Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA — Kementerian Perhubungan berencana menggunakan bus listrik sebagai sarana angkutan antar-kota antar-provinsi (AKAP) pada rute jarak pendek Trans Jawa. Rencana itu tercantum dalam National E Mobility Plan yang disusun Kementerian Perhubungan. Penggunaan bus listrik ini sekaligus sebagai upaya mencapai target netralitas karbon (net zero emission) 2060.
“Proyek percontohan angkutan AKAP berbasis listrik akan diimplementasikan pada rute Jakarta-Cirebon, Jakarta-Tegal, Semarang-Yogyakarta, dan Solo-Surabaya,” ucap Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan, Novie Riyanto Rahardjo, dalam acara Tempo Green Economy dan Tempo Financial Award 2022, kemarin.
Namun, dalam pelaksanaannya, masih ada beberapa kendala, seperti kemampuan baterai kendaraan yang masih terbatas. Menurut Novie, jarak tempuh maksimum yang dapat dicapai bus AKAP Trans Jawa dan Trans Sumatera berbasis listrik untuk sekali pengisian hanya 300 kilometer dengan kecepatan 70 kilometer per jam.
“Karena itu, rute-rute yang lebih pendek dari 300 kilometer yang dapat menggunakan bus listrik,” ujar dia.
Merujuk pada dokumen National E Mobility Plan, pada 2030 hingga 2040, ditargetkan sebanyak 25 persen bus AKAP Trans Jawa dan Trans Sumatera serta 50 persen angkutan antarkota sudah menggunakan kendaraan listrik. Selanjutnya, pada 2040, diharapkan teknologi baterai dan pengisian daya listrik sudah optimal sehingga dapat mendukung perjalanan jalan jauh.
"Terakhir, memasuki 2045, seluruh sarana angkutan Trans Jawa dan Trans Sumatera sudah beralih ke kendaraan listrik," kata Novie.
Selain untuk menyokong penggunaan kendaraan listrik antarpulau, fasilitas pengisian daya dan kemampuan daya listrik di kawasan pariwisata turut menjadi perhatian pemerintah. Kementerian Perhubungan optimistis bakal mencapai elektrifikasi kendaraan sebesar 10 persen pada kawasan strategis pariwisata nasional pada 2025, serta elektrifikasi 60 persen pada 2030.
Executive Vice President Transisi Energi dan Keberlanjutan PT PLN (Persero), Kamia Handayani, menimpali, pihaknya ikut mengembangkan ekosistem kendaraan listrik dengan membangun 240 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang terintegrasi dengan electric vehicle digital service (EVDS). "Sudah ada lebih dari 18 ribu transaksi di berbagai SPKLU tersebut," ujarnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo