Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Membuka Diri dengan Jalur Vaksinasi

Singapura ada kemungkinan menjadi negara pertama yang menjalankan skema jalur vaksinasi dengan Indonesia.

18 November 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Pemerintah akan membuka jalur perjalanan untuk warga asing yang sudah menjalani vaksinasi lengkap.

  • Daerah dengan tingkat vaksinasi rendah membutuhkan mitigasi yang ketat.

  • Epidemiolog menyarankan pelonggaran prosedur untuk pendatang asing secara bertahap.

JAKARTA – Indonesia bersiap membuka jalur perjalanan untuk warga negara asing yang sudah menjalani vaksinasi lengkap atau Vaccinated Travel Lanes (VTL). Melalui "jalur vaksinasi" ini, para pelancong bisa masuk ke dalam negeri tanpa menjalani proses karantina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menyatakan VTL akan dijalankan dengan prinsip bertahap, berjenjang, dan berkelanjutan. Salah satunya dengan membatasi jumlah pelancong yang bisa masuk serta menentukan destinasi yang bisa dikunjungi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Wiku, program VTL bisa berjalan jika negara tujuan dan negara asal sudah menjalankan program vaksinasi. Vaksinasi, kata dia, penting untuk memastikan keamanan orang dari negara tersebut dari potensi menularkan Covid-19. "Daerah yang boleh dikunjungi akan memiliki cakupan vaksinasi yang sama," kata dia, kemarin.

Wiku mengatakan vaksinasi lengkap hingga 70 persen dari populasi menjadi syarat bagi daerah yang akan menjalankan VTL. Daerah dengan tingkat vaksinasi rendah, kata dia, membutuhkan mitigasi yang ketat. Karena itu, pemerintah menyusun skema pengawasan selama program VTL berjalan. "Bila ada kasus positif, bisa dengan cara random check testing atau pencatatan rutin terhadap kasus."

Wisatawan asing menikmati sore di Pantai Echo, Canggu, Bali, 9 November 2021. TEMPO/Nita Dian

Singapura ada kemungkinan menjadi negara pertama yang menjalankan skema VTL dengan Indonesia. Pertemuan menteri luar negeri kedua negara tersebut pada Selasa lalu membahas pelaksanaan VTL unilateral yang diberikan Singapura kepada pelaku perjalanan dari Indonesia serta VTL secara bilateral.

Untuk perjalanan VTL unilateral, akses dibuka dari Jakarta ke Singapura dengan penerbangan tertentu. "Menteri Luar Negeri Singapura menyampaikan bahwa pemberlakuan VTL unilateral oleh Singapura, antara lain, didasarkan pada kepercayaan terhadap sistem, terus membaiknya situasi Covid-19 di Indonesia, serta semakin tingginya tingkat vaksinasi," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

VTL unilateral Singapura mulai berlaku pada 29 November 2021. Setiap hari, Singapura memberikan kuota untuk 10 ribu pendatang dari semua negara dengan skema VTL. Di luar skema VTL, Indonesia membahas jalur travel bubble atau perjalanan aman pada masa pandemi dengan Singapura. Salah satu lokasi yang disiapkan adalah Bintan, Kepulauan Riau. Nantinya kedua wilayah ini bisa diakses pelancong menggunakan kapal laut.

Selain dengan Singapura, Indonesia berencana membuka VTL dengan Malaysia. Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Dato Sri Ismail Sabri Yaakob sepakat membuat dua rute perjalanan, yaitu Kuala Lumpur-Jakarta dan Kuala Lumpur-Bali. "Untuk mendukung pemulihan ekonomi, kami sepakat membuat travel corridor arrangement yang secara bertahap dibuka satu per satu," kata Jokowi.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pengkajian VTL masih berlangsung. "Pemerintah terus mengawasi tingkat kasus Covid-19 di berbagai negara," kata dia. Di Indonesia, kata dia, penanganan Covid-19 sudah lebih baik dibandingkan dengan sejumlah negara. Pada 14 November lalu, Indonesia hanya mencatatkan satu kasus per 100 ribu penduduk. Sementara itu, Thailand memiliki 89 kasus, Singapura 454 kasus, dan Malaysia 127 kasus masing-masing per 100 ribu penduduk.

Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, menyatakan banyak negara akhirnya membuka diri di tengah ancaman pandemi demi pemulihan ekonomi. Di tengah kondisi ini, kata dia, pengawasan terhadap pelaku perjalanan internasional, termasuk turis asing, menjadi sangat penting untuk mencegah penularan Covid-19.

Dicky mengatakan, untuk mencegah risiko besar penyebaran virus, daerah asal dan tujuan yang dibuka harus memiliki tingkat vaksinasi yang sama. Idealnya, kata dia, tingkat vaksinasi dosis kedua di tempat asal dan negara tujuan sudah di atas 70. "Indikator lainnya adalah level transmisi Covid-19 di negara itu ada di level I dan II, sesuai dengan kriteria dari World Health Organization," kata dia.

Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Iwan Ariawan, mengatakan pelonggaran prosedur untuk pendatang asing harus dilakukan secara bertahap dan mengacu pada data. Indonesia sudah memperpendek masa karantina, dari lima hari menjadi tiga hari, setelah beberapa penelitian menemukan bahwa risiko penularan Covid-19 cukup rendah.

"Nanti, setelah memiliki data hasil kebijakan karantina tiga hari, kita bisa memperpendek masa karantina atau bahkan tanpa karantina untuk pendatang dari luar negeri yang sudah mendapat vaksinasi lengkap. Itu pun jika datanya menunjukkan risiko penularannya rendah," kata dia.

VINDRY FLORENTIN | ANT
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus