Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Kementerian Perhubungan sedang menyiapkan kebijakan lalu lintas logistik menjelang Lebaran 2019. “Perlu ada kebijakan soal logistik agar lalu lintas, khususnya di darat, tidak makin menumpuk,” ujar Kepala Badan Pengatur Transportasi Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi Kementerian Perhubungan, Bambang Prihantoro, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, semakin banyaknya proyek penunjang logistik multi-moda, seperti pelabuhan perintis dan kereta api, bisa dijadikan solusi untuk mengalihkan angkutan truk di jalan tol. Selain itu, dengan adanya banyak pilihan moda tersebut, perusahaan logistik tetap bisa memastikan layanan pengantarannya berjalan optimal tanpa harus terganggu oleh larangan truk melintas di jalan tol seperti sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bambang mengatakan pemerintah akan mendorong kanal-kanal baru dan short sea shipping kepada pelaku logistik. Namun dia belum memiliki tanggal pasti pemberlakuan larangan truk logistik melintas di jalan tol. Toh, secara garis besar, dia cukup optimistis arus mudik tahun ini terhindar dari isu macet. Sebab, tol trans Jawa direncanakan bisa dilalui oleh pemudik meski penyelesaiannya belum sempurna. “Tinggal tol layang Cikampek saja, makanya kami upayakan rampung tepat waktu dan bisa dilalui oleh pemudik yang dari Jakarta,” ujar dia.
Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Masita mengatakan imbauan pemerintah cukup bagus. Adanya multi-moda transportasi pengiriman logistik tentunya akan memberi dampak positif bagi sektor logistik, terutama ihwal biaya. “Tapi masalahnya logistik lewat laut belum memadai dan masih mahal,” ujar dia.
Dia mengatakan pelabuhan-pelabuhan perintis yang ada, khususnya di jalur Pantai Utara, jarang yang bisa melayani kontainer besar. Kalaupun bisa dijadikan tempat parkir kapal besar, peralatan bongkar-muatnya kurang memadai. Walhasil, akan ada kerugian di sisi waktu jika menggunakan moda air.
Selain itu, menurut dia, belum tentu pelabuhan perintis sudah mempersiapkan diri untuk melayani limpahan logistik di musim mudik tahun ini. Zaldy mengatakan masih besar kemungkinan pelabuhan perintis malah dioptimalkan untuk melayani penumpang mudik. “Kapal ro-ro ada tidak? Biasanya kan difokuskan ke pelabuhan-pelabuhan penyeberangan,” kata dia.
Ihwal harga, menurut Zaldy, moda laut di Jawa masih lebih mahal ketimbang lewat udara dan darat. Jalur darat di Jawa masih menawarkan keunggulan kecepatan waktu dan jangkauan antaran barang.
Direktur Keuangan dan Perhubungan PT Pos Indonesia, Eddi Santosa, mengatakan dalam jangka menengah pelabuhan perintis akan menjadi target para pelaku logistik. Adanya jalan tol trans Jawa secara otomatis bakal menggairahkan pelabuhan perintis yang ada. “Buat operator pelabuhan juga akan dimanfaatkan dengan baik. Mereka bisa jadi punya banyak solusi, kalau pelabuhan utama di Surabaya penuh bisa dialihkan ke pelabuhan perintis lalu masuk tol,” ujar dia.
Menurut Eddi, moda udara dan darat menggunakan truk masih akan menjadi andalan entitasnya dalam kegiatan operasional. “Ya, meski di udara naik pesat tarifnya, itu tujuannya agar maskapai bisa bikin harga kargo freighter kompetitif.”
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan isu kemacetan relatif berkurang tahun ini dan akan diimbangi dengan penanganan isu keselamatan. Pemerintah akan menggalakkan sistem e-tilang bagi para pengendara yang melintas di jalan tol trans-jawa dan jalur ramai lainnya. “Bagi pemudik tetap kami imbau untuk menggunakan transportasi umum saja untuk semakin mengurangi macet,” ujar dia. FRANCISCA CHRISTY ROSANA | ANDI IBNU
Memperlancar Konektivitas
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo