Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Masyarakat Transportasi Indonesia menilai kereta pengumpan menuju kereta cepat perlu ditambah karena kapasitasnya masih sedikit.
Sejak mulai beroperasi pada 17 Oktober 2023, moda angkutan ini sudah melayani 1.028.216 penumpang hingga 25 Desember 2023.
Selain ketersediaan kereta pengumpan yang perlu ditambah, moda transportasi yang terintegrasi lainnya disarankan memiliki kesesuaian waktu dengan kereta cepat Whoosh.
JAKARTA – Sudah dua kali Aprilia menaiki kereta cepat Jakarta-Bandung, Whoosh. Namun perempuan 22 tahun itu memilih tidak menggunakan moda angkutan kereta api pengumpan menuju stasiun kereta cepat. Menurut April, kereta pengumpan (feeder) kurang efisien mendukung perjalanannya. “Harus pindah-pindah angkutan dan menunggunya lama,” katanya, kemarin.
April merupakan warga Kelurahan Ciroyom, Kota Bandung. Untuk menaiki kereta cepat menuju Jakarta, ia harus lebih dulu menempuh perjalanan 10-15 menit menuju stasiun di Bandung, lalu meneruskan perjalanan menuju Padalarang dengan kereta pengumpan. “Kalau naik kereta feeder, harus dua kali berganti angkutan. Akhirnya pilih naik ojek online langsung ke Stasiun Padalarang,” katanya.
Hal yang sama juga ia lakukan saat naik kereta cepat dari Jakarta menuju Bandung. Saat tiba di Padalarang, ia menunggu kereta feeder cukup lama di stasiun. Akhirnya ia memutuskan memesan ojek online untuk pulang langsung ke rumahnya.
Penumpang kereta feeder Whoosh turun di Stasiun Bandung, Jawa Barat, 26 Desember 2023. TEMPO/Prima Mulia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karena merasa kurang efisien naik kereta cepat, April memilih tetap menggunakan jasa travel kendaraan roda empat untuk perjalanan Bandung-Jakarta ataupun sebaliknya. Namun ia mengatakan kereta cepat akan jadi pilihan jika memang tujuan utamanya menuju area di sekitar Stasiun Halim, Jakarta. “Karena nyaman dan cepat juga,” ujarnya.
Keberadaan kereta pengumpan diperlukan untuk menunjang pengoperasian kereta cepat. Sekretaris Forum Transportasi Jalan dan Kereta Api Masyarakat Transportasi Indonesia David Tjahjana mengatakan jumlah kereta feeder perlu ditambah karena kapasitasnya masih sedikit. “Akibatnya, penumpang yang menunggu membuat stasiun penuh. Perlu ditambah agar perjalanan lebih mulus,” katanya kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kereta cepat Whoosh mulai beroperasi pada awal Oktober 2023. Dengan kecepatan hingga 350 kilometer per jam, sepur kilat ini memiliki jalur sepanjang 142,3 km dan melayani empat stasiun, yakni Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar. Untuk meningkatkan konektivitas, kereta ini terkoneksi dengan LRT Jabodebek, Commuter Line Bandung Raya, bus rapid transit, dan taksi. Juga tersedia kereta pengumpan yang bisa digunakan gratis oleh penumpang KCIC.
Kereta pengumpan mulai beroperasi pada 18 Oktober lalu dengan waktu tempuh 19 menit dari Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung atau sebaliknya. Dalam sepekan beroperasi sejak diresmikan, kereta ini telah mengangkut sebanyak 5.473 penumpang.
Berdasarkan data yang dimiliki PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), sejak beroperasi pada 17 Oktober lalu, moda angkutan ini sudah melayani 1.028.216 penumpang hingga 25 Desember lalu. Adapun jumlah penumpang tertinggi yang dilayani dalam satu hari pada perjalanan kereta cepat Whoosh mencapai 21.500 penumpang.
Menurut David, untuk melayani penumpang sebanyak itu, perlu ada peningkatan jumlah layanan integrasi moda angkutan, seperti kereta pengumpan. Koneksi antar-moda angkutan yang lancar memungkinkan masyarakat beralih dari satu jenis transportasi ke jenis lainnya dengan mudah.
Calon penumpang antre untuk menaiki kereta cepat Whoosh di Stasiun Halim, Jakarta, 24 Desember 2023. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Tersedianya koneksi yang baik antara stasiun kereta cepat dan moda transportasi lain, seperti bus atau trem, akan memudahkan akses bagi orang-orang yang tinggal jauh dari stasiun tersebut. Selain ketepatan dan kecepatan, menurut dia, orang akan memilih menggunakan kereta cepat jika ada kemudahan dan efisiensi yang ditawarkan.
Selain ketersediaan kereta pengumpan yang perlu ditambah, menurut David, sebaiknya moda transportasi yang terintegrasi lainnya memiliki kesesuaian waktu dengan kereta cepat Whoosh. Ia mencontohkan, integrasi antar-moda transportasi saat ini sudah tersedia LRT Jabodebek. "Waktu tiba kereta dengan keberangkatan perlu disesuaikan agar penumpang tidak menunggu terlalu lama sehingga manfaat fitur cepatnya benar-benar dirasakan,” katanya.
Jika semua dibenahi, menurut David, akan tercipta pengguna kereta yang loyal, meski KCIC sudah tidak lagi memasang harga promosi pada tahun depan.
Corporate Communication Manager KCIC Emir Monti mengatakan perusahaan berusaha terus mempertahankan tingkat ketepatan waktu yang tinggi. “Ini berkontribusi pada peningkatan produktivitas karena penumpang dapat mengatur jadwal mereka secara efisien, baik untuk pertemuan bisnis, komitmen kerja, maupun aktivitas rekreasi,” katanya.
Selain itu, KCIC akan tetap berusaha meningkatkan volume pelanggan seiring dengan penambahan jumlah perjalanan secara bertahap. Emir mengatakan, sepanjang Desember 2023, perjalanan kereta cepat mencapai 48 perjalanan per hari dari semula hanya 12.
Soal harga tiket, menurut Emir, KCIC akan melakukan penyesuaian. “KCIC menerapkan strategi dynamic pricing dalam penerapan tarif kereta cepat Whoosh,” katanya kepada Tempo, kemarin. Menurut dia, tarif akan dipengaruhi oleh berbagai aspek, seperti jam keberangkatan, jumlah permintaan, dan periode keberangkatan.
Tempo berupaya meminta konfirmasi soal layanan kereta pengumpan ke Vice President Public Relations PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI Joni Martinus. Namun, hingga berita ini diturunkan, Joni tidak merespons pesan dari Tempo. Pada November lalu, KAI menambah sejumlah perjalanan kereta api feeder khusus pada akhir pekan, yakni Jumat, Sabtu, dan Ahad. Tujuannya, selain sebagai langkah antisipatif jika terjadi gangguan di lapangan, mengakomodasi lonjakan jumlah penumpang Whoosh pada akhir pekan.
ILONA ESTERINA | CAESAR AKBAR | ANTARA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo