis tumbuhan lain dapat tumbuh dengan baik.
Agropolitan
Mengacu jurnal Analisis Kebijakan Pertanian, agropolitan berasal dari kata agro berarti pertanian dan politan yang memiliki arti kota. Dari dua kata tersebut, agropolitan diartikan sebagai kota pertanian atau pertanian di kawasan kota. Agropolitan merupakan sebuah konsep pembangunan wilayah kota yang satu dengan lainnya sebagai pusat ekonomi dengan wilayah pedesaan sebagai pusat kegiatan pertanian tertinggal. Agropolitan menjadi salah satu kebijakan pengembangan dari bawah.
Menurut publikasi ub.ac.id, agropolitan merupakan pendekatan pembangunan melalui gerakan masyarakat dalam membangun ekonomi dengan landasan pertanian (agribisnis) secara terpadu dan berkelanjutan.
Pembangunan dilakukan di kawasan terpilih melalui pengembangan infrastruktur pedesaan yang dapat melayani dan mendorong pembangunan pertanian di wilayahnya. Wilayah agropolitan menjadi kawasan agribisnis terpilih (sentra produksi pertanian) yang mempunyai komoditi unggulan sebagai sumber pendapatan sebagian besar masyarakat.
Pada pelaksanaan pengembangan agropolitan, terdapat karakteristik yang diperlukan agar pembangunan terpadu. Dilansir dalam jurnal Komoditas Unggulan Holtikultura Agropolitan Poncokusumo, berikut adalah ciri-ciri kawasan agropolitan, yaitu:
- Mayoritas kegiatan masyarakat adalah pertanian atau agribisnis yang terintegrasi dari usaha tani (tanaman pangan atau holtikultura), agribisnis hulu (peralatan pertanian pupuk), agribisnis hilir (industri pengolahan dan pemasaran), dan jasa penunjang kegiatan.
- Hubungan antara kota dengan desa yang bersifat timbal balik dan saling membutuhkan.|
- Sebagian besar kegiatan didominasi pertanian atau agribisnis, termasuk usaha industri pertanian, perdagangan hasil pertanian, agrowisata dan jasa pelayanan.
- Kehidupan kawasan agropolitan sama dengan suasana di perkotaan karena prasarana dan infrastruktur diusahakan tidak berbeda jauh dengan kota.
Melihat ciri-ciri tersebut, kawasan agropolitan dapat diterapkan di Gorontalo dengan pembangunan terpadu. Anies Baswedan juga mengungkapkan bahwa ingin pembangunan di Indonesia diberikan porsi yang merata, sesuai dengan potensi yang dimiliki dan sesuai dengan kebutuhan sehingga berkelanjutan.
Pilihan Editor: Anies Panen Singkong di Gorontalo: Berhasil Tanpa Perlu Program Food Estate
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini