Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik menyebut 9,89 juta penduduk berusia 15-24 tahun yang dikenal sebagai Gen Z masuk dalam golongan Not Employment, Education, or Training (NEET) alias menganggur. Menurut Sales Director Indonesia Jobstreet by SEEK, Wisnu Dharmawan, sebetulnya peluang dalam pekerjaan antara kandidat dan pemberi kerja itu banyak. Namun, seringkali kualifikasi antara kandidat dan pemberi pekerjaan itu tidak sesuai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Jobstreet by Seek hadir untuk memberikan better match (kecocokan), matching (kecocokan) yang lebih baik antara job opportunity yang ada dengan kandidat yang ada," ujar Wisnu saat membeberkan laporan terbaru Decoding Global Talent 2024: Mobility Trends di kantor Jobstreet by SEEK Indonesia, Jakarta, Selasa, 4 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Wisnu menyarankan agar Gen Z memanfaatkan peluang-peluang dari aplikasi lowongan kerja tersebut. “Ratusan ribu pekerjaan yang tersedia melalui platform Jobstreet by Seek itu yang bisa dimanfaatkan para gen Z untuk mendapatkan pekerjaan,” ungkap Wisnu.
Jika pemanfaatan peluang pekerjaan tersebut bisa dioptimalkan, menurut Wisnu, tentunya dari pihak pemberi kerja pun akan mudah mendapatkan kandidat yang sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan.
Wisnu menegaskan dari hampir 10 juta Gen Z yang menganggur, bukan kemampuannya tidak dibutuhkan perusahaan, melainkan mereka tidak menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka. “Kurang match (cocok) itu artinya tidak ketemu, mereka nyari di sini (pekerjaan) padahal perusahaan juga mencari (kandidat pelamar kerja) di tempat lain dan enggak ketemu,” ujar Wisnu.
Dia menyarankan para pelamar kerja yang menggunakan aplikasi lowongan kerja untuk menuliskan semua latar belakang dan pengalaman yang mereka punya dengan sesuai. Tujuannya, agar semua data terdeteksi AI pada aplikasi tersebut, sehingga memperbesar peluang mendapatkan pekerjaan. “Jadi di situ memang harus ada kualifikasi atau experience (pengalaman). Jangan lupa untuk dituliskan pada profil atau CV,” kata Wisnu.
Wisnu menegaskan pentingnya menulis kemampuan yang kandidat pencari kerja kuasai. Sembari tertawa ringan, Wisnu mengingatkan agar pelamar tidak mengarang atau berbohong dalam menuliskan pengalaman dan kemampuannya.
MOCHAMAD FIRLY FAJRIAN (MAGANG)