Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Ganti Kompor Menekan Subsidi

Pemerintah mempercepat transisi dari kompor gas elpiji ke kompor listrik setelah harga gas melejit. Jalan tengah mendorong pemakaian listrik PLN.  

6 Agustus 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • PLN berupaya mempercepat migrasi kompor elpiji ke kompor induksi.

  • Program konversi kompor induksi membidik 300 ribu konsumen tahun ini.

  • Migrasi kompor induksi menjadi upaya untuk menekan subsidi elpiji.

GUSTI Ayu Anom Ernawati masih tampak kagok menggunakan kompor listrik baru di dapurnya. Saat Tempo berkunjung ke rumahnya di Banjar Ceramcam, Kelurahan Kasiman, Denpasar, pada Kamis, 4 Agustus lalu, Ayu Anom tengah mencoba-coba kompor induksi dua tungku bertenaga listrik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia tampak kaget saat muncul percikan api sesaat setelah steker sambungan kabel kompor dimasukkan ke stopkontak listrik rumahnya. “Baru dua minggu pakai kompor ini,” kata Ayu Anom, yang sebelumnya memakai kompor gas elpiji bersubsidi kemasan tabung 3 kilogram.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain Ayu Anom, ada sepuluh warga Banjar Ceramcam yang menerima kompor induksi gratis dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Pemberian ini adalah bagian dari proyek percontohan atau pilot project program migrasi kompor elpiji ke kompor induksi.

Bagi Ayu Anom, memasak tanpa api dengan kompor induksi menjadi pengalaman tersendiri. Di luar dugaan, ucap dia, daya listrik di rumahnya yang berkapasitas 900 volt-ampere (VA) cukup untuk menyalakan kompor bertenaga listrik. “Memasak jadi lebih cepat dan tidak muncul api, jadi tidak khawatir kebakaran,” ujarnya.

Gusti Ayu Anom Ernawati sedang memasak menggunakan kompor induksi listrik gratis dari Perusahaan Listrik Negara di dapurnya , Denpasar, Bali, 4 Agustus 2022. TEMPO/ Made Argawa

Sedangkan Jero Kusumawati, pedagang di Pantai Mertasari, Sanur, Bali, memakai kompor induksi untuk menjerang air saat pembeli memesan kopi atau mi instan. Selain menerima kompor, Kusumawati mendapat alat masak seperti panci dan penggorengan. “Ada enam. Semuanya gratis,” perempuan 63 tahun itu menuturkan. Selama dua pekan menggunakan kompor baru, dia hanya membayar listrik Rp 10 ribu. Selain Kusumawati, sejumlah pedagang kecil di kawasan Pantai Mertasari mendapat paket serupa.

Program penyediaan kompor induksi menyasar 1.000 warga di Bali dan 1.000 lainnya di Solo, Jawa Tengah. PLN memilih kedua daerah tersebut sebagai tempat proyek percontohan karena menjadi lokasi pertemuan petinggi negara-negara G20 yang tengah membahas transisi dari energi fosil ke energi hijau. “Pilot project sudah rampung pada 31 Juli lalu dan sekarang memasuki tahap evaluasi,” kata juru bicara PLN, Gregorius Adi Trianto, pada Rabu, 3 Agustus lalu.

Migrasi dari kompor elpiji ke kompor induksi menjadi agenda prioritas Presiden Joko Widodo tahun ini. Dalam rapat kabinet pada 18 Juli lalu, Jokowi mendorong penggunaan kompor induksi demi menekan konsumsi gas yang sebagian besar masih diimpor dan harganya kian melangit.

Pekerja tengah menata Gas Elpiji 3 Kg kosong pada sebuah agen kawasan Pasar Rebo, Jakarta, 12 April 2022 TEMPO/Tony Hartawan

Pemerintah rupanya kerepotan menjaga harga elpiji 3 kilogram di tengah lonjakan harga minyak dan gas global. Saat ini harga elpiji bersubsidi itu berkisar Rp 21 ribu per tabung atau Rp 7.000 per kilogram, jauh lebih murah daripada elpiji nonsubsidi yang harganya Rp 17 ribu per kilogram. Artinya, pemerintah memberi subsidi Rp 10 ribu per kilogram.

Di pasar internasional, Saudi Aramco—produsen elpiji terbesar dunia—menetapkan harga kontrak berjangka bahan baku gas propana dan butana senilai US$ 665 per metrik ton untuk pengiriman September 2022. Harga propana naik US$ 5 dan butana naik US$ 10 jika dibandingkan dengan kontrak Agustus. Pada April lalu, harga propana sempat menyentuh US$ 940 per metrik ton dan butana US$ 960. Angka ini tiga kali lipat harga elpiji dalam asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2022 yang dipatok US$ 379 per metrik ton.

PLN melakukan sosialisasi manfaat dan penggunaan kompor Induksi kepada perangkat kelurahan dan perwakilan warga di Surakarta, 5 Juli 2022. (foto: Dok. PLN Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menghitung subsidi elpiji bisa menembus Rp 127 triliun jika harga minyak mentah berada di atas level US$ 100 per barel. Lonjakan kebutuhan dana untuk mengimpor elpiji ini dikhawatirkan akan menggerus devisa negara.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan program migrasi kompor elpiji ke kompor induksi sekaligus memberi solusi atas masalah kelebihan pasokan listrik PLN. Sejak pandemi Covid-19 melanda hingga berujung pembatasan aktivitas industri, PLN mengalami kelebihan pasokan listrik lebih dari 50 persen.

Salah satu cara mengatasi masalah ini, tutur Arifin, adalah menciptakan permintaan baru untuk menyerap listrik PLN. Kompor induksi, bila digunakan secara masif, akan meningkatkan konsumsi listrik hingga 7 gigawatt jika digunakan oleh 35 juta rumah tangga.

Selain menyelamatkan anggaran subsidi dan kinerja PLN, dengan program ini pemerintah optimistis akan menghemat devisa dalam jumlah besar. “Sekaligus mendorong industri lokal yang menyerap tenaga kerja karena kompor induksi bisa dibuat di dalam negeri,” tutur Arifin kepada Tempo.

Menurut Arifin, pemerintah akan menggeber program konversi ke kompor induksi menggunakan APBN. Sebanyak 35 juta pengguna kompor elpiji bersubsidi akan menjalani migrasi secara bertahap. Dia menghitung harga kompor dan peralatan masak serta biaya instalasi sebesar Rp 2 juta per paket. Kebutuhan anggarannya mencapai Rp 70 triliun. “Program ini menjadi solusi atas masalah subsidi dan impor elpiji, sekaligus mengatasi surplus listrik PLN," ujarnya.

•••

PENYEDIAAN kompor induksi dipercepat setelah muncul perintah Presiden Joko Widodo pada 16 November 2021. Menurut Executive Vice President Pemasaran dan Pengembangan Produk PLN Hikmat Drajat, saat itu Jokowi mengumpulkan komisaris dan direksi PLN serta PT Pertamina (Persero) di Istana Kepresidenan, Jakarta. Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir turut hadir.

Dalam pertemuan itu, Jokowi mengeluhkan besarnya impor minyak. Hal ini menyebabkan neraca pembayaran dan nilai tukar rupiah tergerus karena setiap bulan Pertamina harus membeli dolar di pasar dalam jumlah besar.

Setelah perintah transisi ke kompor induksi muncul, Hikmat menjelaskan, PLN menyiapkan rencana kerja, pilot project, solusi teknologi, juga proses digitalisasi. Digitalisasi, kata dia, dirancang agar pemerintah memperoleh data yang akurat tentang rumah tangga penerima kompor gratis dan listrik murah untuk memasak. “Sehingga dapat dipisahkan berapa listrik yang disubsidi pemerintah dan berapa yang harus dibayar pelanggan. Ini solusi tepat sasaran untuk program subsidi energi,” ucapnya.

Hikmat mengatakan PLN juga mengurus instalasi listrik khusus untuk memasak, termasuk dengan mengganti pembatas daya atau miniature circuit breaker. Proyek percontohan ini menelan biaya Rp 4 miliar. PLN juga membuat teknologi baru. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan PLN merancang kompor induksi yang dilengkapi alat ukur pemakaian listrik. Alat ini dapat diakses dan dibaca menggunakan perangkat telepon seluler.

 

Bukan kali ini saja PLN mengkampanyekan kompor induksi. Pada 27 Oktober 2020, PLN meluncurkan Gerakan Konversi Satu Juta Kompor Elpiji ke Kompor Induksi. Zulkifli Zaini, yang saat itu menjabat Direktur Utama PLN, meluncurkan program tersebut dalam rangkaian peringatan Hari Listrik Nasional ke-75, saat penurunan permintaan listrik mulai terasa.

Tapi, berbeda dengan pilot project kali ini, menurut Hikmat, migrasi kompor induksi dua tahun lalu menyasar pelanggan nonsubsidi. Karena itu, PLN menyatukan penyediaan kompor induksi dengan paket diskon tambah daya. Misalnya, saat pelanggan sambungan listrik 2.200 VA membeli kompor induksi dengan konsumsi daya 2.000 watt, ia harus menambah kapasitas menjadi 4.400 VA. PLN memberi diskon biaya tambah daya menjadi hanya Rp 150 ribu.

Saat itu Kementerian ESDM menghitung, jika pelanggan listrik rumah tangga 1.300 VA ke atas yang jumlahnya sekitar 16,98 juta memakai kompor induksi, akan diperoleh pengurangan subsidi elpiji Rp 81,7 triliun dalam lima tahun. Tapi, setelah hampir dua tahun berjalan, proyek ini hanya menyentuh 300 ribu konsumen.

Karena itu, PLN memperluas cakupan program migrasi kompor induksi kepada pelanggan listrik rumah tangga skala kecil dan pedagang atau pelaku usaha mikro yang memakai elpiji bersubsidi. PLN mengklaim ongkos penggunaan kompor induksi lebih murah daripada biaya elpiji. Hasil uji coba menunjukkan, untuk memasak 1 liter air menggunakan kompor induksi, hanya diperlukan biaya Rp 158. Sedangkan biaya kompor elpiji nonsubsidi bisa lebih dari Rp 176.

Setelah pilot project rampung, Hikmat melanjutkan, PLN akan mengkonversi 300 ribu kompor elpiji paling lambat akhir tahun ini. Sasarannya berada di Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera, dan provinsi lain. “Kami akan membuat kluster untuk memudahkan penghentian pasokan elpiji bersubsidi,” tutur Hikmat.

Di Bali, program lanjutan berlangsung di empat kabupaten, yakni Badung, Tabanan, Singaraja, dan Gianyar. Program ini menyasar 10 ribu pelanggan rumah tangga skala kecil, mengacu pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial. Menurut Hikmat, proyek percontohan ini bisa menjadi model untuk migrasi kompor elpiji dengan skala yang lebih besar, yang membidik 6 juta pengguna dalam setahun.

Untuk mengedukasi konsumen, PLN menggelar sosialisasi bekerja sama dengan Universitas Udayana di Bali dan Universitas Sebelas Maret di Solo. Edukasi ini penting bagi warga seperti I Wayan Surpa. Penjual pulsa di Jalan Turi, Kesiman, Denpasar, ini masih bingung menggunakan kompor yang ia dapatkan. Dia mengakui listrik di rumahnya sempat mati karena tak kuat untuk menyalakan kompor induksi. Wayan Surpa menghitung setidaknya lima kali listrik di rumahnya mati ketika ia menghidupkan kompor listrik. “Apalagi kalau AC (penyejuk udara) dan peralatan listrik lain menyala.”

MADE ARGAWA (BALI)
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Retno Sulistyowati

Retno Sulistyowati

Alumnus Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Bergabung dengan Tempo pada 2001 dengan meliput topik ekonomi, khususnya energi. Menjuarai pelbagai lomba penulisan artikel. Liputannya yang berdampak pada perubahan skema impor daging adalah investigasi "daging berjanggut" di Kementerian Pertanian.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus