Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Sritex merombak manajemen dalam RUPSLB pada pekan lalu.
Penjualan Sritex didominasi oleh ekspor yang berkontribusi sebesar 61,5 persen.
Industri tekstil dinilai sedang mengalami tekanan di masa pandemi.
JAKARTA- Transformasi besar-besaran tengah dilakukan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex untuk memperbaiki kinerja perusahaan dan menapaki jalan keluar dari tumpukan utang yang membelit beberapa tahun terakhir. Raksasa tekstil Asia Tenggara tersebut masih berupaya membenahi kondisi keuangannya yang terseok-seok. Hingga September 2022, total liabilitas perusahaan tercatat sebesar US$ 1,6 miliar atau setara dengan Rp 24,66 triliun (asumsi kurs Rp 15.500 per US$).
Sekretaris Perusahaan Sritex, Welly Salam, menuturkan transformasi dilakukan dengan merombak manajemen dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada pekan lalu, yaitu mengubah susunan direksi dan dewan komisaris perseroan. “Salah satunya untuk pelaksanaan penunjukan direktur independen sebagai kesepakatan homologasi atas restrukturisasi yang dilakukan oleh perseroan dengan kreditor,” ujarnya dalam keterangan tertulis, kemarin, 21 Maret 2023.
Adapun homologasi merupakan persetujuan perdamaian antara Sritex dan kreditor untuk menyelesaikan kepailitan. Direktur independen yang ditunjuk oleh perusahaan adalah Regina Lestari Busono, yang dalam proses ini bertanggung jawab untuk menjamin kelangsungan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), serta sebagai penyeimbang dari direktur-direktur terafiliasi lainnya, untuk mengakomodasi baik kepentingan pemegang saham mayoritas, minoritas, maupun publik.
Dari sisi Dewan Komisaris, perusahaan juga mengisi lowongnya jabatan komisaris utama karena wafatnya Susyana Lukminto pada 20 Agustus 2022 lalu. Kini jabatan tersebut diisi oleh eks Direktur Utama SRIL, yaitu Iwan Setiawan Lukminto. Sedangkan posisi Iwan digantikan oleh adiknya, yaitu Iwan Kurniawan Lukminto, yang sebelumnya menjabat wakil direktur utama.
Di kursi komisaris, selain Iwan Setiawan selaku komisaris utama, ada Megawati yang menjabat komisaris dan Liem Konstantinus selaku komisaris independen. Berikutnya di jajaran direksi yang baru, selain Iwan Kurniawan dan Regina Lestari, diduduki oleh Mira Christina Setiady selaku Direktur Operasional, Welly Salam selaku Direktur Keuangan, Supartodi selaku Direktur Umum, Karunakaran Ramamoorthy selaku Direktur Bisnis Benang, Sandeep Kr Gautam selaku Direktur Bisnis Kain, dan Teo Khek Thuan selaku Direktur Bisnis Pakaian Jadi.
“Keputusan para pemegang saham ini diharapkan perseroan dapat memulai transformasi dalam bisnis SRIL dan strateginya untuk mempercepat pemulihan di tengah situasi geopolitik dan makroekonomi yang kurang kondusif di tahun 2023,” ucap Welly.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo