Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyebut bahwa alasan dukungan Partai Golkar kepada Prabowo Subianto sebagai Capres 2024 selain karena tujuan yang sejalan juga karena Prabowo dianggap dapat membuat Indonesia lolos dari middle-income trap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pak Prabowo adalah sosok yang tepat supaya Indonesia bisa lolos dari middle income trap,” ujar Airlangga di di Gedung Museum Perumusan Naskah Proklamasi pada Ahad, 13 Agustus 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Middle income trap sendiri adalah kondisi suatu negara yang berhasil mencapai tingkat pendapatan menengah, tetapi tertahan untuk mencapai tingkatan pendapat tertinggi karena negara tersebut tidak dapat bersaing dengan negara berpenghasilan rendah, dari soal sumber daya alam sampai tenaga kerja.
Dilansir dari situs Setkab.go.id, istilah tersebut populer dipakai dalam laporan Bank Dunia pada 2007 berjudul East Asian Renaissance: Ideas for Economic Growth. Selanjutnya, menurut Linda Glawe dalam The Middle-Income Trap: Definitions, Theories and Countries Concerned, middle income trap mengacu pada negara-negara yang pertumbuhan ekonominya pesat dan mencapai status pendapatan menengah tetapi gagal mengatasi perlambatan ekonomi agar setara dengan negara maju. Kondisi tersebut, banyak terjadi di negara yang tidak mampu berpindah dari pendapatan menengah ke pendapatan tinggi.
Bahaya yang paling fundamental dari middle income trap adalah menyebabkan ketidakstabilan ekonomi, bahkan bisa menyebar ke negara lain terutama di asia.
Menurut salah satu laporan dari Bunga Rampai Usaha Pemerintah dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Indonesia di Masa Pandemi berjudul "Indonesia Keluar dari Middle Income Trap: Permasalahan dan Solusi", setidaknya terdapat beberapa permasalahan middle income trap di Indonesia. Berikut beberapa permasalahan middle income trap di Indonesia.
1. Pendapatan Per Kapita yang Rendah
Menurut laporan tersebut, Indonesia berada dalam kelompok negara berpenghasilan rendah dan menengah selama 13 tahun terakhir. Itu menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia sudah lama tidak tumbuh signifikan dan berpeluang masuk ke dalam middle income trap.
2. Skala Industri UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang Relatif Kecil
Laporan tersebut menyatakan bahwa terdapat 13 negara di dunia yang mampu keluar dari permasalahan middle income trap. Indonesia sendiri dianggap terjebak dalam kondisi middle income trap dari tahun 1985. UMKM menjadi faktor yang perlu dikembangkan oleh Indonesia. UMKM sendiri menjadi relatif kecil di Indonesia karena berbagai faktor, dari mulai minimnya modal usaha, kesulitan dalam perizinan, dan kurangnya pemahaman mengenai pemasaran digital.
3. Kualitas Sumber Daya Manusia yang Masih Rendah
Indonesia memiliki Sumber Daya Manusia yang berlimpah tetapi justru menjadi beban pembangunan karena pemanfaatan terhadap SDM masih belum optimal. Kualitas SDM dapat dilihat dari tingkat pendidikan, tingkat produktivitas, dan tingkat kreativitas.
SETKAB | PKNSTAN.AC.ID | ANANDA BINTANG (MAGANG PLUS)
Pilihan editor: Alasan Jokowi Banggakan RI Kembali Menjadi Negara Berpenghasilan Menengah Atas