Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Peneliti Center of Digital Economy and SMEs Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menanggapi polemik influencer dan artis di TikTok Shop yang dianggap menyebabkan menurunnya omzet pedagang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nailul menjelaskan bahwa sebenarnya posisi influencer dan artis hanya menjalankan pekerjaannya sebagai afiliator atau sales suatu barang. Hal tersebut sah dan lumrah dilakukan, selama tidak menjual barang yang dilarang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ketika ada pekerjaan dari pelaku usaha (produsen atau pedagang), ya mereka akan terima dan itu sah selama tidak jual barang yang dilarang," kata Nailul kepada TEMPO pada Rabu, 20 September 2023.
Menurutnya, para artis dan influencer dibayar sesuai dengan jasa yang mereka lakukan yaitu mempromosikan barang. Pengguna jasa dari para influencer ini biasanya pelaku yang memiliki usaha menengah ke atas.
"Para artis dan influencer pun dibayar atas jasanya. Siapa yang mampu bayar? Ya, pelaku usaha yang mungkin skalanya sudah lumayan. Menengah ke atas lah skala usahanya," terang Nailul.
Sebagai artis dan influencer, wajar saja jika ditonton dan diikuti oleh banyak orang. Hal ini membuat barang yang dijual sangat laku.
"Karena banyak yang nonton live, akhirnya barang yang dijual laku. Ini yang membuat barang dari pelaku UMKM cukup terdampak," tambah Nailul.
Maka, permasalahannya bukan terletak pada influencer atau artis. Tapi, barang apa yang dijual dan berapa harga yang ditawarkan.
Nailul menegaskan, semestinya artis dan influencer lebih mengiklankan produk dalam negeri daripada produk impor. Meskipun, menjual produk impor juga tidak dilarang oleh negara.
"Sebenarnya selama artis atau influencer itu mengiklankan produk dalam negeri, akan saya dukung. Tapi kalau produk impor ya saya tidak dukung, tapi tidak melarang karena ya tidak dilarang oleh negara juga," terang Nailul.
Alih-alih menyalahkan artis dan influencer, Nailul menyampaikan bahwa malah artis dan influencer ini dapat didorong untuk mempromosikan produk-produk UMKM.
"Saya pribadi melihatnya harusnya pemerintah bisa juga kampanye produk dalam negeri melalui artis ini terutama untuk mengiklankan produk UMKM. Bisa melalui program bangga buatan Indonesia," jelas Nailul.
Ia juga menyoroti artis dan influencer yang menjual barang dengan harga lebih murah dan berasal dari luar negeri. Menurutnya, sebenarnya sudah ada peraturan dari platform media sosial yang mengatur hal itu.
"Kalo regulasi tentang impor dan predatory pricing harusnya ada di peraturan platformnya. Mau siapapun yang menjual. Ada disinsentif bagi toko atau user yang menjual barang impor, berupa biaya admin yang lebih tinggi, pajak, dan tidak boleh mendapatkan segala bentuk promo," kata Nailul.
Sebelumnya, isu mengenai pengaruh artis dan influencer dalam menurunnya omzet pedagang mengemuka di publik setelah Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengunjungi Pasar Tanah Abang pada Selasa, 30 September 2023.
Dalam keterangannya, Teten menyebut artis dan influencer yang gencar yang mempromosikan produk impor sebagai salah satu penyebab menurunnya omzet pedagang.
Pilihan Editor: Ramai TikTok Shop di Indonesia, Begini Fakta-Fakta Terbarunya