Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Ekonomi

Berita Tempo Plus

Beralih ke Bus AKAP Berbasis Listrik

Kementerian Perhubungan berencana menggunakan bus listrik sebagai sarana angkutan umum pada jalur Trans Jawa.

15 Desember 2022 | 00.00 WIB

Bus Listrik Transjakarta melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, 12 Juni 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Bus Listrik Transjakarta melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, 12 Juni 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

JAKARTA — Kementerian Perhubungan berencana menggunakan bus listrik sebagai sarana angkutan antar-kota antar-provinsi (AKAP) pada rute jarak pendek Trans Jawa. Rencana itu tercantum dalam National E Mobility Plan yang disusun Kementerian Perhubungan. Penggunaan bus listrik ini sekaligus sebagai upaya mencapai target netralitas karbon (net zero emission) 2060.

“Proyek percontohan angkutan AKAP berbasis listrik akan diimplementasikan pada rute Jakarta-Cirebon, Jakarta-Tegal, Semarang-Yogyakarta, dan Solo-Surabaya,” ucap Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan, Novie Riyanto Rahardjo, dalam acara Tempo Green Economy dan Tempo Financial Award 2022, kemarin.

Namun, dalam pelaksanaannya, masih ada beberapa kendala, seperti kemampuan baterai kendaraan yang masih terbatas. Menurut Novie, jarak tempuh maksimum yang dapat dicapai bus AKAP Trans Jawa dan Trans Sumatera berbasis listrik untuk sekali pengisian hanya 300 kilometer dengan kecepatan 70 kilometer per jam.

“Karena itu, rute-rute yang lebih pendek dari 300 kilometer yang dapat menggunakan bus listrik,” ujar dia.

Merujuk pada dokumen National E Mobility Plan, pada 2030 hingga 2040, ditargetkan sebanyak 25 persen bus AKAP Trans Jawa dan Trans Sumatera serta 50 persen angkutan antarkota sudah menggunakan kendaraan listrik. Selanjutnya, pada 2040, diharapkan teknologi baterai dan pengisian daya listrik sudah optimal sehingga dapat mendukung perjalanan jalan jauh.

"Terakhir, memasuki 2045, seluruh sarana angkutan Trans Jawa dan Trans Sumatera sudah beralih ke kendaraan listrik," kata Novie.

Selain untuk menyokong penggunaan kendaraan listrik antarpulau, fasilitas pengisian daya dan kemampuan daya listrik di kawasan pariwisata turut menjadi perhatian pemerintah. Kementerian Perhubungan optimistis bakal mencapai elektrifikasi kendaraan sebesar 10 persen pada kawasan strategis pariwisata nasional pada 2025, serta elektrifikasi 60 persen pada 2030.

Executive Vice President Transisi Energi dan Keberlanjutan PT PLN (Persero), Kamia Handayani, menimpali, pihaknya ikut mengembangkan ekosistem kendaraan listrik dengan membangun 240 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang terintegrasi dengan electric vehicle digital service (EVDS). "Sudah ada lebih dari 18 ribu transaksi di berbagai SPKLU tersebut," ujarnya.  

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Ghoida Rahmah

Bergabung dengan Tempo sejak Agustus 2015, lulusan Geografi Universitas Indonesia ini merupakan penerima fellowship Banking Journalist Academy batch IV tahun 2016 dan Banking Editor Masterclass batch I tahun 2019. Pernah menjadi juara Harapan 1 Lomba Karya Jurnalistik BPJS Kesehatan di 2016 dan juara 1 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Media Cetak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2021. Menjadi Staf Redaksi di Koran Tempo sejak 2020.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus