Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Trans Retail Indonesia memanfaatkan jalur multikanal secara daring maupun luring.
Bisnis e-commerce PT Matahari Putra Prima tumbuh 56,3 persen pada kuartal I 2022.
Kebiasaan belanja online masih diteruskan masyarakat.
JAKARTA – Para pengelola bisnis retail tak mengendurkan penjualan di jalur daring meski aktivitas berbelanja secara fisik oleh masyarakat mulai pulih. Vice President Corporate Communications PT Trans Retail Indonesia, Satria Hamid, mengatakan skema penjualan multikanal alias omnichannel yang digencarkan perusahaan selama masa pandemi justru diperkuat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Permintaan lewat layanan online masih tinggi. Tentu kami kembangkan bersama segmen offline,” ucapnya kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Maret lalu, salah satu unit bisnis terbesar CT Corp—grup usaha konglomerat Chairul Tanjung—itu baru berkongsi dengan PT Bukalapak Tbk untuk mengelola aplikasi belanja daring bernama AlloFresh.
Dengan sokongan 128 pusat retail bermerek Transmart, Transmarket, dan Multimart, Trans Retail bisa memburu konsumen grosir di pasar online bersama Bukalapak, yang sudah menghimpun 100 juta pengguna aktif. Pendanaan awal AlloFresh dari kongsi tersebut berkisar Rp 1 triliun, dengan dominasi kepemilikan saham di Trans Retail Indonesia.
Dengan sokongan 10 ribu pemasok dan 150 ribu lapak barang atau stock keeping unit (SKU), startup logistik itu diklaim bisa mengirim barang dalam durasi di bawah tiga jam. Menurut Satria, perusahaan retail modern menggenjot omnichannel karena arus belanja online tak redup meski mobilitas melonggar. Namun dia memastikan manajemen tak mengabaikan peningkatan kunjungan fisik. “Digitalisasi sudah terjadi, jadi kami tinggal menyesuaikan pola penjualan dengan kebiasaan masyarakat.”
Matahari Department Store di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, 23 Juni 2022. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Sementara itu, lewat keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Chief Executive Officer PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), Elliot Dickson, menyatakan entitasnya akan menggandeng lebih banyak penyedia toko daring pada masa depan. “Kami telah berada di jalur transformasi O2O (online to offline) yang baik dan akan melanjutkan fokus kami untuk menjalankan bisnis retail, baik offline maupun online.”
Pada catatan kuartal I 2022, bisnis e-commerce MPPA tercatat tumbuh 56,3 persen secara tahunan. Volumenya bahkan mewakili 7,3 persen dari total penjualan reguler perusahaan pada tiga bulan pertama tahun ini.
Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, mengatakan skema omnichannel selalu dibutuhkan oleh konsumen pemburu potongan harga. Beberapa barang dan jasa mempunyai kriteria khusus yang hanya bisa dinikmati lewat jalur belanja online.
“Dari segi penjualan, e-commerce masih aktif memberikan diskon untuk bertahan di level pertumbuhan positif,” katanya, kemarin.
Ketua Umum Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA), Bima Laga, membenarkan bahwa masyarakat sudah kembali terbiasa berbelanja langsung. Namun konsumen tak sontak menghapus aplikasi belanja daring yang sudah sering dipakai pada era pandemi. Jalur online, kata dia, masih dipenuhi pembeli.
“Masyarakat sudah nyaman dengan hobi belanja online karena harga lebih murah dan waktu yang fleksibel,” ujar Bima. “Para pengusaha retail juga membuka banyak toko resmi mereka di platform e-commerce.”
YOHANES PASKALIS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo