Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
KAI bersiap menguji persinyalan LRT Jabodebek.
Perangkat kendali otomatis LRT Jabodebek lebih canggih daripada MRT.
Investasi LRT Jabodebek membengkak Rp 2,6 triliun karena waktu pengoperasiannya mundur.
JAKARTA – Pengembang proyek kereta layang ringan atau light rail transit rute Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (LRT Jabodebek) menargetkan pengujian armada dan sistem persinyalan rampung pada pertengahan tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Prasarana LRT Jabodebek Kementerian Perhubungan, Ferdian Suryo Adhi Pramono, mengatakan masih ada empat set LRT yang harus menjalani uji dinamis sarana atau rolling stock dynamic test (RSDT) oleh PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA. "Pengujian berjalan bersamaan dengan persiapan uji integrasi sistem antara kereta dan persinyalan," kata Ferdian kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan lintasan berbentuk U atau U-shape sepanjang 44 kilometer, LRT Jabodebek seharusnya mulai meluncur pada akhir 2021. Rencana ini molor karena terhambat kendala pembebasan lahan. Selain itu, LRT Jabodebek terganjal insiden tabrakan antar-gerbong saat pengujian pada Oktober 2021. PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI harus mengganti empat prosedur operasi standar (SOP) teknis dalam proyek strategis nasional tersebut.
"Banyak aturan baru, dari SOP langsir atau stabling, SOP tes dinamis, SOP tanggap darurat, hingga SOP tes integrasi," tutur Ferdian. Pengujian di titik kecelakaan sempat terhenti dan INKA harus memperbaiki kereta yang rusak.
Menurut Ferdian, bila uji sarana dan persinyalan rampung, KAI segera menguji kembali dan mengoperasikan LRT Jabodebek. Uji jalan tanpa penumpang atau trial run akan berlangsung pada Juni mendatang. Fase itu merupakan persiapan akhir menuju peluncuran komersial pada 17 Agustus mendatang.
Rangkaian kereta light rail transit (LRT) di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, 26 Januari 2022. ANTARA/Rivan Awal Lingga
Executive Vice President (EVP) LRT Jabodebek KAI, Mochamad Purnomosidi, mengatakan LRT berkapasitas 740 penumpang sekali angkut itu sudah sampai ke tahap pengujian perangkat kendali otomatis atau grade of automation (GoA) level 3. Purnomo mengklaim teknologi non-masinis ini setingkat lebih canggih daripada perangkat moda raya terpadu atau MRT Jakarta. "Pada awal Maret, semua train set sudah bisa disimpan di depo," ujar dia.
Purnomo sebelumnya menyatakan sistem GoA 3 belum bisa dioperasikan secara menyeluruh pada masa peluncuran komersial. Sistem otomatis itu baru bisa diaktifkan 100 persen jika pembangunan depo utama di Bekasi Timur selesai. Pembangunan pusat kendali utama LRT Jabodebek itu termasuk bagian yang terganjal urusan lahan. "Tapi kalau menunggu depo selesai, tidak akan berjalan," kata dia.
Purnomo memastikan pengoperasian manual saat peluncuran nanti hanya untuk perjalanan kereta menuju depo utama. Adapun pengoperasian di jalur layanan utama sudah memakai sistem GoA 3. Hingga pekan kedua Januari 2022, KAI mengklaim sudah merampungkan 78,7 persen proyek LRT Jabodebek.
Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo, mengatakan investasi proyek LRT membengkak hingga Rp 2,6 triliun karena waktu pengoperasiannya mundur. Menurut dia, pandemi Covid-19 menimbulkan tambahan biaya proyek pra-operasi, biaya interest during construction (IDC), dan beberapa biaya krusial lainnya. Dari hitungan KAI hingga akhir tahun lalu, kebutuhan investasi LRT Jabodebek menembus Rp 32,5 triliun. Menurut Didiek, tambahan biaya itu akan dipenuhi dari penyertaan modal negara (PMN). "Dalam aturan dikatakan bahwa proyek LRT dapat memperoleh dukungan pemerintah," ucap dia.
Kepala Center of Food, Energy, and Sustainable Development Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abra Talattov, mendesak pemerintah meninjau ulang seluruh tahapan uji coba LRT Jabodebek. "Harus diperiksa semua, terutama jika ada potensi tambahan biaya lagi," kata dia.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | YOHANES PASKALIS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo